Berita Mojokerto

5 Fakta Mobil Masuk Jurang di Mojokerto Saat Ikuti Google Maps, Kasus Sebelumnya Terjun ke Sungai

Terungkap beberapa fakta terkait kasus mobil masuk jurang Sendi di Mojokerto saat sang pengemudi mengikuti navigasi Google Maps

SURYA/Febrianto Ramadani
Mobil Kuncoro yang hancur setelah jatuh ke Jurang Sendi, Mojokerto. Dia bisa melintasi kawasan itu setelah mengikuti navigasi Google Maps 

4. Kondisi Korban

Meski demikian, Kurtono selamat. Dia diketahui mengalami luka ringan dan segera dibawa ke Puskesmas Pacet.

Ketika ditemui wartawan Surya di Puskesmas Pacet, Kurtono merintih kesakitan pada bagian punggungnya.

Kurtono, (58), ketika ditemui wartawan di Puskesmas Pacet, Sabtu malam (29/6/2019).
Kurtono, (58), ketika ditemui wartawan di Puskesmas Pacet, Sabtu malam (29/6/2019). (SURYA/Febrianto Ramadani)

Ketika melayani pertanyaan dari wartawan, Kurtono bahkan meminta bantuan dari wartawan untuk membangkitkannya dari tempat tidur di Puskesmas Pacet.

Kepada SURYA, Kurtono mengaku bisa selamat karena mengenakan sabuk pengaman.

Selain itu, airbag mobilnya juga masih berfungsi.

"Mungkin beda cerita kalau saya tidak memakai sabuk pengaman dan airbag pada mobil saya tidak mengembang secara otomatis," kata Kurtono

5. Kasus Sebelumnya

Masih seputar Google Maps, pada Februari 2019 lalu pernah terjadi kecelakaan truk masuk sungai saat sang pengemudi mengikuti navigasi dari aplikasi tersebut

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Tersesat ke Jalan Sempit gara-gara Ikuti Google Maps, Truk Lalu Masuk Jurang', kecelakaan truk terjun ke sungai ini dialami oleh Agus Tri Pamungkas (23) saat menelusuri jalan yang direkomendasikan oleh aplikasi navigasi Google Maps.

Sebuah truk terjun ke sungai setelah pengemudinya, Agus Tri Pamungkas (23) menelusuri jalan yang direkomendasikan oleh aplikasi navigasi yang dipakainya
Sebuah truk terjun ke sungai setelah pengemudinya, Agus Tri Pamungkas (23) menelusuri jalan yang direkomendasikan oleh aplikasi navigasi yang dipakainya (Tribun Bali/ I Wayan Eri Gunarta)

Truk terjun ke Sungai Wos sedalam 20 meter di perbatasan Banjar Gelogor, Desa Lodtunduh, Ubud-Banjar Silakarang, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.

Pecalang Desa Adat Gelogor, I Ketut Sumardika, mengatakan bahwa awalnya Agus berniat membawa batu padas menggunakan truk dari Banyuwangi ke Banjar Kengetan, Desa Singakerta, Ubud.

Karena tak tahu jalan menuju tempat yang diinginkan, Agus pun memanfaatkan aplikasi tersebut.

Namun ternyata, lanjut Sumardika, jalan yang direkomendasikan hanya bisa dilalui oleh pengendara sepeda motor.

"Jadi, dia (Agus) pakai aplikasi handphone. Saat berada di jembatan, dia sudah bingung mau balik arah, tapi karena jalannya tak lebih dari tiga meter, dia pun tak bisa berbalik," ujar Sumardika.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved