Pilbup Blitar 2020
NU Siap Bentuk Tim Sembilan terkait Bakal Calon Bupati yang akan Diusung PKB pada Pilbup Blitar 2020
"Kami (NU) sedang menyiapkan untuk membentuk tim sembilan, dalam rangka mencari calon yang akan diusung PKB," kata KH Ardani Ahmad.
SURYA.co.id | BLITAR - Menghadapi Pilkada 2020 semua partai masih saling menunggu sehingga belum ada yang berani memunculkan jagonya. Tak terkecuali, PDIP dan PKB.
Misalnya, PKB sampai kini masih menunggu fatwa dari kiai sepuh (NU). Karena itu, PCNU Kabupaten Blitar tak bisa serta merta langsung memutuskan, tanpa melalui keputusan bersama. Karena itu, para kiai NU saat ini mulai menyiapkan diri, untuk mencari calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) yang layak diusung oleh PKB. Untuk mencari figur siapa calon yang layak dijagokan itu, NU akan membentuk tim sembilan.
Salah satu tujuannya, adalah buat 'menyeleksi' calon yang layak untuk ditarungkan. Sebab, peta politik tahun depan, sepertinya tak banyak berubah, sehingga PKB harus menyiapkan diri, untuk bisa mengusung calon sendiri.
Masalahnya, kabar yang berkembang, PDIP masih mengusung petahana, yakni M Rijanto, Bupati Blitar saat ini, dan wakilnya, Marhaenis Urip Widodo, ketua DPC PDIP Kabupaten Blitar.
Itu artinya, bahwa lawan politik pada pilkada tahun depan, bakal cukup memberatkan semua partai jika tak dipersiapkan jauh-jauh hari.
Apalagi, di antara partai-partai itu, yang bisa mengusung calon sendiri, hanya PDIP, dengan dapat 19 kursi. Sementara, partainya lainnya, tak bisa mengusung calon sendiri, kecuali harus berkoalisi. Sebab, untuk bisa mengusung calon sendiri harus punya kursi 10.
Sedang, PKB tahun ini adalah urutan kedua setelah PDIP, dengan perolehan 9 kursi.
"Karena petanya seperti itu, kami (NU) sedang menyiapkan, untuk membentuk tim sembilan, dalam rangka mencari calon yang akan diusung PKB," kata KH Ardani Ahmad, Ketua Rois Syuriah PCNU Kabupaten Blitar, Kamis (1/8/2019).
Menurutnya, tim sembilan itu terdiri dari para kiai sepuh yang berasal dari NU sendiri, orang-orang PKB, Ansor, Muslimat, Fatayat, dll. Tugasnya, di antaranya, 'menyeleksi' calon-calon yang ada, atau yang dimunculkan oleh PKB atau nahdziyin.
"Jika sudah digodok di tim sembilan, maka si calon itu akan siap. Sebab, mereka sudah didengar komitmennya, termasuk visi dan misinya," ungkapnya.
Menurutnya, itu sudah jadi tradisi NU, bahwa kalau menghadapi perhelatan yang besar, seperti pilkada, ya harus membentuk tim. Makanya, semua pihak, yang ada di internal NU dimintai pendapatan.
"Apakah calon yang diusung nanti itu layak atau tidak, itu tergantung hasil musyawarah bersama nanti," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Imron Rosyidi, Sekjen PKB Kabupaten Blitar mengatakan, PKB bukan tak punya calon, namun sudah mengelus-elus beberapa jago. Namun, layak atau tidaknya, itu tergantung tim sembilan nanti. "Apapun, yang diputuskan, kami akan patuh pada para kiai," ujar Imron.
Siapa jago yang sudah dielus-elus PKB? Imron masih merahasiakannya. Namun, ia memberikan sinyal, bahwa PKB terbuka untuk siapapun. Artinya, jago yang akan diusung nanti itu, bisa dari internal partai, atau dari orang NU sendiri.
"Meski, kami sudah punya jago, namun kami tetap menunggu masukan dari semua pihak, khsususnya dari parai kiai," pungkasnya. (imam taufiq)