Sosok
Potret Nastiti Intan Permata Sari Berjuang Raih IPK Maxima Cumlaude Doktor FK Unair, Disiplin Ketat
Perasaan Nastiti Intan Permata Sari lega setelah dinyatakan lulus doktor di S3 Ilmu Kedokteran, Universitas Airlangga (Unair), IPK maxima cumlaude
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Perasaan Nastiti Intan Permata Sari (26) lega setelah dinyatakan lulus doktor di S3 Ilmu Kedokteran, Universitas Airlangga (Unair). Nastiti mengikuti program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) yang digagas Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti.
Program PMDSU memberikan fast track S2 sekaligus S3 kepada mahasiswa yang memenuhi kualifikasi menjadi seorang Doktor dengan batas waktu empat tahun.
"Aku inginnya cepat lulus tapi kita harus tahu kemampuan kita. Paling tidak harus punya nilai plus dan kurang dari empat tahun," kata Nastiti, Sabtu (31/8/2019).
• Potret Nastiti Intan Permata Sari, Doktor FK Unair Termuda 26 Tahun, Raih IPK Maxima Cumlaude
Nastiti mengaku prestasi yang diraihnya ini bukan tanpa perjuangan.
Saat di strata satu, Nastiti mengaku bukan termasuk mahasiswi cumlaude.
Dia mendapat 3.35 IPK di Biologi Fakultas Sains dan Teknologi.
Namun, saat mengikuti beasiswa PMSDU dia mulai memompa disiplin belajarnya secara ketat hingga meraih doktor dengan IPK maxima cumlaude atau sempurna 4.0.
"Sebenarnya di S3 ini saya tidak targetin IPK 4.0. Pokoknya asal lulus sebelum empat tahun, bebas dari sanksinya Dikti. Alhamdulillah bisa dan publikasi dua riset," kata dia.
Saat menjalani studi di tahun 2017, dia melakukan penelitian metode molekuler untuk identifikasi bakteri penyebab Tuberkulosis paru di Kyoto University, Jepang.
Pada tahun selanjutnya, Nastiti melanjutkan riset di Nara Intitute of Science and Technology untuk menyelesaikan disertasi yang ia kerjakan.
"Alhamdulillah hasil penelitian saya diterima di jurnal Q2 Scopus BMC research notes dan saya dinyatakan lulus doktor," tutup dia.
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa