Berita Blitar

Berkat Mainan Anak-anak Caplokan Agus Jadi Pengusaha Sukses, Dulu Ikut Orang kini Punya Dua Mobil

Berkat Mminan anak-anak caplokan Agus Widodo menjadi pengusaha sukses, dulu ikut orang kini punya dua mobil.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Parmin
surya.co.id/imam taufiq
Agus Widodo memperlihatan mainan anak-anak caplokan hasil produksinya. 

JIKA ingin usaha Anda langgeng dan sukses, coba lah menekuni usaha kerajinan mainan anak-anak. Itu banyak pilihan, atau bisa membuat truk miniatur, atau barongan atau lebih dikenal caplokan.

Kenapa harus anak-anak yang jadi pangsa pasarnya? Karena kalau kita itu bisa merebut hati anak-anak, maka dengan sendirinya orangtuanya akan kena.

Seperti yang dilakukan Agus Widodo, pria berusia 35 tahun asal Lingkungan Pandean Tumpuk, Kelurahan Tangkil, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar ini. Meski usianya baru segitu, namun ia bisa dibilang sudah mampu mengubah hidupnya.

Sebab, dari buruh kerja kini ia sudah jadi pengusaha. Yakni, sebagai pengrajin barongan mini. Kerja keras itu akhirnya tergantikan. Sebab, tak hanya mampu meningkatkan taraf hidup keluarganya saja, namun juga sudah bisa menghidupi orang lain.

Betapa tidak, dengan usia segitu, ia kini sudah punya 15 karyawan. Ditambah, ia juga sudah punya dua mobil, satu di antaranya mobil pribadi, dan mobil pik up buat armada di tempat home industry-nya.

"Yang membuat saya bahagia itu, saya bisa mmenyenangkan orang lain juga. Sebab, kerajinan ini hasilnya tak kami nikmati sendiri namun juga ada karyawan," ujar Agus ditemui di rumahnya, Selasa (t16/4) siang kemarin.

Saat ditemui di rumahnya, Agus terlihat sangat sibuk. Meski sebagai owner, ia tak mau hanya diam atau cukup memerintah anak buahnya, namun masih sering mengerjakan sendiri, terutama pekerjaan yang njilimet.

Siang itu, ia lagi melakukan pewarnaan atau painting. Katanya, itu salah satu pekerjaan yang sedikit membutuhkan keahlian dan kesabaran karena membuat motif pewarnaan.

"Bukan saya nggak percaya dengan karyawan, namun saya memang lagi santai. Dan, khusus untuk membuat motif pewarnaan, itu sering kami tangani sendiri," ujarnya.

Kapan mulai usaha membuat kerajinan yang lagi digandrungi anak-anak itu, Agus mengaku sudah tujuh tahun lalu. Itu bermula dari dirinya bekerja ikut orang lain. Yakni, pekerjaannya mengirim janur, dari Blitar ke Bali. Itu dilakukan seminggu sekali karena janur itu, salah satunya buat keperluan upacara.

"Karena sering ke Bali itu, akhirnya tanpa sadar saya menemukan peluang usaha. Yakni, saya melihat banyak caplokan dijual di Bali dan laku, saya berpkiran, mengapa saya nggak mencoba untuk membuatnya.
Sebab, saya nggak mungkin bekerja ikut orang terus," paparnya.

Begitu tekadnya sudah bulat, akhirnya dirinya berhenti dari pekerjaannya, dan kemudian memulai membikin caplokan di rumahnya, Awalnya, memang penuh tantangan dan kesabaran. Sebab, dirinya tak langsung bisa melainkan berkali-kali mengalami kesalahan. Terutama saat membentuk kayu, agar menyerupai kepala barongan.

"Ya, maklum, itu memang baru pertama kali membikin barongan mini. "Itu saya kerjakan sendiri di rumah. Namun, karena baru memulai, ya nggak lancar. Bahkan, sehari tak menyelesaikan satu buah. Karena sering kliru sehingga banyak membuang kayu bahan mentahnya," paparnya.

Namun, dirinya tak patah semangat. Meski berkali-kali salah, ia terus mencobanya. Rupanya, keberuntungannya tak harus ditunggu lama. Sebab, di saat masih belajar untuk membuat barongan mini, tanpa diduganya tiba-tiba ada datang dan memesan untuk dibuatkan caplokan.

Bahkan, tak tanggung-tanggung, orang itu memesan sebanyak 50 buah, sehiingga membuatnya tertantang dan menerima order itu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved