Biodata Muhammad Muqtadir Ketua BEM UGM Curi Perhatian Usai Tampil di ILC TV One, Ini 7 Faktanya

Biodata Muhammad Muqtadir Ketua BEM UGM Curi Perhatian Usai Tampil di ILC TV One, Ini 7 Faktanya

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Iksan Fauzi
Instagram/fathuurr_
Biodata Muhammad Muqtadir Ketua BEM UGM Curi Perhatian Usai Tampil di ILC TV One, Ini 7 Faktanya 

SURYA.co.id - Nama Muhammad Atiatul Muqtadir atau yang lebih dikenal Fathur, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada ( BEM UGM) menarik perhatian warganet seusai tampil di program Indonesia Lawyer Club TV One ( ILC TV One).

Penampilan Fathur tak hanya sendiri, ia juga ditemani rekan seperjuangannya dari berbagai kampus lainnya seperti, Universitas Trisakti, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung.

Mereka sebagai perwakilan mahasiswa, juga rakyat Indonesia yang tak setuju jika RKUHP disahkan, lantaran ada pasal-pasal di dalamnya yang dinilai tak sesuai dan rawan untuk ancaman kriminalisasi.

Pemuda Ini Diamankan Polisi, Diduga Penyusup dan Hampir Jadi Bulan-bulanan Para Mahasiswa

Ribuan Mahasiswa Desak DPRD Jatim Nyatakan Sikap Tolak Revisi UU KPK

Mahasiswa Al Azhar Faisal Amir Kritis Setelah Demo di DPR, ada Luka di Kepala dan Bahu Kanan

Dalam tayangan ILC TV One yang diunggah di YouTube, Selasa (24/9/2019), Karni Ilyas menanyakan alasan ribuan mahasiswa masih melakukan aksi protes, padahal RKUHP sudah jelas akan ditunda pengesahannya oleh Presiden RI Joko Widodo.

"Tapi kan dari presiden sendiri anda sudah dengar, bahwa rancangan undang-undang KUHP ini adalah salah satu yang dia setuju untuk ditunda, sesuai aspirasi mahasiswa, trus kenapa masih di protes?" tanya Karni Ilyas.

Karni Ilyas melanjutkan menurut presepsinya, penundaan itu artinya bukan diselesaikan sekarang.

"Ini adalah pekerjaan DPR yang selanjutnya. Itu tegas sekali presiden sampaikan, sampai di akhir Jabatan nanti, bukan yang ini, yang ini tinggal beberapa hari lagi. Itu yang saya tangkap," kata Karni Ilyas lagi.

Mendengar pernyataan karni Ilyas, salahsatu mahasiswa, Muhammad Atiatul Muqtadir, Ketua BEM UGM menjawab dengan nada tenang dan jelas.

Fatur, panggilan akrab Muhammad Atiatul Muqtadir, menjelaskan jika pernyataan 'tunda' yang disampaikan presiden bukan sebuah jawaban aksi demo. 

"Bung Karni, saya ingin sampaikan tentang RKUHP. Yang pertama kalau kita dengar presiden menunda, tunda itu kan sebenarnya bahasa politis Bung Karni. Kalau kita lihat sebenarnya kalau saat Paripurna adanya tolak atau terima, gak ada tunda," jawab fatur.

"Jadi ketika itu disampikan tunda, apalagi kita baca beritanya, tiba-tiba ada statemen 'yah kan kita masih ada masa waktu paripurna sampai 31 September', loh padahal mahasiswa bukan pingin ditunda, mahasiswa ingin menolak. Bukan hanya menolak Bung Karni, tuntutan kami yang sampai saat ini tidak mau ditemui DPR yang terhormat itu bukan sekedar menunda, tapi setelah ditunda, nanti dibahas ulang dan melibatkan akademisi, masyarakat," jelas Fatur tegas.

Fatur juga menegaskan jika aksi mahasiswa bukan aksi manusia bodoh.

"Mahasiswa bukan manusia bodoh, dia adalah gerakan terpelajar. Kita turun sebagai gerakan intelektual," tegasnya meluruskan aksi yang saat ini masih memanas di berbagai daerah.

Fatur juga menyebut jika RUU KUHP yang terkesan disahkan buru-buru ini menandakan dua hal yang melebeli DPR.

"RUU yang dibahas secara tergesa-gesa, dikebut di akhir periode, ini adalah sebuah kejanggalan. Dan dalam membaca kejanggaln itu hanya ada dua alasan. Pertama ketidak tahuan atau bahasa halusnya kebodohan, atau ada kepentingan. ini apa sih kepentingan elit politik hari ini?" tutup Fathur.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved