Kilas Balik
Seorang Wanita Nekat Menemui Soeharto Demi Minta Izin Menyusup ke Papua, Ternyata Punya Misi Khusus
Seorang wanita pernah nekat menemui Soeharto hanya untuk meminta izin agar diikutkan menyusup ke Irian Barat (sekarang Papua), berikut kisahnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Setibanya di Soasio, Herlina berkumpul dengan rekan-rekannya yang berkiprah di redaksi Mingguan Karya untuk membahas rencananya menyusup ke Irian Barat.

Ia disambut baik oleh beberapa rekannya seperti Buce Sarpara, Saibi, dan Idris Yusuf yang kemudian turut serta dalam misi penyusupan .
Hamid rekan redaksi yang tidak ikut dalam penyusupan, bertanggung jawab terhadap kelangsungan penerbitan Mingguan Karya.
Setelah siap, Herlina dan rombongannya berangkat ke Pos Terdepan di Pulau Gebe, Halmahera Tengah, Maluku.
Tiba di Pulau Gebe mereka diterima Komandan Pos 103, Lettu Krisno Jumar.
Selama di Pulau Gebe, kegiatan mereka mirip kegiatan di Soasio yakni mengajari baca tulis kepada penduduk dan menyiapkan penerbitan surat kabar yang akan diterbitkan di Papua
Namun, di balik itu terselip misi khusus untuk Herlina dan rekan-rekannya yakni melakukan propaganda melalui surat kabar terbitannya
Surat kabar itu akan menjadi informasi serta penyemangat bagi pasukan yang sedang melancarkan perang gerilya.
Setelah merampungkan semua persiapan, rombongan Herlina berangkat dengan perahhu motor bersama 16 pasukan tempur dari Pasukan Gerilya (PG) 300 di bawah pimpinan Theo menuju Pulau Waigeo, Raja Ampat, yeng terletak sekitar 65 km dari Halmahera.
Sesuai rencana setiba di Waigeo, mereka akan bergabung dengan WG 500 di bawah pimpinan Kapten Kumontoy.
Tapi keberadaan Herlina bersama pasukan PG 300 dan PG 500 ternyata sudah tercium oleh militer Belanda.
Beberapa hari kemudian, Pulau Waigeo dibombardir oleh meriam kapal-kapal perang Belanda.
Namun, karena mendapat persembunyian yang cukup baik, rombongan Herlina selamat dari aksi bombardir itu.
Untuk beberapa lama, mereka serta pasukan PG 500 sementara masih bertahan di Waigeo sehingga kehabisan bekal makanan.
Demi bertahan hidup mereka memanfaatkan bahan makanan sekitar, seperti pohon sagu dan berburu ikan.