Lipsus

Melihat Desa-desa Rawan Bencana di Jember: 2006 Terjadi Banjir Bandang Dahsyat di 5 Desa

Desa Suci di Kecamatan Panti, merupakan satu desa di Kabupaten Jember yang termasuk dalam kawasan rawan bencana.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Parmin
surya.co.id/sri wahyunik
Siswoyo, warga Desa Suci Kecamatan Panti menunjukkan batu besar di samping rumahnya. Batu besar itu merupakan batu kiriman dari gunung dalam peristiwa banjir bandang yang melanda kecamatan itu pada 1 Januari 2006 malam. Batu besar itu teronggok di tempat yang dulunya adalah ruang tamu di rumah Siswoyo . 

Kini Siswoyo mendirikan rumah di samping batu besar yang ditemukan di bekas ruang tamu rumahnya. Siswoyo tidak pindah dari samping anak Kali Putih karena tanah itu merupakan tanah pribadi keluarganya.

"Tidak mungkin pindah. Tanah ini milik keluarga. Di belakang rumah saya itu, keluarga semua. Ya kami membangun rumah kembali setelah peristiwa 2006," ujar Siswoyo.

Apakah masih ada trauma atas peristiwa 2006?. Siswoyo mengakui, dirinya dan keluarga masih merasakan trauma itu. Apalagi jika hujan deras mengguyur, dan debit air sungai di samping rumahnya meninggi.

"Perasaan takut, dan trauma itu masih ada," tuturnya. Karenanya, dirinya bersama warga sekitar selalu memantau cuaca di kala musim penghujan. Mereka harus siaga, dan bersiap ketika melihat kawasan pegunungan di atas mereka mendung pekat, ditambah informasi turun hujan deras.

Siswoyo dan keluarga juga memanfaatkan informasi bersama melalui aplikasi percakapan di ponsel pintar. Mereka harus rajin memperbarui informasi terkait cuaca, terutama hujan deras di sekitar mereka.

Warga Desa Suci juga memiliki daerah rujukan yang bisa dijadikan lokasi mengungsi ketika banjir melanda.

"Namanya kawasan Gandol, berada di ketinggian di sisi barat kawasan tempat tinggal kami ini. Ini juga petuah dan nasehat dari pendahulu kami. Mereka bilang kalau ada banjir besar, ngungsinya kesana. Itu juga yang kami lakukan tahun 2006. Dulu sekali, "ujar Siswoyo.

"Tidak tahu tahun berapa, pernah juga terjadi banjir besar. Para orang tua dulu juga ngungsinya ke Gandol itu," imbuhnya.

Nasehat itu yang mereka percayai sampai sekarang.

Seperti pada tahun 2018 lalu, ketika debit sungai di samping rumah Siswoyo meninggi, keluarganya langsung menuju kawasan Gandol itu.

Selain memperbarui informasi cuaca, warga Desa Suci juga memiliki sebuah alat deteksi dini banjir.

Alat itu terpasang di dekat jembatan di samping rumah Siswoyo. Ketika debit sungai itu tinggi, maka sirine di alat tersebut berbunyi.

"Awal tahun 2019 sempat bunyi saat debit air tinggi. Warga ada yang mendengar. Sayangnya, ada orang yang pernah mencuri speaker (pelantang) di alat itu. Setahun lalu diganti baru, karena dicuri orang. Padahal kami warga sekitar sini, berusaha menjaganya," tegas bapak dua anak tersebut.

Siswoyo dan warga Desa Suci menyadari bahwa daerah mereka merupakan daerah rawan bencana.

Karenanya, mereka harus memiliki kesiapsiagaan dini menghadapi bencana.

Apalagi mereka punya pengalaman banjir bandang tahun 2006.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved