UPDATE 5 Fakta Baru KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Tembak 2 Anggota TNI, Komnas HAM Angkat Bicara

Terungkap sejumlah fakta baru tentang tragedi penembakan dua anggota TNI oleh KKB Papua pimpina Egianus Kogoya, berikut selengkapnya

Tribun Video
KKB Papua 

“Saat ini, keduanya telah dievakuasi dan mendapat perawatan medis di RSUD Wamena.

Kedua prajurit berasal dari Satuan Yonif 751/VJS,” ujar dia.

3. Situasi sudah kondusif

Pangdam Cendrawasih Mayjen Josua Sembiring
Pangdam Cendrawasih Mayjen Josua Sembiring (Dok Kompas.com)

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring telah memerintahkan seluruh personel pos-pos Satgas Pamrahwan meningkatkan kesiapsiagaan dan mengawasi jalan-jalan maupun medan-medan yang kemungkinan dijadikan sebagai jalan pelarian KKB tersebut.

"Situasi di sana sudah kondusif.

Namun, kita tetap mewaspadai kemungkinan KSB yang memanfaatkan momentum peringatan HUT RI untuk melakukan aksi teror, baik terhadap aparat keamanan maupun masyarakat," kata Pangdam.

Pangdam menegaskan, masyarakat tidak perlu takut dengan kejadian ini.

“Kami telah berkoordinasi baik dengan polda maupun pemda setempat untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat," kata jenderal bintang dua ini.

4. Kondisi korban sudah membaik

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel (Cpl) Eko Daryanto
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel (Cpl) Eko Daryanto (KOMPAS/FABIO COSTA)

Dilansir dari bebas.kompas.id dalam artikel 'Dua Prajurit TNI di Jayawijaya Tertembak', Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel (Cpl) Eko Daryanto mengatakan, kondisi kesehatan kedua prajurit TNI yang terluka telah membaik setelah dioperasi tim medis RSUD Wamena.

”Saya mendapatkan informasi bahwa keduanya sudah sadarkan diri setelah menjalani operasi di RSUD Wamena pada Jumat sore,” kata Eko.

5. Komnas HAM angkat bicara

Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey berpendapat, insiden penembakan aparat keamanan yang sering terjadi menunjukkan kelompok-kelompok tersebut bukan berjuang karena perbedaan ideologi, melainkan tindakan kriminalitas.

Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey (kiri)
Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey (kiri) (KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA)

”Kejadian ini sudah melanggar nilai kemanusiaan dan murni tindakan kriminalitas. Aparat keamanan harus menggunakan upaya penegakan hukum untuk menghadapi kelompok ini,” tutur Frits.

Dalam catatan Kompas, kelompok kriminal separatis bersenjata telah terlibat dalam 38 kasus penembakan sejak tahun 2018 hingga Agustus 2019.

Akibatnya, sebanyak 23 warga sipil dan 15 aparat keamanan dari pihak TNI dan Polri meninggal. Adapun korban luka dari warga sipil 7 orang dan aparat keamanan 16 orang.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved