'Harta Karun' di TPA Supit Urang Kota Malang. Pemulung Pernah Temukan Uang Rp3 Juta Dalam Amplop

Bagi para pemulung, TPA Supit Urang adalah tempat menggantungkan nasib. Di sana, ada harta karun bagi mereka.

surabaya.tribunnews.com/rifky edgar
Slamet Riyadi (30), satu di antara ratusan pemulung yang menggantungkan hidupnya di TPA Supit Urang, Kota Malang, Senin (1/7). 

Dari jumlah pemulung itu, sebagian besar merupakan warga dari wilayah Kabupaten Malang.

Ia menambahkan, pemberian izin pemulung tersebut karena wilayah TPA Supit Urang sebagian masuk Kabupaten Malang.

"Kebanyakan memang dari Kabupaten Malang, mereka ada yang kontrak di perkampungan bawah sini, ada juga yang menetap di sini," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga beberapa kali memberikan pembinaan rutin di setiap kegiatan warga.

Pembinaan itu dilakukan apabila ada acara selamatan yang melibatkan petugas DLH untuk memberikan sosialisasi pengolahan sampah.

"Kalau ada selamatan warga itu momen kami dalam melakukan pembinaan, terutama dalam pemilahan sampah antara yang organik dan non organik," imbuhnya.

Di sisi lain, TPA Supit Urang ini juga kerap menimbulkan konflik sosial yang terjadi di masyarakat.

Oleh karena itu, dengan adanya para pemulung yang sebagian besar tinggal di perkampungan sebelum pintu masuk TPA Supit Urang, cukup membantu DLH dalam mengatasi permasalahan tersebut.

"Keberadaan pemulung ini sangat membantu kami dalam meredam konflik sosial yang ada. Di sisi lain banyak warga yang protes karena bau, tapi di sisi lain banyak warga di sana (perkampungan) yang hidupnya mengandalkan TPA Supit Urang ini," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved