Citizen Reporter
Singgah dan Berburu Oleh-oleh di Pabrik Bipang Legendaris di Jalan Lombok, Kota Pasuruan
Dirintis sejak 1940 oleh Kwee Pwee Bhook, jajanan itu sudah terkenal di kalangan pelaut yang singgah di Pelabuhan Pasuruan untuk dijadikan oleh-oleh.
SURYA.co.id - Jika berjalan-jalan ke Kota Pasuruan via jalur pantai utara (pantura) tidak ada salahnya untuk mampir untuk membeli oleh-oleh khas kota pelabuhan.
Jajanan yang hits di era 1990-an dan melegenda itu adalah Bipang Jangkar.
Berpusat di Jalan Lombok dekat pelabuhan Kota Pasuruan, jajanan yang terbuat dari beras dan berasa manis pun sangat digemari masyarakat Jawa Timur.
Pada liburan tahun baru, Rabu (1/1/2020) terlihat pabrik yang dibangun sejak kolonial Belanda ini pun cukup ramai pengunjung.
Bipang khas Pasuruan itu selain lezat, juga kaya akan cerita sejarahnya.
Dirintis sejak 1940 oleh Kwee Pwee Bhook, jajanan itu sudah terkenal di kalangan pelaut yang singgah di Pelabuhan Pasuruan untuk dijadikan oleh-oleh.
Walaupun familiar disebut bipang, namun nama aslinya adalah mi fang. Dari dua kata mi dan fang.
Mi dialek Mandarin berarti beras dan fang artinya wangi.
“Merek Jangkar ini baru diusulkan Kwee Ik Sam, anak tertuanya pada 1949 yang terinspirasi dari para pelaut di Kota Pasuruan yang waktu itu menjadi sentra perdagangan pelabuhan,” ungkap Annisa, salah satu pegawai.
Tongkat estafet manajemen Bipang Jangkar kini dikelola generasi ketiga dari Kwee Pwee Bhook.
Dengan dibentuknya PT Bipang Jangkar Abadi, pengelolaannya pun semakin modern.
Berbagi untuk Anak-anak Spesial |
![]() |
---|
Pinjam Buku Cara Lantatur di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur |
![]() |
---|
Asap dan Aroma Tanda Sate Ondomohen di Jalan Walikota Mustajab Kota Surabaya |
![]() |
---|
Menikmati Sayuran Segar di Sayur Omah Junggo Prigen Kabupaten Pasuruan |
![]() |
---|
Musyawarah Pagi di Pondok Pesantren Masjid Agung Jami’ Malang untuk Tingkatkan Literasi |
![]() |
---|