Berita Madiun

Pemuda Madiun Bikin Sedotan Bambu Ramah Lingkungan, Kini Diekspor ke Australia dan Korea

Ia memberanikan diri untuk membuka usaha sedotan yang terbuat dari bambu, dengan modal Rp 90 juta, pinjaman dari keluarganya.

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/rahadian bagus priambodo
Fahmi Ali (25) pengusaha sedotan bambu Sapu Jagat asal Dusun Pacar, Desa Kebonsari, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. 

Dia mengatakan, di luar negeri, sedotan bambu miliknya dipasarkan dengan harga 1 dolar AS per batangnya.

Selain diekspor, Fahmi juga melayani pasar lokal.

Untuk harga retaik sepaket berisi tiga sedotan, wadah, sikat pembersih, dijual Rp 10 ribu.

Sedangkan jika ditambahi grafir nama, ditambah Rp 10 ribu.

"Kalau grosir kami jual per batangnya Rp 1.500, tapi minimal pembelian 2.000 batang," pungkasnya.

Proses pembuatan sedotan bambu tidaklah rumit.

Yang pertama, bahan baku disortir, dipilih bambu yang lurus dan tidak cacat, kemudian dijemur hingga kecoklatan.

Setelah itu, dipotong-potong dengan ukuran panjang sekitar 22 cm.

Selanjutnya, potongan bambu itu direbus dalam air mendidih yang sudah dicampur dengan daun sirih.

Fungsi daun sirih dalam hal ini adalah untuk menghilangkan bakteri dan kotoran yang menempel di bambu.

Setelah itu, potongan bambu dibilas menggunakan air bersih, lalu dijemur.

Setelah kering, pada kedua ujung dan lubang dihaluskan agar halus dan saat dipakai tidak melukai bibir pengguna.

Selain ramah lingkungan karena mudah terurai, sedotan bambu juga memiliki serat yang dapat menyaring kotoran air minum.

Sedotan bambu, juga bisa digunakan berkali-kali, hanya tinggal dicuci.

"Semakin lama dipakai, justru semakin kelihatan bagus. Bambunya akan menjadi keras dan kuat," katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved