Pengalaman Seru Menyusuri Gunung Sindoro, 3.153 mdpl 360 Derajat di Kledung Wonosobo
Dari terminal Magelang, pindah bus kecil ke arah Wonosobo dan turun di Kledung, tepat di depan basecamp yang berada di pinggir jalan utama.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Saatnya membuat minuman hangat dan mengganti baju yang kuyub oleh keringat.
Sunrise camp itu dikenal dengan jalur celeng (babi hutan) yang sering lewat dan menyeruduk tenda-tenda.
Kurangi masakan aroma menyengat sehingga tidak mengundang babi hutan.
Paling seru saat membeber makanan di kertas bungkus nasi. Semua berebutan ala “sego krawukan”.
Sambil mengoceh dan mengunyah membuat hangatnya persahabatan yang selalu dirindukan saat bermalam di tenda seperti itu.
Malam semakin gelap, namun lampu kota dan siluet Gunung Sumbing di depan semakin cantik. Sayang jika ditinggal tidur.
Kali ini semua bersepakat tidak mengejar sunrise di puncak, karena Sunrise Camp ini adalah tempat terbaik menikmati pemandangan paduan Gunung Sumbing dan matahari terbit.
Semua berencana untuk sesekali bangun siang dan tidak tergesa-gesa.
Setelah pukul 06.00, semua siap ke puncak. Jaket, jas hujan, makanan ringan, dan air mineral wajib dibawa.
Headlamp akhirnya tidak perlu dibawa, karena suasana sudah sangat terang.
Jumlah Sampah Harus Klop
Jalur ke puncak terasa terus mendaki dan memang lebih sulit dari jalur sebelumnya.
Jalur semakin terjal dan banyak bebatuan tinggi yang harus dilewati.
Setelah memacu napas 1,5 jam akhirnya tiba di Pos 4, Area Batu Tatah.
Terdapat batuan besar yang biasa digunakan sebagai spot foto.