KRONOLOGI Suami Racuni Istri Hamil Tua Hasil Selingkuh, Suguhkan Racun Tikus di Minuman Segar Dingin

Kronologi suami racuni istri yang sedang hamil tua hasil selingkuh. Pelaku memasukkan racun tikus di minuman segar dingin lalu disuguhkan ke istrinya.

Editor: Iksan Fauzi

Kronologi suami racuni istri

Yang sedang hamil tua hasil selingkuh

Pelaku memasukkan racun tikus di minuman segar dingin

Lalu disuguhkan kepada istrinya

----------------------------------

SURYA.co.id | SEMARANG - Kebutuhan ekonomi awalnya menjadi masalah pelik bagi pasangan suami istri Agus (24) dengan istrinya MU (36).

Gara-gara terlilit utang, Agus pun tega menyuruh istrinya jadi PSK. Bahkan, dia menemani istrinya melayani pria hidung belang.

Namun, belakangan istrinya hamil hasil berhubungan badan dengan pria lain. Hal itu membuat Agus cemburu.

Pria asal Bugangan Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang pun merencanakan pembunuhan terhadap istrinya itu.

Ia diringkus jajaran unit Reskrim Polsek Semarang Timur, Senin (4/11/2019) malam.

Polisi menangkap Agsu atas tuduhan percobaan pembunuhan dengan cara meracuni istrinya Mu saat hamil 8 bulan.

Anak Perempuan Surono Tak Menduga, di Bawah Musala Tempatnya Shalat Ada Jasad Ayahnya, 2 Kali Mimpi

Kapolsek Semarang Timur, Iptu Agil Widiyas Sampurna mengungkapkan, kejadian tersebut berawal saat keduanya bertemu di sebuah warung makan di Jalan Barito.

Tepatnya di bawah jembatan Soekarno Hatta, Senin (4/11/2019) sekiranya pukul 19.00 WIB.

"Saat korban sedang makan, tersangka membuatkan setengah gelas ukuran besar minuman segar dingin yang dicampur dengan racun tikus.

Korban pun tak menaruh curiga apapun karena sang suami yang memberikan," terang Kapolsek dalam gelar perkara di Mapolsek Semarang Timur seperti dikutip SURYA.co.id dari Tribun Jateng, Jumat (8/11/2019).

Bu Guru SMK Ini Viral Seusai Ajak Muridnya Berhubungan Badan Bertiga Sama Pacar yang Sudah Beristri

Ilustrasi
Ilustrasi (Youtube)

Setelah meminum air suguhan suaminya, MU mengalami pusing dan muntah-muntah.

Jajaran Polsek Semarang Timur pun membawa korban berobat ke RS Pantiwilasa Citarum Kota Semarang setelah mendapat kabar dari warga.

Pelaku kemudian diringkus.

"Kondisi korban saat ini masih menjalani pengobatan lebih lanjut di RS.

Untuk kandungannya dan ibunya sendiri belum ada hasil laporan lanjutan," tambah Kapolsek.

Tak Kuat Lihat Kemolekan Ibu Muda, Pemuda Ini Paksa Berhubungan Badan, Alasannya Bikin Gregetan

Sudah direncanakan

Kronologi suami racuni istri yang sedang hamil tua hasil selingkuh, pakai racun tikus dicampur minuman segar dingin.
Kronologi suami racuni istri yang sedang hamil tua hasil selingkuh, pakai racun tikus dicampur minuman segar dingin. (Tangkapan Layar YouTube)

Kepada pihak polisi, Agus menjelaskan, perbuatan sadisnya yang tega ingin membunuh istri sahnya memang sudah direncanakan sepulang dari kerja.

Hal tersebut menurut AS lantaran ia cemburu dan sakit hati kepada istri yang lebih sayang kepada pria hidung belang hingga hamil 8 bulan.

"Jadi istrinya ini bekerja sebagai wanita penghibur ( PSK).

Sudah dapat izin dari sang suami (tersangka) lantaran keduanya terlilit utang setelah melahirkan anak kedua," jelas Kapolsek.

Pada awalnya Agus memang mengizinkan sang istri mencari uang dengan cara melayani lelaki yang bukan suaminya.

Ia pun tahu berapa kali sang istri melayani tamunya dalam semalam hingga besaran nominal yang diterimanya.

Dalam sehari, sang istri biasa melayani hingga 2 laki-laki hidung belang.

Masing-masing dengan ongkos Rp 70-80 ribu per jam.

Semua nampak baik dalam beberapa kali kesempatan.

Hingga akhirnya, pasangan suami istri yang menikah sejak 2001 lalu mulai terlihat keretakan rumah tangga saat sang istri hamil dengan teman kencannya.

Hingga pada usia kandungan sekitar 8 bulan, Agus kesal lantaran cemburu dan merasa dikhianati istri.

Ia pun menyiapkan rencana untuk membunuh korban beserta anak yang dikandungnya.

4 bungkus racun tikus

Ilustrasi.
Ilustrasi. (SHUTTERSTOCK)

Selepas pulang sebagai peminta-minta di Kota Semarang, Agus pun menyiapkan 4 bungkus racun tikus dan beberapa saset segar dingin bubuk.

Ia kemudian bertemu dengan korban di sebuah warung.

Selanjutnya menyodorkan minuman segar dingin yang telah dibumbuhi racun kepada sang istri yang sedang makan.

Korban pun mengalami pusing, muntah dan kejang-kejang sehingga dilarikan ke rumah sakit.

"Awalnya memang cemburu padahal sudah mengizinkan.

Dari hubungan sah mereka juga sudah dikaruniai 2 anak.

Satu anak sudah remaja dan satu masih kecil ikut ponakan.

Saya mengimbau kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan jangan saling acuh tak acuh," pesan Kapolsek.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 338 KUHP jo Pasal 53 ayat (1) KUHP tentang tindak pidana percobaan pembunuhan dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun.

Istri bunuh suami

Busani (45), istri yang terlibat pembunuhan suami, Surono blak-blakan mengungkap fakta di balik peristiwa tragis itu.
Busani (45), istri yang terlibat pembunuhan suami, Surono blak-blakan mengungkap fakta di balik peristiwa tragis itu. (surya/sri wahyunik)

Di tempat terpisah, seorang istri bunuh suami terjadi di Jember.

Persoalan ekonomi, juga asmara menjadi latar belakang persoalan yang akhirnya menyebabkan anak dan istri kompak membunuh Sugiono, alias Surono, alias Pak Wid (51), warga Dusun Juroju Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember.

Surono tewas di tangan anak keduanya, Bahar Mario (25), akhir Maret 2019.

Sang istri, Busani (45) mengamini dan membantu perbuatan sang anak.

Tujuh bulan berlalu, baru kasus ini terkuak. Surono ditemukan terkubur di lantai musala yang menyatu dengan dapur dalam rumahnya sendiri.

"Motif pembunuhan itu karena ekonomi, juga ada dendam yang dilatarbelakangi asmara," ujar Kapolres Jember, AKBP Alfian Nurrizal saat merilis pengungkapan peristiwa itu di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Surono merupakan petani kopi yang memiliki penghasilan cukup banyak.

Setahun sekali dari hasil panen kopi, dia bisa mendapatkan hasil penjualan antara Rp 90 hingga Rp 100 juta.

Belum lagi, pendapatan dari komoditas pertanian lain yang ditanamnya.

Surono dan istrinya, Busani sudah menikah selama 29 tahun.

Pasutri ini memiliki tiga orang anak. Anak sulungnya meninggal dunia, dan tinggal dua anaknya yakni Bahar Mario dan Fatim.

Fatim sudah berumahtangga dan tinggal bersama sang suami.

Bahar masih ikut orang tuanya, meski sudah menikah.

Dia juga kerap bekerja di Bali. Meski begitu, dari penelusuran polisi, Bahar masih kerap meminta uang kepada orang tuanya.

Latar belakang ekonomi didapatkan polisi dari penuturan Bahar dan Busani.

Bahar merasa, penghasilan ayahnya banyak, tetapi dia hanya mendapatkan pembagian sedikit.

Sementara Busani merasa, dia hanya mendapatkan sedikit hasil dari penjualan kopi, juga komoditas lain yang ditanam Surono.

Busani menduga, uang milik Surono diberikan kepada seorang perempuan yang menjalin hubungan dengan Surono.

Seorang perempuan yang dicurigai Busani menjalin hubungan dengan Surono, menjadi salah satu saksi yang dimintai keterangan oleh polisi.

Busani lantas menceritakan apa yang dirasakannya kepada Bahar.

Mendengar cerita dan keluhan ibunya, akhirnya Bahar memutuskan untuk membunuh ayahnya.

Keinginan itu dia lontarkan di hadapan ibunya.

Sang ibu, tidak melarang keinginan anaknya.

Hingga akhirnya keinginan Bahar benar-benar dilakukan pada akhir Maret 2019.

Lelaki itu pulang dari Bali dan tiba di rumahnya hampir tengah malam.

Dia melaksanakan niatnya itu. (kronologi pembunuhan Bahar terhadap Surono bisa dibaca di berita sebelumnya).

Setelah membunuh ayahnya, Bahar membawa uang tunai Rp 6 juta milik ayahnya, juga membawa sepeda motor Honda CBR milik sang ayah. Belakangan, dia pun menjual sepeda motor itu seharga Rp 19 juta.

Sementara itu, pada Mei 2019, Busani memilih menikah siri dengan pacarnya, Jm (Jumarin).

Alfian menegaskan Jm tidak mengetahui jika Surono sudah meninggal dunia.

"Kalau J (Jm/Jumarin) tidak mengetahui jika korban S sudah meninggal dan dikubur di rumah itu.

Pada Mei 2019, tersangka B (Busani) menikah siri dengan J.

Mereka kemudian tinggal di rumah tersebut, sebelum akhirnya 15 hari sebelum kasus ini terbongkar, B dan J ini sudah berpisah alias tidak memiliki hubungan lagi," imbuh Alfian.

Selama proses menikah siri dengan Jm ini, Busani menikmati hasil penjualan kopi milik Surono.

Pada Agustus 2019, Busani mendapatkan hasil penjualan kopi sekitar Rp 100 juta.

Hanya saja, rupanya Bahar tidak 'kecipratan' hasil penjualan kopi itu.

Bahar menduga, jika hasil penjualan kopi itu dinikmati Busani dan suami sirinya.

Akhirnya pada awal November lalu, dia pulang dari Bali.

Bahar akhirnya mengarang cerita kepada Kepala Dusun Juroju Misri bahwa ayahnya sudah meninggal dunia.

Bahar mengaku mendapatkan cerita dari sang ibu, kalau pembunuh ayahnya adalah Jm.

Dari situlah, kasus itu dilaporkan ke polisi. Terkuak lokasi penimbunan jasad Surono, yakni di dapur rumah tersebut.

Setelah tiga hari bekerja keras, akhirnya polisi menetapkan tersangka pembunuhan Surono, yakni Bahar dan Busani.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved