Temuan Bayi di Bawah Jembatan Angker Bongkar Perselingkuhan Paman & Keponakan, Keluarga Tak Tahu
Perselingkuhan antara paman dan keponakan berujung miris. Hubungan terlarang paman dan keponakan ini membuahkan seorang bayi mungil.
SURYA.CO.ID - Perselingkuhan antara paman dan keponakan berujung miris.
Hubungan terlarang paman dan keponakan ini membuahkan seorang bayi mungil.
Ironisnya, bayi hasil perselingkuhan itu malah dibuang di bawah jembatan.
Namun, temuan bayi di bawah jembatan ini yang menguak hubungan terlarang paman dan keponakan yang selama ini ditutup rapat.
Dikutip dari kompas.com (grup surya.co.id), hubungan antaraSA (50) warga Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan dan keponakannya sendiri, SI (18) itu tidak diketahui keluarganya.
Kasus ini terungkap, setelah polisi melakukan penyelidikan atas temuan sosok bayi di Jembatan Raoa, Kajang, Kamis (23/1/2020).
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bulukumba AKP Berry Juana Putra yang dikonfirmasi, Jumat (24/1/2020) mengatakan, kasus perselingkuhan itu terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan atas temuan sosok bayi di jembatan Raoa, Kajang.
“Tidak ingin hubungan gelapnya diketahui warga, pasangan selingkuh itu lalu membuang bayi tersebut ke Jembatan Raoa, Kajang beberapa jam setelah melahirkan di rumahnya di Belleangin, Desa Possi Tanah, Kecamatan Kajang, Selasa (21/1/2020) dini hari,” ungkap Berry.
Berry menjelaskan, bayi tersebut ditemukan warga di bawah Jembatan Raoa yang dikenal angker terbungkus kantong kresek.
Bayi tersebut ditemukan masih dalam kondisi hidup dan kini telah dirawat di RSUD Sulthan Dg Radja, Bulukumba.
“SA dan SI memang tinggal serumah. Istri SA bersaudara dengan ibu SI. SA dan SI kita sudah amankan dan masih terus menjalani pemeriksaan. Kasus ini sementara kami gelar untuk penetapan status keduanya,” kata Berry.
Paman Dibunuh Keponakan

Tragedi yang melibatkan paman dan keponakan juga terjadi di Kabupaten Lumajang, Rabu (22/1/2020).
Juma'adi (41), warga Dusun Gentengan Desa Condro Kecamatan Pasirian, Lumajang tewas di tangan keponakannya, M Zainul Arifin (31).
Pembunuhan itu dipicu masalah lama di antara dua keluarga.
Peristiwa berdarah yang terjadi pada Rabu (22/1/2020) pukul 08.30 itu berawal saat Juma'adi meminta motor kepada sang kakak Adi (55).
Adi adalah orangtua pelaku, Zainul
Selama ini Juma'adi tinggal bersama kakaknya tersebut.
Mendapatkan permintaan itu, Adi menolaknya hingga sang adik marah.
Dari informasi yang dihimpun Surya, Juma'adi lantas mengambil sebilah celurit.
Melihat adiknya membaw celurit, Adi lari menjauhinya.
Sang adik mengejar, sampai Adi terjatuh.
Juma'adi menduduki tubuh Adi.

Ketika itulah, Zainul melihat ayahnya diduduki Juma'adi yang membawa celurit.
Melihat ayahnya terancam, Zainul langsung mengambil pedang dan mendatangi sang paman.
Zainul langsung melayangkan pedangnya ke arah leher Juma'adi.
Sabetan pedang itu membuat Juma'adi tewas seketika.
"Mereka masih satu keluarga. Pelaku dan korban memiliki hubungan saudara. Motif peristiwa ini karena ada persoalan masa lalu yang tidak selesai hingga saat ini juga," ujar Kapolres Lumajang AKBP Adewira Negara Siregar yang mendatangi tempat kejadian perkara.
Tak lama setelah peristiwa itu terjadi, warga melaporkannya ke polisi.
Zainul, pelaku pembacokan juga menyerahkan diri ke Polsek Pasirian.
Polisi juga mendatangi TKP. Polisi langsung melakukan olah TKP, dan mengevakuasi korban tewas.
Polisi menyebut tindakan Zainul adalah penganiayaan berat.
Polisi menjerat Zainul memakai Pasal 351 (3) KUHP tentang tindak penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.
Lebih lanjut, Adewira berharap, tidak ada aksi balas dendam paska peristiwa itu.
"Mereka adalah satu keluarga, saya harap tidak berkembang ke hal-hal lain. Apalagi pelaku juga sudah diamankan," pungkas Adewira.
• Nenek Tiga Cucu di Surabaya Kecanduan Sabu-sabu, Ngakunya Biar Kuat Berjualan
• Kronologi Semburan Api Setinggi 50 cm Keluar dari Sumur Bor Pamekasan, Kasus Sebelumnya Lebih Heboh
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Paman dan Keponakan Selingkuh, Bayinya Dibuang di Bawah Jembatan"