Guru Honorer Kediri Dimutilasi Usai Berhubungan Intim, Tak Muat Dimasukkan Koper, Kepala Melayang
Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kota Kediri ternyata dibunuh dan dimutilasi usai berhubungan intim dengan pelaku.
SURYA.CO.ID - Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kota Kediri ternyata dibunuh dan dimutilasi usai berhubungan intim dengan pelaku.
Jasad guru honorer Budi Hartanto ternyata tak muat dimasukkan koper untuk dibuang sehingga kepalanya pun dipenggal.
Selanjutnya tubuh dan kepala Budi Hartanto, sang guru honorer yang dimutilasi dibuang di lokasi berbeda.
Fakta-fakta terbaru kasus tersebut terungkap dalam gelar perkara di Mapolda Jatim, Senin (15/4/2019).
• Viral di WhatsApp (WA), Video Hubungan Intim Wanita Pegawai Kemenag Sleman & Kronologinya
• Siswa SD Hamili Siswi SMA di Probolinggo, Ada Hubungan Kerabat, Lahirkan Bayi Prematur
• Pelaku dan Guru Honorer Asal Kediri Hubungan Intim lalu Dihabisi serta Dimutilasi, Ini Kronologinya
• Misi Kopassus Gagal Gara-gara Anggotanya Nekat Selamatkan Seorang Anak, Kapten: Dia Tidak Salah
Di sisi lain, kedua pelaku masih belum terbukti melakukan pembunuhan berencana.
"Kalau korban datang karena ajakan pelaku, ya jelas bisa kami perberat sebagai pembunuhan berencana," kata Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela pada awak media.

Sejauh ini, ancaman pasal 340 KUHP sub pasal 338 KUHP dan atau 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman seumur hidup atau 20 tahun penjara atau 15 tahun penjara, lanjut Leo, telah menanti kedua pelaku.
Seperti diketahui, terungkap kasus mutilasi guru honorer asal Kediri, Budi Hartanto yang dibuang dalam Koper ternyata meninggal usai berhubungan badan dengan pelaku.
Fakta mengenai mutilasi guru honorer ini diperoleh sendiri dari pengakuan satu tersangka yang bernama Aris Sugianto, Senin (15/4/2019).
Menurut pengakuan Aris Sugianto, ia berhubungan badan dengan korban Budi Hartanto di warung miliknya, Jalan Surya, Sambi, Ringinrejo, Kota Kediri, Selasa (2/4/2019) silam.
"Di tempat itu, pelaku dan korban melakukan hubungan badan sesama jenis alias gay," kata Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Gupuh Setiono mengutip kata-kata Aris Sugianto, Senin (15/4/2019).
Bahkan menurut keterangan dari Aris Sugianto, hubungan badan yang dilakukannya bersama korban ini bukan pertama kali dilakukan.
Aris Sugianto terhitung sudah tiga kali melakukan hubungan intim bersama Budi Hartanto.
Keduanya melakukan hubungan tersebut di kediaman Aris Sugianto.
Setelah berhubungan badan, Aris Sugianto selalu memberikan uang kepada korban.
Itu sebagai bukti bahwa dirinya mencintai korban.
"Setiap kali berhubungan, Aris ngasih uang ke korban. Aris sayang pada korban, dan akan memberikan apa yang diminta korban," tambah Gupuh kepada Surya.co.id.
Namun untuk hubungan intim yang keempat kalinya, Aris Sugianto dan korban sengaja melakukan di ruangan di sebuah warung miliknya.
Gupuh melanjutkan, usai melakukan hubungan badan, percekcokan antara Aris Sugianto dan korban dimulai.
Saat itu, korban meminta uang bayaran kepada tersangka Aris Sugianto.
Sayangnya, saat itu Aris Sugianto sama sekali tak membawa uang seperti yang diminta korban.
Hal tersebut ternyata membuat korban marah dan emosi.
"Usai lakukan hubungan intim di dalam kamar, karena Aris gak bisa ngasih uang ke korban, korban marah-marah," jelasnya.

Saat pertengkaran tersebut terjadi, waktu telah menunjukkan pukul 22.00 WIB.
Salah seorang tersangka lain, Aziz yang berada di luar kamar, tak tahan dengan suara percekcokan yang terdengar cukup kencang itu, berinisiatif menegur korban.
Akan tetapi, korban malah balik menegur Aziz.
"Diingatkan Aziz tapi korban tak terima, korban malah bilang ini bukan urusan kamu," tuturnya.
Tak cuma membantah teguran Aziz, tanpa diduga korban justru melayangkan sebuah tamparan ke arah pipinya.
"Tak terima, Aziz juga membalas," tambah Gupuh.
Akibat Aziz yang melawan, korban lantas mengambil sebilah golok sepanjang sekitar 10 sentimeter yang tergeletak di sebuah tempat duduk atau bale di depan warung.
Golok tersebut diambil korban untuk disabetkan ke arah Aziz.
"Korban itu malah mengambil golok lalu diayunkan ke arah Aziz. Tapi Aziz bisa menangkis," lanjutnya.
Usai menangkis, Aziz yang berupaya merebut golok dari tangan korban, ternyata berhasil.
Tanpa pikir panjang, mengingat senjata golok telah berpindah tangan.
Kali ini justru Aziz yang berbalik menyabetkan golok tersebut ke arah korban.
Sabetan pertama tak langsung menumbangkan korban, namun sabetan Aziz mampu mengenai lengan kiri korban.
"Kemudian korban jatuh tertelungkup, lalu teriak-teriak, saat itulah Aziz berkali-kali menyabetkan golok," katanya.
Gupuh menerangkan, bersamaan dengan aksi Aziz yang telanjur kalap bertubi-tubi mengibaskan sabetan, Aris Sugianto muncul membantunya, menyumpal mulut korban hingga meregang nyawa.
"Jadi mulut korban disumpal, makanya hasil otopsi menunjukkan korban mati karena kehabisan nafas," jelasnya.
Setelah korban dipastikan tumbang dan meregang nyawa, lanjut Gupuh, kedua tersangka ini berupaya menghilangkan jejak dengan cara membuang mayat tersebut ke suatu tempat.
Namun sebelum itu keduanya masih harus menemukan cara memindahkan mayat korban.
Maka, ungkap Gupuh, muncullah ide dari Aris Sugianto memasukkan mayat korban ke dalam sebuah koper milik ibunya.
"Aris waktu itu ya langsung pulang, ambil koper milik ibunya," tuturnya.
Lalu saat proses pengemasan mayat ke dalam koper, muncul masalah baru.
Gugup menambahkan, ternyata koper tersebut tidak muat.
"Pas dimasukin gak cukup, dikeluarkan lagi, lalu Aris usul kepala korban dipotong," katanya.
Usai kepala korban dipotong, akhirnya mayat tersebut muat disimpan ke dalam koper tersebut.
Gupuh menyebut, mayat korban ditekuk secara paksa di dalam koper. Lalu dibuang di bawah jembatan Karang Gondang, Udanawu, Blitar.
Sedangkan kepala korban diwadahi kantong kresek untuk dibuang di bantaran sungai Ploso Kerep, Bleber, Kras, Kediri.
"Kejadian itu dilakukan Selasa malam," tambahnya.
Dalam penjelasannya, Kombes pol Gupuh Setiono menyatakan ada sejumlah motif pembunuhan yang saling terkait.
Di satu sisi ada motif asmara, namun di sisi yang lain juga terjadi motif perselisihan diantara kedua pelaku dan korban.
"Hubungan asmara sesama jenis, terus berakhir perselisihan karena tidak diberikan uang dan berakhir dengan pertengkaran yang mengakibatkan korban dibunuh," tandasnya. (tribunjatim.com/luhur pambudi)
• Gara-gara Beda Pilihan Capres, Ashanty Dapat Ancaman Boikot Acara TV hingga Tak Dibeli Usahanya
• Detik-detik Ayu Ting Ting Diminta Turun Dari Pesawat Usai 3 Jam Menunggu, Sampai Beli Tiket Lagi
• Beda Pesona Halimah dan Mayangsari saat Pakai Kebaya, 2 Wanita yang Dekat dengan Bambang Trihatmodjo
• Kampanye Berakhir, Ini Hasil 4 Survei Elektabilitas Terbaru Jokowi vs Prabowo di Pilpres 2019