Kilas Balik
Kisah 5 Prajurit TNI Kubur Jasad Rekan di Tengah Gempuran Pemberontak, Selamat Saat Kopassus Datang
Sebelum KKB pimpinan Egianus Kogoya jadi sorotan, TNI sudah banyak mendapat gempuran dari kelompok separatis lain di Papua. Berikut kisahnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Sebelum Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya jadi sorotan, TNI sudah banyak mendapat gempuran dari kelompok separatis lain di Papua
Gempuran KBB terhadap TNI sudah ada semenjak pasca kemerdekaan Indonesia
Dikutip dari buku 'Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando', pemberontakan KKB terbesar di Irian Barat saat itu terjadi di akhir tahun 1966
Pemberontakan terbesar itu dipimpin oleh Lodewijk Mandatjan yang berlokasi di Kepala Burung Irian Barat.
Diklaim sebagai pemberontakan terbesar lantaran Mandatjan berhasil mengajak 14 ribu warga suku Arfak yang menjadi pengikutnya untuk masuk hutan.
• Bidan yang Diperkosa 5 Orang di Ogan Ilir Sering Keluar Malam Merawat Warga, Rela Bekerja 24 Jam
• Detik-detik TNI AL Taklukkan Kapal Pencuri Ikan Paling Dicari di Dunia, Diburu Selama 72 Jam

• Ibu Dibunuh Perampok, Bocah 6 Tahun Pura-Pura Pingsan dan Selamat dari Maut. Ini Kesaksiannya
• 2 Jenderal TNI ini Legowo Saat Ditilang Polisi, Kapolda Langsung Minta Maaf hingga Masuk Koran
• Daftar Film Pasukan Khusus Paling Seru dari Berbagai Negara, Mulai Kopassus,SAS, hingga Navy SEALs
Dari hutan Mandatjan bersama pengikutnya melakukan serangkaian kegiatan penghadangan, penyerangan dan pengacauan keamanan lainnya di kecamatan Warmare dan Ransiki.
Namun perlu diketahui jika Lodewijk Mandatjan bukanlah anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Mandatjan dan suku Arfak yang dipimpinnya memberontak karena buruknya keadaan ekonomi di Irian Barat saat itu.
Lodewijk Mandatjan sendiri ialah sebenarnya ialah seorang patriot pejuang Trikora saat Indonesia berusaha merebut Irian Barat dari Belanda.
Usaha-usaha Mandatjan dalam melakukan pemberontakan sangat meresahkan.
Hingga pada awal 1967 pos Komando Rayon Militer (Koramil) di Warmare Sektor-B diserang oleh puluhan separatis Mandatjan.
Sialnya, Koramil hanya dipertahankan oleh 6 orang prajurit TNI.

• Soeharto Undang 4 Pengamen di Ultah Bu Tien & Dibelikan Gitar, Kami Tidak Bermimpi?, Kata Mereka
Meski begitu keenam anggota TNI itu tetap melawan dengan gigih.
Kontak tembak sengit terjadi, selama seminggu kelompok separatis mengepung Koramil.
Keenam anggota TNI itu mulai menghadapi masalah menipisnya amunisi, kekurangan logistik, dan kurang tidur.