Berita Bondowoso
Kincir Angin Pembangkit Listrik Asal Jerman, Jadi Pilot Project Pertama di Jawa Timur
Pembangkit listrik tersebut merupakan energi terbarukan yang bisa lebih efisien dibandingkan menggunakan batu bara.
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id | SURABAYA - Pembangkit listrik tenaga bayu (angin) masih sangat jarang digunakan.
Padahal, pembangkit listrik tersebut merupakan energi terbarukan yang bisa lebih efisien dibandingkan menggunakan batu bara.
Setelah sukses memasang 30 titik di Sidrap, Sulawesi Selatan dan 20 titik di Jenepontoh, Sulawesi Selatan, kali ini PT Indah Karya membuat sebuah pilot project kincir angin pembangkit listrik tenaga bayu di Jawa, tepatnya di sebuah industri kayu, Bondowoso, Jawa Timur.
Juniar Purnomo Kusuma, Project Manager PT Indah Karya menyebut jika kincir angin ini merupakan energi terbarukan yang dapat memenuhi kebutuhan listrik baik industri maupun rumahan.
Terlebih, satu kincir angin saja sudah mampu menghasilkan energi listrik sebesar 800 Kwh.
"Sejalan dengan program pemerintah tentang energi listrik terbarukan, kami mencoba mengambil peran untuk dapat merealisasikan energi listrik yang dihasilkan dari tenaga bayu (angin) ini. Yang pasti sesuai penelitian Enercon sendiri energi ini cukup efisien dan ramah lingkungan. Untuk energi yang dihasilkan dari satu tower kincir angin saja mampu menghasilkan 800 Kwh yang sudah cukup memenuhi kebutuhan listrik perkapita rata-rata kebutuhan. Jadi cocok untuk industri maupun rumahan," kata Juniar, Rabu (29/1/2020).
Kincir angin dengan tinggi mencapai 65 meter tersebut didatangkan dari Jerman secara langsung.
Mekanisme kerja pembangkit listrik tenaga angin itu mengalirkan energi putar kincir angin ke generator lalu menyimpannya pada baterai.
"Kalau ini bisa pagi siang atau malam. Beda sama solar cell yang hanya bisa digunakan jika ada matahari. Sedangkan selama ada angin, kincir ini bisa difungsikan," tandasnya.