Berita Trenggalek

Kisah Sukses Bisnis Camilan Jamur Mantan di Trenggalek: Tak Cuma Rasa, Tapi Juga Permainan Kata-kata

“Saya bilang, kalau pasanganmu nggak mau menghalalkan, jadikan saja mantan. Sejak itu kata mantan melekat. Saya disering dipanggil ‘Pak Mantan’,”

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/aflahul abidin
Dedi Mahendra Sukma berfoto dengan produk Jamur Mantan buatannya. 

Dedi pernah membuat survei kecil-kecilan untuk mengatahui orang-orang mengonsumsi makanannya. Lewat sosmed, ia membuat semacam giveaway untuk mereka yang berfoto dengan camilan itu. Hasilnya, mayoritas yang mengunggah foto adalah perempuan usai 20-an.

Dari situ, Dedi menganggap strategi pasar yang dijalankan sudah sesuai dari target awal.

Untuk menambah daya tarik, ia juga mencantumkan kalimat-kalimat “baper” lain di tata cara makan di bungkus Jamur Mantan. Contohnya: makan sambil duduk pakai tangan kanan, bukan tangan mantan.

Lewat strategi pasar itu, Jamur Mantan digemari. Saban hari, Dedi, Ike, dan sebelas pegawainya memasak 30-50 kg jamur mentah. Bahan itu cukup untuk membuat 300-an bungkus Jamur Mantan. Masing-masing bungkus diisi 70 gram. Harganya sekitar 12.000 per bungkus.

Meski punya pengalaman menjadi petani jamur, Dedi enggan menanam untuk bahan baku produknya. Jamur selama ini dipasok oleh para petani di Trenggalek dan Tulungagung. Alasannya, menjalankan bisnis kudu fokus. Mengelola semuanya dari hulu sampai ke hilir, kata dia, justru bisa membuat produksi tak maksimal.

“Kami menjual mayoritas lewat online. Pasarnya mulai dari Jawa Timur sampai ke luar pulau, seperti Kalimantan, Sumatera, dan Bali. Yang jauh bisanya membeli untuk dijual lagi,” ungkap dia.

Selain itu, produk Jamur Mantan juga dijual di banyak toko oleh-oleh khas di Kabupaten Trenggalek.

Perkembangan usaha Dedi dan istri bisa dilihat dari banyaknya alat yang kini dipakai. Awal memulai usaha, mereka memasak sendiri dengan satu kompor dan wajan. Kini, mereka punya empat kompor dan wajan besar.

Tak hanya usaha, Dedi bilang, jamur mantan juga menyisihkan hasil usaha untuk sosial.

“Dua persen dari hasil kami donasikan. Kurang lebih nominalnya satu bulan Rp 1 juta lebih,” tutur dia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved