Pilpres 2019
Alasan Pendiri Gerindra Membelot Dukung Jokowi, 'Prabowo Tak Bisa Lakukan 5 Tahun ke Depan'
Pendiri Partai Gerindra yang kini menjadi pengurus Partai Berkarya, Muchdi Purwoprandjono atau Muchdi PR membleot dukung Jokowi-Maruf Amin.
Lebih jauh ke belakang, menilik perjalanan politik Muchdi, ia pernah lama bergabung dengan Partai Gerindra.
Pria berusia 69 tahun ini bergabung dengan Gerindra sejak masa awal partai ini didirikan pada Februari 2008.
Di partai ini, ia pernah menduduki posisi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Saat di Gerindra, Muchdi sedang menjalani pemeriksaan dan persidangan terkait keterlibatannya dalam kasus pembunuhan Munir Said Thalib pada 2004.
Muchdi PR didakwa dalam kapasitasnya sebagai Deputi V BIN.
Ketika itu, Fadli Zon selaku Waketum Partai Gerindra terlihat banyak memberikan pembelaan kepada Muchdi.
Kasus Muchdi PR, menurut Fadli Zon, merupakan grand design pemerintah (SBY) untuk mengalihkan isu kenaikan harga BBM ketika itu.
Masih menurut Fadli, apa yang menimpa Muchdi PR tidak akan menjatuhkan pamor Partai Gerindra di kontestasi politik nasional.
"Tidak ada hubungannya dengan partai, sama sekali tidak. Ini hanya menunjukkan sifat pemerintah yang sama sekali tidak independen," kata Fadli, dikutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya.
Bernaung di PPP

Setelah lama di Partai Gerindra, Muchdi PR kemudian memutuskan hijrah ke PPP sejak 18 Februari 2011 di Solo, Jawa Tengah.
Pernyataan itu disampaikan Muchdi PR saat bertemu sejumlah tokoh PPP di kediaman Koordinator PPP eks Karesidenan Surakarta Mudrick Malkan Setiawan Sangidoe.
Pilihannya bergabung pada partai berlambang Kabah itu menurut dia untuk menuruti keinginan bergabung dengan partai yang murni berbasis Islam.
"Partai-partai Islam lain sudah menyatakan terbuka untuk siapa pun. Hanya PPP yang hingga saat ini masih murni Islam sepenuhnya," ucapnya.
Muchdi mengaku tidak mengincar jabatan atau posisi apa pun di dalam partai ini.