UPDATE 5 Fakta Baru Kerusuhan di Deiyai yang Melibatkan KKB Papua, Korban dari TNI & Polri Bertambah
Berikut sejumlah Fakta Baru Kerusuhan di Deiyai yang Melibatkan KKB Papua, Korban dari TNI dan Polri Bertambah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Informasi tersebut sekaligus memperbarui keterangan sebelumnya yang menyebutkan terdapat satu anggota TNI meninggal dunia dan lima anggota polisi terluka.
3. Dua warga sipil tewas
Polri mengungkapkan bahwa salah satu warga sipil meninggal dunia akibat luka tembak saat aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Kabupaten Deiyai, Papua, pada Rabu (28/8/2019).
Sementara itu, satu korban lainnya meninggal akibat terkena anak panah di bagian perut.
"Satu orang massa kena tembakan di kaki dan meninggal dunia di RS Enarotali. Satu orang massa meninggal dunia kena panah di perut di halaman Kantor Bupati Deiyai," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo melalui keterangan tertulis, Rabu.
Sementara, soal enam warga yang dikabarkan turut menjadi korban tewas, Dedi mengatakan, informasi itu belum dapat dikonfirmasi.
Sebab, akses komunikasi di Papua sedang sulit.
4. Libatkan KKB Papua

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Polisi Pastikan Baku Tembak di Deiyai Papua Melibatkan KKB', Polri memastikan, pihak yang terlibat baku tembak dengan personel TNI dan Polri di halaman Kantor Bupati Deiyai dalah kelompok bersenjata di Papua.
"Penyerangnya diduga terindikasi kelompok KKB," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu.
Meski demikian, polisi belum dapat mengidentifikasi asal-usul kelompok tersebut.
5. Rampas 10 pucuk senjata
Kapolda Papua Irjen Pol Rudolph A. Rodja mengakui dalam aksi tersebut, massa telah merampas senjata api milik TNI.
"Massa merampas sekitar 10 pucuk senpi sambil melakukan penembakan ke arah petugas TNI dan Polri yang sedang melakukan pengamanan unjuk rasa yang pada awalnya damai," kata Rudolph.
Eks Panglima TNi sebut ada provokasi massif