3 Kelas MIN 1 Pasuruan Ambruk
Tiga Kelas MIN 1 Pasuruan yang Ambruk Dikosongkan Sejak Akhir 2019, Ini Alasannya
Ia mengatakan, tiga kelas yang terdiri dari kelas II C, II D, III ini sudah dikosongkan sejak 20 Desember 2019.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id | PASURUAN - Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Pasuruan di Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Abdul Mu'id mengaku, sebelum kejadian ambruknya tiga atap kelas ini, pihak sekolah sudah takut dan khawatir.
Ia mengatakan, tiga kelas yang terdiri dari kelas II C, II D, III ini sudah dikosongkan sejak 20 Desember 2019.
Alasannya, karena pihak sekolah menilai ada yang tidak beres dengan bangunan ini.
Kasek menyebutkan, tiga kelas ini dibangun tahun 1996 dan tidak pernah direnovasi sama sekali, kecuali pengecatan yang sudah dilakukan beberapa kali.
"Saat itu kami melihat ada plafon yang retak. kami khawatir dan takut, makanya kami pindahkan anak-anak di kelas lain, dan gazebo yang ada untuk aktivitas belajar mengajar," katanya.
Nah, sejak saat itu, kata Kasek, kelas sudah kosong.
Tanggal 21 Desember, anak-anak sudah libur sekolah pasca ujian semester. Tanggal 2 Januari, anak-anak sudah tidak belajar di kelas itu.
"Anak-anak sudah pindah di kelas yang baru dibangun. Ada sebagian yang sudah dipindahkan ke gazebo belajar mengajarnya," urainya.
Selain itu, Kasek juga menegaskan, pihak sekolah sudah mewanti-wanti anak didik untuk tidak bermain atau melakukan kegiatan apapun di dekat tiga kelas ini.
"Kami juga pasang tali rafia di area tiga kelas ini. Tali rafia itu sebagai tanda bahwa tiga kelas sudah tidak digunakan dan siapapun dilarang mendekat kesana," jelasnya.
Menurut dia, setelah liburan, plafon di masing-masing kelas ini ambrol atau jatuh ke lantai.
Di sisi lain, banyak rayap kayu di atas plafon yang jatuh itu.
Dugaan sekolah, kayu penyangga plafon dan atap kelas ini sudah lapuk karena faktor usia dan rayap yang ada.
"Sejak saat itu, kami rapat dengan komite dan pimpinan kami untuk segera merenovasi bangunan tiga kelas ini sebelum terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Ternyata,rencana kami kalah cepat dengan takdir," jelasnya.
Menurutnya, pihak sekolah sebelumnya sudah menggelar rapat bersama komite beberapa kali setelah memutuskan pengosongan tiga kelas.