Biodata Joserizal Jurnalis, Pendiri MER-C, Rela Bertaruh Nyawa Demi Misi Kemanusiaan di Medan Perang

Biodata Joserizal Jurnalis, Pendiri MER-C, Rela Bertaruh Nyawa Demi Misi Kemanusiaan di Medan Perang

Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
wikipedia.com
Biodata Joserizal Jurnalis, Pendiri MER-C, Rela Bertaruh Nyawa Demi Misi Kemanusiaan di Medan Perang 

SURYA.CO.ID - Inilah biodata Joserizal Jurnalis, seorang pendiri organisasi kemanusian Mer-C (Medical Emergency Rescue Committe).

Pria bernama asli Jusrizal Jurnalis ini pernah melakukan sejumlah misi kemanusiaan yang dilakukan di berbagai belahan dunia.

Sebut saja misi kemanusiaan ke Maluku, Afghanistan, Irak, Iran, Thailan, Pakistan hingga ke Somalia dan Palestina.

Dikutip dari berbagai sumber, langsung saja berikut biodata Joserizal Jurnalis cerita pengalaman hidupnya yang mendebarkan.

1. Tempat Kelahiran dan Masa Muda

Presidium MER-C Joserizal Jurnalis saat ditemui di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/8/2016).
Presidium MER-C Joserizal Jurnalis saat ditemui di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/8/2016). (Kristian Erdianto)

Joserizal Jurnalis merupakan anak dari Almarhum Prof. Ir. Jurnalis Kamil, Ph.D dan Prof. Zahara Idris, MA.

Ia dilahirkan di Padang, 11 Mei 1963 dengan nama asli Juzrizal Jurnalis.

Joserizal Jurnalis mengaku ia adalah sosok anak yang patuh kepada orangtuanya semasa muda.

Ia menempuh pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Padang.

Hingga akhirnya, semasa kuliah, Joserizal Jurnalis merantau ke Ibu Kota untuk melanjutkan studi kedokteran di Universitas Indoensia.

Di sana, Joserizal aktif di Forum Studi Islam dan pernah menjadi ketua umum FSI di sana.

Joserizal Jurnalis juga pernah bekerja sebagai dokter Spesialis Orthopedi (SpBO) di RS. Setia Mitra, RS. Budi Asih, dan RS. Siaga Raya Jakarta

2. Pendiri MER-C dan Misi Kemanusiaan

Joserizal Jurnalis juga dikenal sebagai pendiri organisasi kemanusian MER-C (Medical Emergency Rescue Comitee).

Melansir laman mer-c.org, setidaknya organisasi ini sudah meluncurkan lebih dari 124 misi kemanusiaan di dalam negeri dan luar negeri.

Seperti halnya misi kemanusiaan ke Afghanistan (2 kali), Irak (1 kali), Iran (1 kali), Thailan (1 kali), Kashmir Pakistan (2 kali) Libanon Selatan (1 kali), Sudan (1 Kali), Palestina (2 Kali).

Dalam misi kemanusiaannya, Joserizal Jurnalis memberikan pertolongan pada wilayah konflik, antara lain di Maluku, Mindanao, Afghanistan, Irak, dan Gaza.

3. Sempat Ditentang Keluarga

Biodata Joserizal Jurnalis, Pendiri MER-C,
Biodata Joserizal Jurnalis, Pendiri MER-C, (wikipedia.com)

Joserizal Jurnalis mengakui jika profesinya sebagai dokter bedah ini merupakan hasil dari ketaatannya kepada orangtua.

Ia sempat bercita-cita menjadi ahli nuklir saat SMA, namun ibu dan ayahnya meminta agar ia mengenyam pendidikan kedokteran.

Hingga akhirnya ia memantapkan diri mengambil spesialis bedah umum setelah ibunya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakinya patah.

Kaki ibunya yang patah tersebuty sempat dioperasi, namun hasilnya justru tulang yang patah tidak tersambung dengan baik hingga harus dilakukan operasi ulang.

Menganggap dirinya terlalu nurut perintah orangtua, Joserizal akhirnya ingin merasakan menjadi dokter yang seutuhnya.

Joserizal lantas berangkat ke Maluku untuk melakukan misi kemanusiaan di sana. Namun hal ini sempat ditolak oleh kedua orangtuanya dan juga istrinya

kendati demikian, Jose menganggap dia hanya perlu memberitahu tentang niatnya, tanpa perlu mendapat ijin.

Benar saja, aksi kemanusiaan yang dilakukan Joserizal di Maluku membuatnya merasa menjadi dokter seutuhnya.

“Saya baru merasa sebagai dokter sungguhan setelah terjun ke Maluku,” kata Jose.

4. Misi Mendebarkan di Medan Perang

Selain di maluku, Kozerizal juga pernah melakukan misi kemanusiaan di sejumlah negara konflik, seperti saat dirinya berada di Gaza.

Bahkan hanya untuk memasuki wilayah yang dituju, Joserizal dan sejumlah rekannya harus berani bertaruh nyawa.

Saat itu Joserizal mengendarai bus ke Kota Gaza hingga perjalanan dilanjutkan menggunakan mobil ambulnas.

Di tengah jalan, tiba-tiba mobil Ambulans berhenti dan supirnya berteriak "Nobody move! Don't open the door! Keep your head out of the window!" 

(Jangan ada yang bergerak! Jangan buka pintunya! Jauhkan kepalamu dari jendela!)

Rupanya saat itu, Joserizal dan rombongannya tengah melentasi medan pertempuran hingga membuat ambulans harus berputar dan mencari jalan lain.

Ia ingat betul di kanan-kiri jalan, tank Israel berjajar.

Kendati sempat bertaruh nyawa di perjalanan, Joserizal mendapatkan sambutannya luar biasa sesampainya di wilayah aman.

Karena mereka tahu saat itu Joserizal masuk di tengah hujan bom, di tengah pertempuran sengit di daerah antara Khan Younis - Gaza.

Rasa terima kasih dari warga Gaza pun melekat erat di ingatan Joserizal.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved