Berita Madura
TERUNGKAP 400 Orang Lempar Bom Molotov ke Polsek Tambelengan, Sampang, Begini Kondisinya Sekarang
Terungkap dari keterangan saksi dan aparat kepolisian atas pembakaran Kantor Polsek Tambelengan, Sampang, Madura, Rabu (22/5/2019) pukul 22.00 WIB.
Polda Jatim menjelaskan, menurut keterangan sementara sebenarnya kejadian ini tidak ada kaitannya dengan Pilpres.
Insiden ini dipicu berita hoax yang diberitakan di beberapa medsos tentang beberapa warga Madura yang ditangkap di Jakarta.
"Awalnya, ada pemberitaan video di media sosial tentang ulama pamekasan yang ditangkap dan diberitakan tidak bisa keluar dari jakarta karena dijaga. Di situlah warga kesal" lanjutnya.
Kapolda kemudian menuturkan kronologi yang dirangkai berdasarkan saksi-saksi dan bukti yang ada.
Katanya, mulanya, sekitar pukul 18.00 WIB atau setelah waktu sholat Maghrib, massa berjumlah tak kurang dari 200 orang datang berduyun-duyun menuju Kantor Bawaslu Sampang.
Tak lama kemudian rencana itu batal.
"Mereka Tadi malam habis magrib sekitar 200 orang tadinya mau ke Bawaslu Sampang tapi tidak jadi," ujarnya
Ternyata, lanjut Luki, massa aksi mengubah rencana kunjungan itu ke Mapolres Sampang di Jalan Trunojoyo Rong Tengah, Taman Arum, Banyuanyar, Sampang, Madura.
"Mereka berputar-putar, lalu datanglah ke Polres Sampang, (mereka datang untuk berdialog)," lanjutnya.
Sesampainya tiba di sana dan disambut langsung oleh Kapolres Sampang, ratusan orang tersebut mendesak pihak Polres Sampang agar minta pihak kepolisian di Jakarta melepaskan beberapa tokoh Madura yang sempat dikabarkan di tahan saat mengikuti aksi 22 Mei di Jakarta.
"Mereka tanya terkait beredarnya di media sosial adanya penangkapan tokoh Madura yang ada di Jakarta dan adanya penembakan penembakan di Jakarta," katanya.
"Mereka datang ke polres meminta pihak kapolres untuk melepas tokoh-tokoh Madura yang ada di sana sana," tambahnya.
Setelah puas menyampaikan aspirasi dan beberapa desakan pada pihak Polres Sampang, mereka lalu beranjak pergi.
Tidak tahu apa penyebabnya, ungkap Luki, ternyata kepulangan massa setelah bertemu pihak Polres Sampang bukan untuk membubarkan diri.
Namun, belakangan diketahui massa aksi bergerak menuju Kantor Polsek Tambelang, yang jaraknya sekitar 23 Kilometer.
"Enggak tahu bagaimana kejadiannya tiba-tiba massa datang dan melempar kantor polsek dengan batu-batu dan molotov," tandasnya.
Gubernur ke Sampang
Menyikapi insiden ini, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa langsung turun ke lokasi bersama Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan, serta Pangdam V/Brawijaya, Mayjend TNI R Wisnoe Prasetja Boedi.
Saat melihat puing-puing sisa pembakaran, Khofifah mengaku miris.
Di sana dia melihat seluruh gedung Mapolsek terbakar seluruhnya.
Selain itu, tiga mobil dan sepuluh mobil menjadi bangkai.
Khofifah mengatakan, silaturahmi dengan para ulama, tokoh agama dan tokoh masyarakat menjadi solusi meredam terjadinya konflik. Solusi ini tidak hanya di Sampang, tetapi juga di seluruh Jatim.
"Kami menyilaturahmikan pikiran kami, menyilaturahmikan hati kami, menyilaturahmikan bagaimana bersama-sama kita membangun kehidupan yang harmoni, saling berseiring, proses saling menjaga dan menghormati di antara ikhtiar-ikhtiar yang kita lakukan," ujar Khofifah.
Menurutnya, silaturahmi bisa menyambungkan kesepahaman, persepsi dan pikiran antara pemerintah, forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta masyarakat. Sebab kesepahaman melahirkan saling mempercayai.
"Ini silaturahmi yang mudah-mudahan para kyai bisa mempersambungkan kesepakatan kita dalam merawat umat, dalam merawat kehidupan masyarakat," ujarnya.
Di sela-sela kunjungannya meninjau Mapolsek Tambelangan Sampang, Khofifah juga menegaskan bahwa Pemprov menyerahkan sepenuhnya kepada Kapolda Jatim beserta jajarannya terkait kasus pembakaran Kantor Mapolsek Tambelangan, Sampang.
"Kita serahkan pada Polri untuk melakukan proses penyelidikan dan pemeriksaan selanjutnya," tegas Khofifah.
Terpisah, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menegaskan seluruh elemen diminta untuk meningkatkan pengamanan dan menjaga suasana agar tetap kondusif.
Emil mengatakan bahwa masyarakat Jawa Timur harus saling menjaga temperatur di wilayahnya. Ia tidak ingin kejadian di Sampang menular ke daerah lain di Jawa Timur.
"Hari ini bu gubernur dan kapolda terbang langsung meninjau ke Sampang. Kami memang optimistis masyarakat akan tetap kondusif. Namun di beberapa titik kita akan terus pantau dan lihat," tegas Emil Dardak.
Pihak Pemprov tetap melakukan pengawasan di berbagi sektor dan memastikan bahwa sektor ekonomi dan denyut kegiatan masyarakat tidak terganggu. Begitu meletus kerusuhan di Jakarta, pihak Polda Jawa Timur segera melakukan upaya pengamanan.
"Pak kapolda tentu melakukan pengamanan dan menyatakan siaga satu. Dan ternyata ada memang beberapa wilayah tidak aman. Bahwa kita waspada dulu untuk antisipasi terus agar masyarakat dalam kondisi yang aman," ucapnya. (Fatimatuz Zahroh/Luhur Pambudi/Hanggara Pratama)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/polsek-tambelengan-dibakar.jpg)