Kilas Balik

Soeharto Undang 4 Pengamen di Ultah Bu Tien & Dibelikan Gitar, 'Kami Tidak Bermimpi?,' Kata Mereka

Presiden kedua Indonesia, Soeharto pernah mengundang empat pengamen untuk bernyanyi dalam perayaan ulang tahun istrinya, Bu Tien

tututsoeharto.id
4 pengamen diundang Soeharto di ultah Bu Tien 

SURYA.co.id - Presiden kedua Indonesia, Soeharto pernah mengundang empat pengamen untuk bernyanyi dalam perayaan ulang tahun istrinya, Bu Tien.

Bahkan Soeharto juga membelikan mereka gitar baru

Dilansir dari laman tututsoeharto.id, empat orang pengamen tersebut bernama Arie Langoe alias Munari Arie, Matiyas, Obos Gembok alias Suherman, dan Yanto Bule.

Kejadian tersebut bermula ketika keempat pengamen itu selalu memberi hormat kepada Soeharto saat akan bermain golf di depan Rumah Sakit Cipto, Salemba, Jakarta Pusat.

Mereka melakukan hal itu sebagai bentuk rasa hormat kepada Soeharto yang saat itu masih menjabat sebagai presiden.

"Kami sadar tidak akan mungkin bernyanyi untuk beliau, jadi saya dan Obos Gembok mencari cara agar Bapak Soeharto tahu kami sangat menghormati beliau," ucap Arie Langoe dalam catatan yang ditulis oleh anak sulung Soehartoitu

Kisah 5 Prajurit TNI Kubur Jasad Rekan di Tengah Gempuran Pemberontak, Selamat Saat Kopassus Datang

Sosok Kahar Tjandra Jebolan Kopassus Pendiri Betadine, Sempat Dibujuk Komandannya Agar Tak Keluar

Duel Maut Prajurit Kopassus Melawan Petinggi Gerilyawan di Kalimantan, Sempat Dihadang Ular Kobra

Kebiasaan hormat ala tentara yang mereka lakukan kepada Soeharto tidak mudah karena presiden kedua Indonesia itu selalu dalam penjagaan ketat.

"Begitu mobil bapak presiden mulai mendekat, kami lari langsung berdiri tegap dan memberi hormat. Hal ini kami lakukan setiap bapak presiden lewat."

empat pengamen yang diundang oleh Soeharto
empat pengamen yang diundang oleh Soeharto (tututsoeharto.id)

Apa yang dilakukan oleh Arie Langoe cs membuat Soeharto takjub hingga akhirnya ia meminta Tutut untuk mengundang mereka.

"Iya, gini wuk, bapak itu kalau pulang golf di depan Rumah Sakit Cipto selalu ada 4 anak ngamen jalanan berdiri tegak, begitu bapak lewat mereka memberi hormat ( salut tentara )," kata Soeharto kepada Tutut.

Soeharto kemudian meminta Tutut membelikan gitar untuk keempat pengamen.

Tak hanya itu, Soeharto juga minta dibuatkan acara untuk mempertemukan Arie Langoe cs dengannya.

"Baik bapak, nanti dalem (saya) koordinasikan dengan ajudan, kalau sudah dapat gitarnya saya matur (lapor) bapak lagi," ucap Tutut.

Belum juga Tutut melangkah jauh dari Soeharto, ia dipanggil lagi.

Soeharto ternyata meminta agar keempat pengamen itu diundang pada acara perayaan ulang tahun Tien Soeharto yang jatuh pada 23 Agustus.

Soeharto bersama empat pengamen yang selalu beri hormat kepadanya
Soeharto bersama empat pengamen yang selalu beri hormat kepadanya (tututsoeharto.id)

"Kamu panggil anak-anak pengamen itu, sampaikan supaya menghibur di ulang tahun ibu," kata Soeharto.

Ketika ditanya alasan Soeharto sangat memperhatikan Arie Langoe cs, kepala keluarga cendana itu mengatakan terkesan dengan kedisiplinan mereka.

"Bapak terkesan dengan sikap mereka. Mereka pasti kehidupannya jauh dari kemewahan.

Mencari sesuap nasi dengan mengamen. Dengan tingkat kehidupan mereka seperti itu, mereka menyempatkan diri untuk mengambil waktunya, hanya sekedar memberi penghormatan pada presidennya.

Dan mereka memberikan penghormatan itu setiap bapak berangkat maupun pulang golf, berarti mereka mencari tahu kapan bapak akan bermain golf, dan pada waktu-waktu tertentu itu mereka siap memberi penghormatan pada bapak," jelasnya.

Soeharto terdiam sejenak lalu ia menambahkan, "mereka tanamkan disiplin betul dalam kehidupannya dan disiplin itu salah satu kunci dari keberhasilan. Dengan disiplin semua yang kita lakukan akan lebih terarah, terencana, baik, cermat, sukses, dan dapat dipertanggungjawabkan."

Setelah seminggu bertemu Soeharto, Tutut menemui Arie Langoe cs.

Tutut menyampaikan pesan dari Soeharto kepada mereka berempat.

Wajah keempat pengamen itu langsung berubah bahagia dan kaget karena diundang pada perayaan ulang tahun ibu negara.

Soeharto saat memberikan hadiah gitar kepada keempat pengamen
Soeharto saat memberikan hadiah gitar kepada keempat pengamen (tututsoeharto.id)

"Alhamdulillah... ibu, kami tidak bermimpi kan?," ucap mereka.

Tutut yang mendengar ucapan pengamen itu langsung tertawa dan meyakinkan bahwa itu bukan mimpi.

Akhirnya, mereka diundang ke rumah Soeharto pada 23 Agustus 1986.

Mereka mengenakan seragam kemeja batik dan celana putih. Tangan mereka menggenggam alat musik yang akan dimainkan.

Soeharto kemudian memberikan hadiah gitar langsung kepada Arie cs.

Tak lupa mereka berfoto bersama Soeharto dan Ibu Tien.

Senyum tersungging di wajah keempat pengamen yang mengapit ibu negara dan presiden pada saat itu.

Catatan yang ditulis Tutut pada 7 Juli 2018 itu mengatakan bahwa salah satu pengamen sudah meninggal dunia.

Ia adalah Obos Gembok alias Suherman

Mbah Parno Akan Ditembak Ajudan Soeharto Gara-gara Pisang

Suparno (95), pria yang bekerja sebagai penjaga Masjid Istiqlal sejak 66 tahun silam ini sempat menceritakan kisahnya dengan Soeharto

Suparno yang telah mendedikasikan puluhan tahun hidupnya menjaga Masjid Istiqlal, ternyata punya banyak cerita-cerita menarik dengan orang-orang penting seperti Soeharto

Dilansir dari Kompas.com, pria yang akrab disapa Mbah Parno ini punya kisah berbicara langsung dengan dua presiden Indonesia, Ir Soekarno dan Soeharto.

Saat Masjid Istiqlal dibangun, Mbah Parno awalnya bekerja sebagai kuli di sana.

Ketika itu, presiden yang berkuasa masih Presiden Soekarno

Ia ingat sering bersalaman ketika Bapak Proklamator itu berkunjung.

"Pak Soekarno tanya saya asal mana, saya bilang dari Boyolali, dia tanya kok saya ke Jakarta, ya saya bilang untuk menyambung hidup. Dia bilang 'Oh ya sudah kerja yang baik, istirahat kalau capek, makan kalau lapar'," kenang Mbah Parno saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Sabtu (7/1/2018) lalu.

Perjalanan Mbah Parno kemudian berubah, menjadi pelayan Frederich Silaban, sang arsitek Masjid Istiqlal.

Saat itu, tak hanya melayani Silaban, Mbah Parno juga kerap diminta melayani tamu istimewa, di antaranya Panglima TNI kala itu, Jenderal Soeharto.

Ada kenangan unik Mbah Parno bersama Soeharto saat itu

Mbah Parno mengaku pernah mau ditembak oleh ajudan Soeharto.

Ceritanya, saat itu Mbah Parno menyuguhi pisang ke meja Soeharto.

Namun tak berapa lama, ajudan Soeharto memanggilnya.

"Saya dipanggil, dia pegang pistol, tanya 'Kamu mau ditembak?'," ujar Parno.

Parno saat itu hanya kebingungan lantaran tak tahu apa salahnya.

"Dia marah karena pisangnya rasanya sepat. Waktu beli di Pasar Baru kan saya beli saja pisang yang gede, pisang raja. Rupanya dia tidak suka," kata Parno.

Parno pun meminta maaf.

Namun, ternyata, Soeharto hanya bercanda.

Tak lama, Soeharto menghampiri dirinya untuk minta maaf.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved