Kilas Balik
Sosok Pentolan Pemberontak yang Bikin Soekarno Menangis, Bung Karno Hukum Mati Sahabatnya Sendiri
Kartosoewirjo, merupakan salah satu pentolan pemberontak DI/TII yang sempat membuat Soekarno menangis, ini sosoknya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Kemudian keduanya tertawa bersama-sama.
Namun perjuangan kedua sahabat itu mulai berbeda arah, yang membuat seperti terlihat berselisih pandang.
Soekarno sangat nasionalis, sedangkan sang sahabat, Kartosoewirjo sangat religius.
Tahun 1962, nama sang sahabat mencuat sebagai salah satu pentolan yang dianggap memberontak pemerintahan Republik dibawah DI/TII.
Akhirnya Kartosoewirjo tertangkap oleh pasukan Yonif Linud 328, lantas dijatuhi pidana mati pada 16 Agustus 1962 oleh Pengadilan Mahkamah Darurat Perang (Mahadper).
Ketika menandatangani surat keputusan untuk menghukum mati Kartosuwiryo, Seokarno sempat menangis mengingat Kartosoewirjo pernah menjadi sahabat dekatnya.
Lalu pada 4 September 1962, sekitar pukul 05:50 WIB, hukuman mati terhadap Kartosoewirjo dilaksanakan oleh sebuah regu tembak di sebuah pulai di sekitar Teluk Jakarta.
Jenderal TNI yang Bikin Soeharto Nangis
Tak hanya Soekarno, presiden ke-2 RI Soeharto pun pernah menangis saat sahabatnya meninggal
Soedjono Hoemardani, merupakan seorang jenderal TNI berambut gondrong yang pernah membuat Soeharto menangis
Dilansir dari Sosok.grid.id dalam artikel 'Soedjono Hoemardani, Jenderal TNI Berambut Gondrong yang Buat Soeharto Menangis', tangis Soeharto pecah saat menghadiri pemakaman jenderal TNI berpenampilan tak biasa itu pada 12 Maret 1986
Tangis Soeharto terekam saat TVRI sebagai saluran televisi nasional Indonesia menayangkan prosesi pemakaman sang jenderal TNI berambut gondrong, Soedjono Hoemardani.
Soedjono Hoermardani dikenal sebagai jenderal TNI yang memiliki potongan rambut unik, karena lebih mirip seorang seniman ketimbang seorang jenderal.

Soedjono Hoermardani muda atau lebih dikenal sebagai Djonit, tak pernah jauh dengan dunia ekonomi.
Ia anak dari Raden Hoemardani, seorang pedagang di Carikan, barat Pasar Klewer Solo.