Berita Tuban
Shio Hoki Menurut Praktisi Ciam Si Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, Pria Kelahiran Ini Harap Waspada
Beberapa shio diprediksi akan beruntung atau hoki, begitu juga sebaliknya diperkirakan akan bernasib sial.
Penulis: M. Sudarsono | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | TUBAN - Imlek 2571 berdasarkan penanggalan akan jatuh pada Sabtu, 25 Januari 2020. Imlek tahun ini merupakan tahun tikus tanah.
Beberapa shio diprediksi akan beruntung atau hoki, begitu juga sebaliknya diperkirakan akan bernasib sial.
Praktisi Ciam Si Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, Salim, bahwa shio yang beruntung di tahun Tikus tanah adalah Ayam, Ular, Naga, Kambing, Kelinci, dan Kerbau.
Shio tersebut diprediksi rezekinya lancar, kesehatan aman, karier aman, keluarga juga bahagia.
"Pada Shio Tikus tanah, shio yang beruntung ya itu.
Berdasarkan ramalan memang demikian," ujar Salim ditemui di ruangannya, Jumat (24/1/2020).
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk shio yang diperkirakan akan mengalami nasib sial atau kurang bagus adalah pria yang tahun kelahirannya berakhir angka 2.
Seperti, kelahiran 42 Shio Kuda, kelahiran 62 Shio Macan, kelahiran 92 Shio Kera, dan kelahiran 2002 Shio Kuda.
Untuk itu, shio-shio yang diramal kurang beruntung perlu banyak berdoa, keuangan perlu diperhatikan, banyak beramal dan lurus menyembah Tuhan.
"Yang kurang beruntung yaitu pria kelahiran akhiran 2, itu yang perlu diperhatikan.
Kalau untuk perempuan sudah lewat, aman," katanya

Diserbu Wisatawan
Sementara, Kelenteng Kwan Sing Bio mulai ramai didatangi wisatawan.
Kelenteng yang menghadap ke laut tersebut mulai mempersiapkan perayaan penting bagi orang Tionghoa.
Lampion mulai terpasang di sejumlah ruangan, lorong hingga tempat terbuka.
Patung yang berada di belakang juga dibersihkan, hingga menarik untuk digunakan spot berfoto.
Muda-mudi berdatangan silih berganti keluar masuk ke dalam lorong patung naga dan macan.
"Ini lagi berfoto spot naga dan macan," kata Novi Hidayatus Sidqiyah di lokasi, Kamis (23/1/2020).
Gadis asal Gresik itu menjelaskan, kedatangannya ke kelenteng karena rasa penasaran akan adanya sejumlah patung di halaman belakang.
Selama ini dia hanya mengetahui sejumlah patung maupun spot taman melalui media sosial, hingga akhirnya datang langsung.
"Bagus tempatnya, tidak menyesal lah datang ke sini," pungkasnya.
Hal sama juga disampaikan Nadia, gadis asal Rembang.
Menurutnya taman maupun patung naga dan macan yang ada di Kelenteng Kwan Sing Bio sangat bagus untuk dibuat berfoto.
Ia mengaku, sebelumnya spot yang sering digunakan berfoto adalah patung dewa Kong Co Kwan Sing Tee Koen, namun sudah sering berfoto di patung tersebut.
"Ada banyak wahana untuk berfoto, saya pilih macan dan naga untuk foto bersama. Kalau patung dewa sudah pernah," tutup Nadia.
Bersihkan Patung
Sambut Tahun Baru Imlek, warga keturunan Tionghoa mulai berlomba untuk melakukan berbagai persiapan.
Seperti yang terlihat di salah satu klenteng di Surabaya yaitu TITD Hong San Ko Tee yang berlokasi di Jalan Cokroaminoto No.12, Surabaya.
Akiong, Pengurus Klenteng Cokro mengatakan, prosesi pembersihan patung dewa-dewi ini rutin dilakukan jelang Tahun Baru Imlek.
“Layaknya warga Tionghoa yang melakukan pembersihan rumah, klenteng sudah mulai kami bersihkan sejak dua bulan menjelang Imlek,” paparnya, Minggu (19/1/2020).
Dirinya menjelaskan, waktu prosesi pembersihan rumpang juga tidak sembarangan, yaitu usai sembayang menghantar dewa-dewi naik ke Nirwana.
“Saat dewa-dewi naik ke Nirwana merupakan waktu yang tepat untuk pembersihan karena patung sudah dalam keadaan kosong,” terang Akiong.
Ritual pembersihan patung dilakukan dengan cara menyemprot air teh terlebih dahulu ke seluruh bagian patung untuk merontokkan kerak.
Selanjutnya ratusan rumpang ini dibersihkan satu persatu dengan kuas dan sikat untuk menghilangkan debu yang menempel.
Lalu ratusan rumpang yang sudah dibersihkan dibilas dengan air bunga mawar dan melati.
“Menurut masyarakat Tinghoa pembersihan patung cukup dilakukan dengan menggunakan air teh. Namun karena bercampurnya tradisi yang sudah bercampur dengan Jawa maka ditambah dengan air bunga mawar dan melati,” urainya.
Tahapan akhir, patung yang sudah dikeringkan tadi dipakaikan baju khusus dengan dominasi warna merah, lalu diletakkan di tempat semula.
Dalam kepercayaan Tionghoa, ritual pembersihan patung dewa dan dewi dipercaya akan mendapatkan kebaikan untuk umat manusia.
Sedangkan secara spiritual, Akiong menyebut prosesi membersikan patung sebagai bentuk pensucian diri. (Mayang Essa)