Pemilu 2019

Jenderal Polisi ini Rela Berdiri 10 Jam Jaga TPS di KBRI Singapura, 'Saya Sangat Terharu,' Katanya

Seorang jenderal polisi rela berdiri selama sepuluh jam untuk menjaga TPS di KBRI Singapura

Instagram/@krishnamurtibd91
Jenderal Polisi ini Rela Berdiri 10 Jam Jaga TPS di KBRI Singapura 

Dimulai pukul 08.30, simulasi 30 menit itu terasa menegangkan.

Diskenariokan, teroris sudah mengepung Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara.

Seorang pejabat disandera. Hotel disabotase. Badan Intelijen Strategis (BAIS TNI) segera melakukan negosiasi sebagai bagian dari soft power approach.

Di saat yang sama, tim Satgultor TNI sekaligus bersiap-siap melaksanakan operasi khusus melalui rapid response crisis action planning.

Aparat menunggu perintah dari Dansatsus untuk mulai melaksanakan pembebasan sandera. Setelah izin diberikan, operasi pembebasan sandera dimulai.

Di atap Hotel Mercure, tampak penembak jarak jauh melepaskan pelurunya tepat ke arah teroris yang berjaga.

Di saat yang bersamaan, dua unit motorized special action unit melumpuhkan teroris yang berjaga di depan hotel, lobi, dan aula.

Dua helikopter tampak menurunkan aparat dan menggunakan teknik breaching untuk membebaskan sandera di kamar hotel.

Sadar atas kehadiran para petugas, teroris pun melarikan diri. Seorang teroris berlari ke area jetski, seorang lainnya ke tempat parkir namun berhasil dibekuk aparat.

Ternyata, dua teroris lainnya berhasil membawa sandera ke sebuah kapal yang telah disiapkan.

Dua unit sea rider dan dua unit jetski yang dikerahkan sukses menghentikan kapal yang ditumpangi teroris dan berhasil menyelamatkan sandera.

Satu unit helikopter diterbangkan untuk mengevakuasi sandera dan membawanya ke rumah aman atau safe house.

Komandan Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) Mayjen TNI (Mar) Suhartono menuturkan terdapat beberapa kendaraan yang dilibatkan baik di darat, udara, hingga laut.

"Tadi ada yang menggunakan lintas udara dengan heli, ada yang menggunakan kendaraan darat dan dari laut, ini dimaksudkan untuk memberikan alternatif-alternatif cara bertindak," ungkap Suhartono.

Kemudian, mereka juga melatih kemampuan teknis aparat di lapangan. Misalnya, latihan tembak yang dilakukan para penembak jitu atau sniper.

Para sniper mempraktekkan tembakan dengan arah vertikal, seperti saat menembak sasaran teroris di atap hotel.

Suhartono menuturkan, para aparat juga mempraktekkan beberapa teknik, misalnya fast roping, saat petugas turun dari helikopter.

"Kita juga menggunakan teknik mendekat dengan fast roping dengan dua heli, ada yang menggunakan fast drive dan dari laut menggunakan jetski atau sea raider," tuturnya.

Teknik lain misalnya breaching, saat petugas menyergap teroris di dalam kamar tempat mereka menyembunyikan sandera.

Latihan penanggulangan terorisme oleh tim Satgultor TNI 2019, di lingkungan Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Selasa (9/4/2019).
Latihan penanggulangan terorisme oleh tim Satgultor TNI 2019, di lingkungan Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Selasa (9/4/2019). (KOMPAS.com/Devina Halim)

Mayjen TNI Suhartono menyebutkan, latihan tersebut dilakukan untuk menguji kesiapsiagaan pasukan TNI.

Nantinya, mereka akan diturunkan ke lapangan atas perintah Panglima TNI. 
"Pasukan ini akan digerakkan setiap saat atas perintah Panglima TNI apabila ada kasus-kasus yang nyata," ungkap Suhartono.

*Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Jaga TPS WNI di KBRI Singapura, Krishna Murti Rela Berdiri 10 Jam

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved