Artis Bollywood Kareena Kapoor Beri Dukungan untuk #JusticeForAudrey, 'Kekerasan Anak Bukan Lelucon'

Artis Bollywood Kareena Kapoor Beri Dukungan untuk #JusticeForAudrey, 'Kekerasan Anak Bukan Lelucon'

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Iksan Fauzi
Kolase Instagram/therealkareenakapoor
Artis Bollywood Kareena Kapoor Beri Dukungan untuk #JusticeForAudrey, 'Kekerasan Anak Bukan Lelucon' 

SURYA.co.id - Selain banjir dukungan di Indonesia, kasus pengeroyokan Audrey juga mendapat perhatian dari artis Bollywood yakni, Kareena Kapoor.

Kareena Kapoor, melalui unggahan Instagram pribadinya turut sedih mendengar berita kekerasan pada anak yang tengah terjadi di Indonesia.

Kareena Kapoor mengaku sedih dan muak mendengar berita kekerasan yang dialami oleh Audrey dan telah menjadi trending dunia ini.

Dalam unggahannya, Kareena Kapoor menunjukkan gambar animasi gadis dengan wajah sedih yang menjadi ikon tagar 'Justice For Audrey'.

Melalui caption unggahan itu, Kareena Kapoor menyatakan dukungannya untuk Audrey.

Bintang 38 tahun ini juga mengaku sangat sedih dan muak ketika mendengar kabar menyakitkan tentang Audrey.

Kareena Kapoor ingin orang-orang menanggapi kekerasan pada anak sebagai hal yang serius.

Di akhir caption, Kareena Kapoor menyampaikan doanya untuk Audrey serta keluarganya.

Kebencian Ashanty pada Siswi SMA Pelaku Pengeroyokan Audrey, Sebut Mukanya Manis Tapi Ternyata Jahat

Nikita Mirzani Peringatkan Youtuber yang Temui Audrey & Bilang Asyiaappp, Sindir Atta Halilintar?

Hotman Paris Peringatkan Soal Hasil Visum Audrey yang Diluar Dugaan, Sebut Hukuman 5 Tahun Penjara

"We are all here with you Audrey

So sad and sickening to hear about this news..

Child abuse is no joke. Let's send all our prayers towards Audrey and her family

(Kami semua di sini bersamamu, Audrey

Sangat sedih dan muak mendengar tentang berita ini ..

Kekerasan pada anak bukan lelucon. Mari kita kirim doa untuk Audrey dan keluarganya)," tulis Kareena Kapoor.

Mahfud MD Ingin Kasus #JusticeForAudrey Ditindak Tegas Tanpa Damai dan Maaf

Mahfud MD akhirnya memberikan tanggapan mengenai kasus pengeroyokan terhadap Audrey, siswi SMP negeri di Pontianak yang dianiaya oleh 12 orang siswi SMA.

Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam cuitannya di media sosial Twitter usai mnedapat pertanyaan dari seorang warganet mengenai kasus Audrey.

Mahfud MD awalnya mengaku tak begitu mengikuti kasus Audrey, lantaran ia tak sempat membaaca berita yang terlalu banyak lewat di llina masa miliknya.

Kemudian, ada seorang warganet yang menjawab cuitan Mahfud MD itu dengan memberikan link berita mengenai kasus Audrey.

"@mohmahfudmd prof, bagaimana tanggapan anda tentang kasus Audrey ini? Harusnya pelaku di proses hukum," tanya pemilik akun @propepsa.

Meski belum mengetahui detail kejadian, Mahfud MD mengatakan kalau kasus pidana tetap harus ditindak.

Ia menegaskan kalau kasus pidana tidak mengenal damai dan minta maaf.

Karena tak mengikuti kasusnya, Mahfud MD pun menanyakan secara rinci mengenai kasus tersebut.

"Kasus bagaimana dan dimana? Terlalu banyak berita shg tak semua sempat saya baca.

Tapi prinsipnya kalau ada pelanggaran hukum ya harus diproses scr hukum.

Kecuali dlm delik aduan, dlm hukum pidana itu tdk ada damai atau maaf; semua hrs ditindak.

Kasus apaan, sih?" tulisnya.

Cuitan Mahfud MD di Twitter miliknya.
Cuitan Mahfud MD di Twitter miliknya. (Twitter @mohmahfudmd)

Pria Tanpa Busana Berfoto dengan Kerangka Manusia Viral & Dihujat, Kisah di Baliknya Mengharukan

Kemudian di Tweet itu, banyak netizen yang menyertakan beberapa artikel berita soal kasus tersebut.

Mahfud MD meminta masyarakat agar sabar dengan prosedur yang harus dilewati.

Ia juga mengatakan kalau kasusnya sudah ditangani oleh pihak kepolisian.

Namun ia menegaskan kalau penegakan hukum harus dilakukan secara tegas.

Tapi masyarakat harus sabar, agar polisi tidak salah sasaran.

"Terimakasih, Adit. Polisi sdh bertindak.

Hukum ada prosedur2nya yg hrs dilewati dgn sabar.

Pokoknya hrs ada penegakan hukum scr tegas jika kita ingin negara ini baik.

Tapi juga berhukum itu hrs bersabar agar tdk salah sasaran," tulisnya.

Tanggapan Mahfud MD terhadap kasus Audrey.
Tanggapan Mahfud MD terhadap kasus Audrey. (Twitter/@mohmahfudmd)

Kondisi Terkini Fahmi Bo Pemeran di Tukang Ojek Pengkolan Usai Terkena Stroke, Keliling Jualan Kue

Selain itu, Mahfud MD juga rupanya baru mengetahui jika pelaku oengeroyokan Audrey ternyata adalah seorang perempuan, siswi SMA.

Ia tampaknya tak habis pikir dengan kelakuan para siswi SMA tersebut terhadap Audrey yang merupakan siswi SMP.

Bahkan, Mahfud MD menyebut kalau perilaku belasan siswi SMA itu termasuk tindakan yang bengis.

Hal itu disampaikan oleh Mahfud MD masih dalam akun Twitternya yang terverifikasi, @mohmahfudmd, Rabu (10/4/2019).

Ia pun tampaknya tak habis pikir bagaimana bisa para pelaku yang merupakan perempuan itu bisa melakukan hal tersebut kepada sesama perempuan yang lebih muda.

"Wuih, pelakunya perempuan?

Perempuan kok bengis yaaa," tulis Mahfud MD.

Komentar Mahfud MD
Komentar Mahfud MD ()

Kondisi Terkini Audrey

Dilansir dari Chelsy Arta, kondisi psikis Audrey kini mulai berangsur membaik.

Meski di awal Audrey sempat sering menangis, namun seiring berjalannya waktu, Chelsy Arta mengungkap bahwa remaja 14 tahun itu kini sudah banyak tersenyum.

Senyum mengembang di wajah Audrey itu rupanya ia dapatkan usai mengetahui bahwa banyak orang yang perhatian pada kasusnya.

Sosok Audrey yang merupakan keponakan dari teman dekatnya pun langsung membuat Chelsy Arta merasa prihatin.

"Pertama kalo melihat Audrey, jujur, menahan diri untuk cengeng. Karena kalau saya sedih? Audrey juga sedih. Dan ternyata Audrey ini adalah justru keponakan teman dekat saya, dan adik sepupu temen saya. Qadarullah.. skenario Allah terbaik menemukan saya kepada Audrey," tulis akun @its.chelsy.

Mengetahui kejadian tersebut menjadi viral, Chelsy Arta pun mengaku langsung menjenguk Audrey ke rumah sakit.

Kondisi terkini Audrey pasca dikeroyok 12 siswi SMA
Kondisi terkini Audrey pasca dikeroyok 12 siswi SMA (Instagram/its.chelsy)

Saat melihat kondisi Audrey, Chelsy Arta mengaku terkejut tatkala mengetahui keceriaan yang tergambar di wajah remaja SMP itu.

Bahkan menurut Chelsy Arta, Audrey sempat berujar bahwa dirinya senang karena dijenguk oleh banyak orang.

Kepolosan Audrey itu nyatanya mampu membuat orang-orang di sekelilingnya menjadi tegar termasuk kedua orangtuanya.

"Audrey sempet bilang. “Seneng dijenguk rame - rame.” Anak ini polos yatuhann.... i could read person. Seriously. Maafin mereka yang nyakitin kamu ya audrey, tumbuh dewasa dengan luar biasa dan bermanfaat," tulis Chelsy Arta.

Sambil melantunkan doa, rekan dari tante Audrey itu pun lantas berharap agar korban pengeroyokkan itu bisa diberikan kekuatan.

"Kamu harus jauh lebih luar biasa daripada mereka. Harus jauh lebih berguna dari mereka. Kakak paham, rasa takut kamu akan membekas sepanjang hidup, kakak pernah diposisi kamu, tapi bismillah... peluk erat - erat rasa sakit itu, jangan jadikan hatimu yang sakit lalu menjadikan kamu menyakiti orang lain. Semua orang sayang kamu.

Ada kakak, ada bunda, ada temen temen yang siap support kamu. Tetapi kasus hukum harus tetap jalan. Mata rantai harus diputuskan agar tidak ada Audrey yang Lainnya," sambungnya.

Berikut fakta-fakta yang dirangkum dari Tribun Pontianak (grup Surya.co.id)

1. Berawal dari Saling Komentar di Media Sosial

Penganiayaan terhadap AU yang merupakan siswi SMP negeri di  Pontianak ini terjadi Jumat (29/3/2019) di Jalan Sulawesi dan Taman Akcaya.

