Kilas Balik
Terpengaruh PKI hingga Habisi 7 Jenderal TNI, Begini Sejarah Pasukan Cakrabirawa Pengawal Soekarno
Terpengaruh PKI hingga Tega Habisi 7 Jenderal TNI, Begini Sejarah terbentuknya Pasukan Cakrabirawa Pengawal Soekarno
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Pasukan Cakrabirawa mungkin tak asing lagi jika dikaitkan dengan pemberontakan PKI atau dikenal G30S/PKI
Berbagai sumber sejarah menuliskan, sejumlah prajurit cakrabirawa saat itu terpengaruh oleh paham PKI hingga tega membunuh tujuh jenderal TNI
Dilansir dari buku 'Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno' karangan Asvi Arwan Adam dkk, Penerbit Kompas Gramedia (2014), berikut sejarah pasukan cakrabiwara
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan, sudah dibentuk sebuah Polisi Istimewa (Tokubetsu Keisatsu Tai) yang bertugas untuk mengawal presiden.
• Putri Jenderal TNI AH Nasution Bersimbah Darah Ditembak PKI, Berikut Video Kesaksian Hendrianti
• Anggota TNI Tewas Dicangkul PKI Bikin Jenderal TNI Ahmad Yani Geram, Kopassus Diperintahkan Bersiap

Di wilayah Jakarta, Polisi Istimewa tersebut dijuluki “Polisi Macan” di bawah pimpinan Gatot Suwiryo.
Pada tahun 1945, Gatot memindahkan anggota Polisi Macan ke Pasukan Pengawal Pribadi Presiden (Tokomu Kosaku Tai) di bawah pimpinan Mangil Martowidjojo
Pasukan ini bermarkas di Kantor Pusat Kementerian Negara sekaligus asrama di Gedung Kementerian Dalam Negeri (kini Jl Veteran) di bawah pimpinan Raden Said Soekanto.
Tugas-tugas Pasukan Pengawal Pribadi Presiden itu antara lain:
- Mengamankan perayaan Proklamasi Kemerdekaan RI 17/8/1945
- Membantu pengamanan Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pada bulan September 1945
- Mengawal rombongan Presiden dan Wakil Presiden dalam perjalanan secara rahasia menggunakan kereta api dari Jakarta menuju Yogyakarta pada 3 Januari 1946.
Semenjak keberhasilannya mengungsikan rombongan Presiden dan Wapres ke Yogyakarta itu, Said Soekanto pada tahun 1947 membentuk kesatuan khusus bernama Pasukan Pengawal Presiden (PPP) dan dikomandani oleh Mangil.
Tugas utama PPP adalah menjaga keselamatan Presiden dan Wakil Presiden beserta seluruh anggota keluarganya.
Hingga tahun 1962, meskipun Presiden Soekarno telah mendapat pengawalan dari PPP, upaya pembunuhan terhadap Presiden masih tetap terjadi.
Mengingatbanyaknya ancaman yang mengincar jiwa Presiden Soekarno itu, ajudan Presiden, Letkol CPM Sabur, menghadap ke Istana Merdeka untuk menyampaikan laporan bahwa Departemen Pertahanan dan Keamanan berencana membentuk Pasukan Pengawal Istana Presiden (PPIP) yang lebih sempurna.