5 Fakta Perburuan KKB Papua yang Membuat 3 Anggota TNI Gugur di Nduga, Diserang Lagi Saat Evakuasi
Perburuan KKB di Nduga, Papua kali ini menyebabkan tiga anggota TNI gugur dan sepuluh anggota KKB tewas. Berikut rangkuman fakta-faktanya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Ia juga mengatakan TNI akan terus mendukung Polri dalam upaya penegakan hukum aksi-aksi KKB Papua yang meresahkan masyarakat Papua.
"Kami tidak pernah dan tidak akan pernah mundur selangkah pun dalam menghadapi KKB Papua.
Meskipun beberapa prajurit TNI-Polri telah gugur dalam tugas, namun kami tetap berkomitmen untuk melindungi warga masyarakat Papua dari teror yang dilakukan KKB,” ujar Yosua.
Ia dan seluruh jajaran Kodam XVII/Cenderawasih juga turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas gugurnya para prajurit terbaik bangsa.
Sebelumnya Pangdam XVII/Cenderawasi Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengatakan, saat ini ada 600 prajurit TNI disiagakan untuk menjaga keamanan proyek pembangunan di Nduga,Papua.
Proyek pembangunan di Nduga sempat terhenti karena aksi penembakan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB). Kejadian itu mengakibatkan sejumlah pekerja dari PT Istaka Karya tewas.
“Pasukan TNI tersebut akan digelar di sepanjang jalur pembangunan Trans Papua Wamena-Mumugu, khususnya dalam pembangunan jembatan. Teknis pelaksanaannya pembangunan akan dilanjutkan oleh satuan zeni konstruksi (zikon) TNI AD, sedangkan tenaga ahli tetap dari PT Istaka Karya dan PT Brantas," ujar Yosua melalui keterangan tertulis yang diterima, Selasa (5/3/2019).
Yosua mengatakan, pembangunan infrastruktur di Nduga merupakan salah satu program strategis nasional, sama halnya dengan program-program lainnya di seluruh Indonesia yang bertujuan untuk membuka isolasi daerah, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Negara tidak boleh mundur hanya karena adanya teror dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Negara akan tetap melanjutkan pembagunan sampai selesai, ini demi untuk kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat,” ujarnya.
“Masih ada saudara kita yang mempersenjatai diri secara illegal dan melakukan serangkaian tindakan kekerasan dan merongrong kedaulatan negara. Termasuk mengganggu proses pembangunan di Papua. Itulah sebabnya proses pembangunan tersebut harus diamankan oleh prajurit TNI,” ujar Yosua melanjutkan.
Yosua mengatakan, saat ini warga sudah mulai kembali ke kampung mereka dan menjalani kehidupan sosial dan ekonomi secara normal.
Yosua menyebut, KKB selalu memutarbalikkan fakta, membuat seakan-akan TNI merupakan pelaku penjahat kemanusiaan.
“Mereka membuat opini bahwa yang dibantai di distrik Yigi pada bulan Desember tahun lalu adalah anggota TNI yang menyamar.
Nyatanya media bisa melihat langsung korban dikembalikan ke keluarga semuanya adalah warga sipil.
Bahkan kita lihat yang sedang viral di media sekarang, keluarga membuat surat terbuka kepada Presiden agar informasi tentang nasib anggota keluarganya yang masih dinyatakan hilang agar segera terungkap,” ujarnya.