Susanto Perajin Anyaman Bambu Asal Sukodadi ingin Gerakkan Kaum Hawa
Lewat kerajinan bambu, Asan Susanto telah berkontribusi untuk masyarakatnya. Inilah kisah perajin asal Lamongan itu.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id l LAMONGAN - Asan Susanto (40), pengrajin anyaman bambu asal Desa Sukolilo, Kecamatan Sukodadi Lamongan Jawa Timur berhasil membangkitkan warga di lingkungannya untuk lebih berdaya secara ekonomi.
Hal itu dia lakukan lewat kerajinan anyaman bambu.
Anyaman bambu yang semula hanya berupa caping atau topi etani dan kipas, kini berubah lebih menarik dengan bimbingan tangan halus Susanto.
"Kami ingin melestarikan warisan leluhur. Selain bisa memberikan penghasilan untuk keluarga," kata Susanto kepada Surya.co.id di Dusun Dukoh, Desa Sukolilo, Kecamatan Sukodadi.
Kerajinan anyaman bambu yang sudah turun temurun dilakukan, warga di Lamongan ini dikreasikannya menjadi sebuah kerajinan tangan yang menarik dan punya nilai jual tinggi.
Susanto juga mampu mengerahkan tenaga kerja kalangan kaum hawa. Atas binaannya, anyaman bambanu dikreasikan menjadi hiasan meja berupa burung merak, ayam, aneka tas, kap lampu, caping berlukis dan juga kipas angin bermotif.
"Saya meneruskan kerajinan orang tua saya dulu. Tapi harus dengan kreasi tinggi mengikuti perkembangan zaman," katanya.
Susanto sudah bertahun-tahun menggeluti usaha kerajinan berbahan dasar bambu ini.
Mode dan bentuk selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan kebutuhan pada zamannya.
"Yang sudah saya kembangkan ada 20 jenis produk berbahan baku bambu ini," katanya.
Kerajinan anyaman bambu ini dikembangkan dan dipoles saat mendapatkan ide dan kreasi baru, baik didapat dari mengikuti pelatihan diluar maupun dari sekedar selayang pandang. Selalu ada perubahan dan perkembangan, dari sekedar hanya kerajinan tangan biasa menjadi bentuk yang lebih berseni dan mengikuti perkembangan dunia modern.
"Bagaimana agar hasil kerajianan ini digemari semua kalangan, termasuk kalangan milenial," katanya.
Apa yang menjadi harapannya, kini mulai membuahkan hasil. Hasil kerajinannya tidak hanya dijual di wilayah Lamongan saja, tapi sudah berhasil menembus beberapa daerah di Jatim dan wilayah lain di Indonesia, termasuk luar pulau Jawa.
Harga kerajinan tangan Susanto cukup bervariasi , dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah tergantung tingkat kesulitannya.
Seperti burung merak, harganya bisa mencapai Rp 300 ribu, bentuk ayam bekisar Rp 200 ribu.