Identitas Prajurit Kopassus yang Gugur Saat Perburuan KKB Papua di Nduga, Ayahnya Orang penting
Satu dari tiga prajurit TNI yang tewas dalam kontak senjata dengan KKN di Nduga Papua, ternyata merupakan prajurit Kopassus
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Identitas satu dari tiga prajurit TNI yang tewas dalam kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga Papua, ternyata merupakan prajurit Kopassus
Prajurit Kopassus yang tewas dalam kontak senjata itu adalah anak angkat Wakil Bupati Luwu Syukur Bijak.
Seperti diketahui, kontak senjata antara anggota TNI dengan KKB di Nduga Papua kembali terjadi, Kamis (7/3/2019) siang dan menewaskan tiga anggota TNI
Mereka adalah Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin dan Serda Siswanto Bayu Aji.
Salah satu korban merupakan prajurit Kopassus yang bernama Serda Yusdin warga Desa Pongko, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

• 5 Fakta Perburuan KKB Papua yang Membuat 3 Anggota TNI Gugur di Nduga, Diserang Lagi Saat Evakuasi
Dilansir dari Tribun Timur, keluarga Serda Yusdin yang dihubungi, membenarkan anggota keluarganya yang bertugas di Nduga tewas tertembak KKB.
"Tadi siang kami baru saja mendapat kabar duka dari Papua. Keponakan kami, Serda Yusdin meninggal setelah ditembak pemberontak di sana," kata Samsir Dumang yang juga Kepala Desa Pongko kepada wartawan Tribun Timur
Hanya saja dia mengaku belum mengetahui kapan jenazah almarhum tiba di kampung halaman.
"Sudah ada telepon dari Jakarta yang mengabarkan soal kematian Serda Yusdin," katanya.
Duka cita mendalam juga disampaikan Wakil Bupati Luwu Syukur Bijak.
Sebelum berangkat ke Papua, Serda Yusdin sempat berfoto bersama keluarga Syukur Bijak
"Dia seperti anak kandung saya. Anaknya memang sangat berani dan pantang mundur," kata Wabup Luwu Syukur Bijak.
Kronologi Kejadian
Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi angkat bicara soal detik-detik perburuan KKB yang berujung pada gugurnya tiga anggota TNI
Aidi mengungkapkan kronologi kejadian baku tembak.
Ia menceritakan pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) mendapat serangan dari anggota KKSB pimpinan Egianus Kogoya di Distrik Mugi Kabupaten Nduga pada Kamis (7/3) sekira pukul 08.00 WIT.
Para personel TNI itu diserang ketika sedang melaksanakan pengamanan proses pergeseran pasukan TNI yang akan melaksanakan pengamanan dan pembangunan infrastruktur Trans Papua Wamena-Mumugu di Kabupaten Nduga.
"Pasukan TNI Satgas Gakkum kekuatan 25 orang tersebut baru tiba di Distrik Mugi dalam rangka mengamankan jalur pergeseran pasukan.
Tiba-tiba mendapatkan serangan mendadak oleh sekitar 50 sampai 70 orang KKSB," kata Aidi.
Aidi mengatakan, anggota KKSB yang menyerang anggota TNI tersebut bersenjata campuran.
Mulai senjata standar militer maupun senjata tradisional seperti panah dan tombak.
"Pasukan berusaha melakukan perlawanan sehingga berhasil menguasai keadaan.
Kami berhasil memukul mundur kelompok KKSB sampai menghilang kedalam hutan belantara," kata Aidi.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengatakam pihaknya tidak akan mundur selangkah pun menghadapi KKB di Distrik Mugi Kabupaten Nduga, Papua pada Kamis (7/3).
Ia juga mengatakan TNI akan terus mendukung Polri dalam upaya penegakan hukum aksi-aksi KKB Papua yang meresahkan masyarakat Papua.
"Kami tidak pernah dan tidak akan pernah mundur selangkah pun dalam menghadapi KKB Papua.
Meskipun beberapa prajurit TNI-Polri telah gugur dalam tugas, namun kami tetap berkomitmen untuk melindungi warga masyarakat Papua dari teror yang dilakukan KKB,” ujar Yosua.
Ia dan seluruh jajaran Kodam XVII/Cenderawasih juga turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas gugurnya para prajurit terbaik bangsa.
Sebelumnya Pangdam XVII/Cenderawasi Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengatakan, saat ini ada 600 prajurit TNI disiagakan untuk menjaga keamanan proyek pembangunan di Nduga,Papua.
Proyek pembangunan di Nduga sempat terhenti karena aksi penembakan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB). Kejadian itu mengakibatkan sejumlah pekerja dari PT Istaka Karya tewas.
“Pasukan TNI tersebut akan digelar di sepanjang jalur pembangunan Trans Papua Wamena-Mumugu, khususnya dalam pembangunan jembatan. Teknis pelaksanaannya pembangunan akan dilanjutkan oleh satuan zeni konstruksi (zikon) TNI AD, sedangkan tenaga ahli tetap dari PT Istaka Karya dan PT Brantas," ujar Yosua melalui keterangan tertulis yang diterima, Selasa (5/3/2019).
Yosua mengatakan, pembangunan infrastruktur di Nduga merupakan salah satu program strategis nasional, sama halnya dengan program-program lainnya di seluruh Indonesia yang bertujuan untuk membuka isolasi daerah, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Negara tidak boleh mundur hanya karena adanya teror dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Negara akan tetap melanjutkan pembagunan sampai selesai, ini demi untuk kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat,” ujarnya.
“Masih ada saudara kita yang mempersenjatai diri secara illegal dan melakukan serangkaian tindakan kekerasan dan merongrong kedaulatan negara. Termasuk mengganggu proses pembangunan di Papua. Itulah sebabnya proses pembangunan tersebut harus diamankan oleh prajurit TNI,” ujar Yosua melanjutkan.

Yosua mengatakan, saat ini warga sudah mulai kembali ke kampung mereka dan menjalani kehidupan sosial dan ekonomi secara normal.
Yosua menyebut, KKB selalu memutarbalikkan fakta, membuat seakan-akan TNI merupakan pelaku penjahat kemanusiaan.
“Mereka membuat opini bahwa yang dibantai di distrik Yigi pada bulan Desember tahun lalu adalah anggota TNI yang menyamar.
Nyatanya media bisa melihat langsung korban dikembalikan ke keluarga semuanya adalah warga sipil.
Bahkan kita lihat yang sedang viral di media sekarang, keluarga membuat surat terbuka kepada Presiden agar informasi tentang nasib anggota keluarganya yang masih dinyatakan hilang agar segera terungkap,” ujarnya.