Dari informasi yang dihimpun Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kalimantan Barat, kejadian ini bermula dari saling komentar di media sosial.

Korban AU sejatinya bukanlah target utama dari 12 pelaku, tapi kakak sepupu korban.

"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info kakak sepupu korban merupakan mantan pacar pelaku penganiayaan ini," kata Wakil Ketua KPPAD Kalbar, Tumbur Manalu kepada TribunPontianak.

Namun antara pelaku dan korban saling berbalas komentar di media sosial.

Hingga akhirnya pelaku merencanakan penjemputan dan penganiayaan terhadap korban.

"Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," lanjutnya.

“Semua pelaku adalah teman-teman kakak sepupunya, mereka menggunakan korban ini untuk memancing kakaknya keluar dari rumah dengan cara menjemput korban dari rumah neneknya di Jl. Cendrawasi sekitar jam 14.00,” ujar korban dikutip TribunnewsBogor.com dari BerkatnewsTV di RS Promedika.

2. Korban Dijemput di Rumah dan Dianiaya di 2 Lokasi

Saat itu, korban dijemput pelaku sore hari oleh pelaku.

Pelaku yang merupakan oknum siswi pelajar SMA ini juga meminta korban mempertemukan dengan kakak sepupunya, yang berinisial PO, dengan alasan ada yang ingin dibicarakan.

AU yang tidak mengenal para oknum menyanggupi hal itu, hingga AU bertemu dengan kakak sepupunya.

Pada saat penjemputan korban tidak menyadari, dirinya akan dianiaya.

"Ketika dibawa ke Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu.

Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya.

Ada tiga aktor utama yang dilaporkan korban terkait penganiayaan tersebut.

"Ada tiga orang yang dilaporkan oleh korban," kata Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Dony, Selasa (9/4/2019).

Sementara sembilan orang lainnya, membantu pelaku dalam melancarkan aksinya.

3. Penganiayaan terhadap Korban AU yang berujung merusak keperawanan

Saat tiba di lokasi inilah korban dianiaya.

Bahkan menurut informasi yang didapat, kepala korban dibenturkan ke aspal.

“Para pelaku membenturkan kepala korban dengan aspal, lalu menendang perut korban berkali-kali, serta dilakukan pencekikan dan penyiraman dengan air secara bergantian," tulis akun @syarifahmelinda

"Dan wajah korban ditendang dengan sendal gunung sehingga terjadi pendarahan dalam hidung korban serta di kepala ada benjolan dan kebanyakan luka dalam,” tambahnya.

Selain itu, pelaku diduga melukai bagian organ intim korban hingga menimbulkan bekas luka. 

4. 7 Hari Berlalu Korban Baru berani Melapor

Setelah mengalami penganiayaan, korban takut melaporkan ke orangtuanya. 

Bahkan masalah ini baru disampaikan ke orangtuanya selang 7 hari usai penganiayaa.

Korban dan orang tuanya melaporkan penganiayaan tersebut ke Polsek Pontianak Selatan, Jumat (5/4/2019)

Setelah dilaporkan ke pihak kepolisian, langsung dilakukan proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan.

Sebenarnya sempat dilakukan mediasi pada tanggal 5 April kemarin, namun tidak ada itikad baik dari para pelaku seperti meminta maaf.

Bahkan viral dan beredar pula foto-foto para pelaku yang cengengesan selama berada di kantor kepolisian.

Sementara itu, proses penyidikan terhadap ke-12 pelaku ini hingga saat ini masih berjalan.

Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan, pihaknya baru saja menerima  limpahan berkas dari Polsek Selatan.

"Kita baru saja mendapatkan limpahan berkasnya," ucap Nurhasah saat diwawancarai, Senin (8/4/2019).

Lanjut disampaikannya dalam proses pengembangan kasus ini akan memanggil pihak orangtua korban. 

"Kita akan panggil orangtua korban," ujarnya Inayatun.

5. Wali Kota Turun Tangan

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono turun tangan atas pengeroyokan yang terjadi terhadap AU.

Edi bahkan sudah mendatangi langsung korban di rumah sakit.

Menurutnya, aksi penganiyaan yang dilakukan oknum pelajar SMA terhadap AU sangat brutal.

"Gejala-gejala yang dilakukan pelajar ini dapat memberikan dampak negatif, terutama korban," katanya.

"Kita harapkan tidak terulang lagi kasus ini, mereka juga merupakan anak dibawah umur, maka perlu investigasi secepatnya agar dapat diambil langkah dalam memberikan pembinaan," lanjutnya.

6. Supaya Pelaku Dapat Efek Jera

Wali Kota Pontianak edi Rusdi Kamtono menegaskan pelaku harus diberikan efek jera dan edukasi, agar tidak terulang kembali kejadian semacam ini di Pontianak. 

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved