Politik
Kontroversi Andi Arief, Wasekjen Demokrat Sebut Prabowo Jenderal Kardus, Terjerat Narkoba & Wanita
Sebuah kontroversi Andi Arief, Wasekjen Demokrat sebut Prabowo Jenderal Kardus, Terjerat narkoba & ditangkap bersama seorang wanita.
Sebuah kontroversi Andi Arief, Wasekjen Demokrat sebut Prabowo Jenderal Kardus, Terjerat narkoba & ditangkap bersama seorang wanita.
SURYA.co.id | JAKARTA - Wakil Sekrtetaris Jenderal atau Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief merupakan sosok kontroversi yang sempat meramaikan jagat politik negeri ini.
Saat ini, Andi Arief ditahan di Mabes Polri setelah ditangkap oleh aparat kepolisian karena diduga mengonsumsi narkoba jenis sabu, Minggu (3/3/2019). Sebelum ditangkap karena kasus narkoba, Andi Arief beberapa kali membuat keramaian publik.
Sebut saja, Andi Arief pernah menyebut Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus. Hal itu diungkapkan setelah Prabowo mengumumkan calon pasangannya maju di Pilpres 2019, Sandiaga Uno.
Tidak berhenti di situ, pada Januari 2019, Andi Arief juga melontarkan kabar adanya 7 kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos.
• Tangis Syahrini Pecah Jawab Pertanyaan Reino Barack, Video Kemesraan Mereka Akhirnya Terungkap
• Babak Baru ! Kasus Rian Sewa Vanessa Angel Rp 80 Juta Sekali Kencan Ditangkap di Hotel Surabaya
Kabar Andi Arief tersebut kemudian dibantah oleh KPU setelah mengecek secara langsung ke lapangan. KPU juga menyatakan, bahwa belum ada pencetakan surat suara.
Kini, nama Andi Arief kembali mencuat. Namun, kali ini bukan karena masalah politik, melainkan kasus narkoba. Pada saat Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Presiden RI, pernah memunculkan slogan, 'Katakan Tidak Pada Narkoba'.
Namun, kini Wasekjen Demokrat itu ditangkap polisi karena dugaan mengonsumsi narkoba di sebuah hotel di Slipi, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019).
Sumber di kepolisian yang dihubungi Tribunnews (grup SURYA.co.id) menjawab singkat ketika dimintai komentarnya. " Iya nanti dirilis," kata sumber tersebut.
Kronologi penangkapan
Informasi yang didapat Tribunnews menyebutkan, pada Minggu, 3 Maret 2019 telah diamankan seorang pria yang diduga politikus Partai Demokrat an Andi Arief bersama dengan seorang wanita oleh Tim NIC Dittipidnarkoba Bareskrim Polri.
Andi diduga baru menggunakan narkoba jenis sabu yang sesaat sebelum penggerebakan sabu beserta bong dibuang di kloset.
Berdasarkan info yang didapat Tribunnews, saat ini Andi Arief berada di Mabes Polri.
Siapa sebenarnya Andi Arief? Berikut profil Andi Arief yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
Andi Arief lahir di Bandar Lampung, Lampung, 20 November 1970.
Saat ini, Andi Arief menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak 2015.
Andi Andi Arief pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana
Alam dari tahun 2009 hingga 2014, pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain itu, Andi Arief pernah didapuk oleh SBY sebagai Komisaris PT Pos Indonesia.
Pada masa mudanya, Andi Andi Arief dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi.
Andi Arief aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada pertengahan dekade 1990-an.
Akibat kegiatan aktivismenya yang dianggap mengancam Orde Baru, ia menjadi satu korban penculikan aktivis pada 1998.
Andi Arief diculik di Lampung, 28 Maret 1998 atau hanya dua bulan menjelang jatuhnya rezim Soeharto.
Meski demikian, Andi termasuk satu di antara aktivis yang dilepaskan.
Beberapa waktu lalu, Andi Arief sempat membuat masyarakat heboh dengan cuitan hoaks soal surat suara.
Lewat akun Twitter-nya, @AndiArief_, Andi Arief mengunggah cuitan informasi terkait adanya tujuh kontainer berisi surat suara pemilu.
"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok."
"Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar," demikian twit Andi Arief.
Kicauan Andi tersebut diunggah pada pukul 20.05, Rabu (2/1/2019).
Meski saat ini twit tersebut tak ditemukan, tapi beberapa netter sempat mengabadikan cuitan Andi Arief tersebut.
Selain itu, ia juga pernah menjadi sorotan karena menyebut Prabowo Subianto sebagai Jenderal Kardus.
Andi Arief, kala itu mengatakan, Demokrat terancam batal berkoalisi dengan Partai Gerindra dan kawan- kawan.
Sebab, Prabowo dinilai mengakomodir politik transaksional dalam hal menentukan cawapresnya sehingga kesepakatan politik dengan Demokrat yang sebelumnya sudah menjadi komitmen, terancam tidak jadi dilaksanakan.
Saking kesalnya, Andi menyebut Prabowo sebagai jenderal yang lebih mementingkan uang.
Pernyataan itu ia lontarkan melalui akun Twitter pribadinya.
Bahkan, ia mengaku partainya menolak kedatangan Prabowo ke kediaman SBY pada Rabu (8/8/2018) malam.
"Padahal, untuk menang bukan berdasarkan politik transaksional, tapi dilihat siapa calon yang harus menang."
"Itu yang membuat saya menyebutnya jadi jenderal kardus. Jenderal kardus itu jenderal yang enggak mau mikir, artinya uang adalah segalanya," kata Andi.