Kondisi Memprihatinkan Dokter Peneliti Obat Virus Corona, Akibat Bekerja Lebih dari 12 Jam Non-Stop

Begini Kondisi Memprihatinkan Dokter Peneliti Obat Virus Corona, Akibat Bekerja Lebih dari 12 Jam Non-Stop.

Kolase SHUTTERSTOCK dan Oriental Daily
Ilustrasi: Kondisi Memprihatinkan Dokter Peneliti Obat Virus Corona, Akibat Bekerja Lebih dari 12 Jam Non-Stop 

SURYA.co.id - Beredar sebuah foto yang menunjukkan kondisi miris dialami dokter yang meneliti obat virus corona.

Karena rasa tanggung jawabnya yang begitu besar, dokter peneliti obat virus corona bekerja itu ekstra keras sampai jam 3 pagi.

Akibatnya, tangannya tampak lecet dan membengkak karena harus bekerja di laboratorium lebih dari 12 jam non-stop.

Kondisi dokter tersebut sama mirisnya dengan petugas medis yang menangani pasien virus corona.

Mereka juga ikut bekerja keras untuk merawat pasien yang terus membludak.

Dalam foto-foto yang beredar, tangan mereka tampak keriput dan wajahnya meninggalkan bekas masker.

Update terakhir menunjukkan bahwa sudah ada lebih dari 31 ribu kasus infeksi virus corona yang terjadi hingga Jumat (7/2/2020) ini.

Angka kematian yang disebabkan oleh infeksi virus corona ini juga bertambah menjadi total 638 jiwa.

Hal inilah yang membuat para peneliti berusaha keras agar segera menemukan obat virus corona.

Melansir dari Tribunnews dalam artikel 'FOTO Tangan Dokter Bengkak & Merah, Teliti Virus Corona Selama 12 Jam Sehari, Jam 3 Pagi Masih Kerja', baru-baru ini viral foto tangan seorang dokter tampak memerah.

Dokter tersebut bertugas di laboratorium untuk mencari obat wabah virus corona.

Si dokter berbagi kondisi tangannya yang meradang setelah lebih dari 12 jam sehari bekerja di lab.

Mengutip dari Oriental Daily, dokter yang bernama Chen Jun tersebut merupakan wakil direktur departemen laboratorium di RS Paru Wuhan.

Ia telah bekerja selama 19 tahun di rumah sakit itu.

Biasanya, Chen dan tim melakukan uji selama dua kali sehari.

Akan tetapi satu tes asam nukleat virus butuh waktu sekitar 6 jam.

Akibatnya, Chen harus bekerja selama 12 jam.

Tak jarang ia bekerja hingga pukul 2-3 pagi waktu setempat.

Chen menceritakan, pada awal Januari, 27 anggota laboratorium dikirim untuk membantu pengecekan.

Dalam satu hari, mereka harus memeriksa 100-300 sampel virus.

Chen Jun ternyata menderita polio yang membuatnya butuh waktu lama untuk menyelesaikan tugas dibanding orang kebanyakan, meskipun kemampuan bergeraknya tak terpengaruh.

Untuk melakukan pemeriksaan, butuh 10 langkah dalam setiap tes guna mengekstrak virus.

Hal itu membuat kelelahan, sementara ia harus tetap fokus selama proses.

"Aku tidak bisa tersentak, karena masih ada begitu banyak orang menunggu hasil ini, dan aku harus tetap bertahan," katanya.

Karena berhubungan langsung dengan virus, Chen dan petugas lain harus mengenakan peralatan pelindung seperti kacamata, pakaian pelindung dan sarung tangan saat bekerja.

Durasi kerja yang lama membuat kedua tangan Chen berkeringat hingga menyebabkan iritasi karena berada dalam area yang kedap udara.

Hal ini membuat Chen Jun mengalami eritema atau kemerahan besar di tangan.

Para dokter tersebut hanya memiliki waktu yang singkat untuk mengobati tangannya dan kemudian kembali bekerja.

Berikut fotonya:

Kondisi Tangan Dokter Peneliti Obat Virus Corona
Kondisi Tangan Dokter Peneliti Obat Virus Corona (Oriental Daily)

Sebelumnya, kondisi tak kalah miris juga dialami petugas medis yang merawat pasien virus corona.

Beredar penampakan tangan dan wajah petugas medis di China yang terus menerus menangani pasien virus corona.

Karena membeludaknya pasien virus corona, petugas medis sampai kewalahan hingga bekerja ekstra keras sampai tangan mereka keriput.

Tak hanya itu, mereka pun diharuskan untuk mengenakan masker setiap saat sampai meninggalkan bekas di wajah mereka.

Jumlah pasien virus corona yang terus meningkat membuar petugas medis harus bekerja ekstra keras untuk memberi penanganan terbaik.

Bahkan petugas medis di kota-kota tertentu di China tidak mendapatkan istirahat yang cukup karena harus bekerja.

Hal ini pun banyak menerima perhatian warganet, terlebih lagi setelah beredarnya potret kondisi tangan dan wajah petugas medis di sana.

Dari foto-foto yang beredar melalui medisa sosial, tampak jari-jari petugas medis sampai keriput, bahkan beberapa luka-luka.

Hal ini diketahui melalui akun Twitter resmi China Global Television Network atau CGTN, @CGTNOfficial pada (2/2/2020).

"Pictures of nurses' hands shriveled and scarred after days of fighting the #coronavirus on the front lines are going viral on social media." tulis @CGTNOfficial.

(Foto tangan perawat yang keriput dan terluka setelah bertarung melawan corona virus berhari-hari viral di media sosial).

Berikut foto-fotonya:

foto tangan petugas medis tampak keriput
foto tangan petugas medis tampak keriput (@CGTNofficial)
Tangan petugas medis terluka
Tangan petugas medis terluka (@CGTNOffiicial)
z
Tangan petugas medis terluka (@CGTNOffiicial)

Tak sampai di situ, akun Twitter yang sama juga menampilkan foto wajah perawat yang telah menggunakan masker selama berhari-hari.

Hasilnya terdapat bekas masker di wajah perawat wanita tersebut.

Akibat hal ini, sejumlah selebriti dan ribuan warga China diketahui memberikan dukungan mereka melalui media sosial Weibo.

Bahkan tagar #WeGotYourBack (Kami Mendukungmu) menjadi trend di media sosial tersebut.

Berikut fotonya:

Bekas di wajah petugas media akibat terlalu lama memakai masker
Bekas di wajah petugas media akibat terlalu lama memakai masker (@CGTNofficial)

Pengorbanan petugas medis dalam menangani pasien virus corona tak hanya sampai di situ.

Bahkan mereka dikabarkan sampai harus menggunakan popok sekali pakai karena tak sempat ke toilet.

Terlebih para petugas medis tersebut mengenakan pakaian khusus agar tak mudah terkontaminasi virus corona dari para pasien.

Mengenakan popok juga bisa mengurangi resiko pakaian pelindung mereka robek karena sering dilepas hanya untuk buang air kecil atau buang air besar.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved