Polda Papua Tanggapi Video Viral Interogasi Pelaku Jambret Menggunakan Ular, Ternyata Ada Tujuannya
Polda Papua minta maaf atas perbuatan oknum polisi di Polres Jayawijaya yang menginterogasi jambret dengan cara melilitkan ular di tubuhnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Kepolisian Daerah (Polda) Papua meminta maaf atas perbuatan oknum polisi di Polres Jayawijaya yang menginterogasi pelaku penjambretan dengan cara melilitkan ular di tubuhnya.
Video interogasi pelaku penjambretan dengan cara melilitkan ular itu memang menjadi viral di media sosial.
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Polisi Interogasi Pelaku Jambret dengan Ular, Polda Papua Minta Maaf', Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, kasus interogasi pelaku penjambretan dengan cara melilitkan ular itu telah ditangani Bidang Propam Polda Papua.
Oknum polisi itu sudah diperiksa. Jika terbukti melanggar, akan diproses sesuai dengan peraturan disiplin anggota Polri atau kode etik profesi.
"Kami minta maaf soal kejadian itu," kata Kamal dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/2/2019) malam.
• Wawancara dengan Nur Khalim, Guru SMP di Gresik yang Dilecehkan Siswanya dan Videonya sempat Viral
• 5 Fakta Siswa SMP yang Merokok dan Menantang Gurunya di Gresik, Sudah Mengaku Salah dan Minta Maaf
• Selain Mbah Mijan, Bu Dendy Ikut Buktikan Cincin Batu Merah Mirip Milik Ahok BTP yang Menyala di Air
• Potret Baru Veronica Tan Usai Ceraikan Ahok BTP Dibongkar Andy F Noya & Yuni Shara, Sifatnya Terkuak
• Mengencangkan Organ Kewanitaan, Wajah dan Tubuh Melalui Gloskin Hollywood Face and Body Sculpting
• Klarifikasi Polda Jatim: Tak Ada Mucikari Pakai Jasa Vanessa Angel, hanya Fasilitasi
Sebelumnya, pada Senin (4/2/2019), polisi mengamankan seorang pelaku penjambretan ponsel yang tertangkap tangan warga.
Saat di kantor polisi, pelaku tidak mengakuinya saat diinterogasi.
Seorang oknum polisi kemudian berinisiatif melilitkan ular di tubuh pelaku sehingga pelaku mengakui perbuatannya.
"Langkah yang dilakukan anggota ialah berupaya meyakinkan dan memberi tahu bahwa benar pelakunya. Namun, karena tidak ada pengakuan, timbul inisiatif menggunakan ular dengan maksud dan tujuan, yaitu mengetahui kejujuran masyarakat tersebut dan efektif hingga pelaku mengakui perbuatannya," kata Kabid Propam Polda Papua Kombes Polisi Jannus P Siregar.
Kapolres Jayawijaya AKBP Tonny Ananda Swadaya juga menyampaikan permohonan maaf karena penyidik kurang profesional dalam bertugas.
"Ke depan Polres Jayawijaya akan bekerja lebih profesional," kata Tonny.
Menurut dia, ular tersebut jinak serta tidak berbisa dan berbahaya.
Tindakan yang dilakukan oleh anggota merupakan inisiatif sendiri supaya dalam waktu sekejap ada pengakuan dan tidak ada tindakan pemukulan.
"Terkait dengan ini, kami telah melakukan tindakan tegas kepada personel dengan memberikan tindakan disiplin, seperti kode etik serta menempatkan di tempat yang khusus," ujar Tonny.
Sementara itu, tokoh masyarakat Kabupaten Jayawijaya, Hengki Heselo, mengatakan, pihaknya sangat mendukung kinerja Kapolres yang baru dengan mengambil tindakan tegas kepada pelaku tindak kriminalitas yang ada di Wamena belakangan ini.
Pihaknya juga mendukung tindakan Kapolres beserta jajaran mendatangkan ular untuk memberikan rasa takut kepada pelaku tindak pidana.
"Kita sebagai masyarakat sudah merasakan efek dari tindakan yang sudah diambil dari aparat kepolisian dalam kurun waktu belakangan ini. Masyarakat yang mabuk, jambret, dan yang membawa parang sudah berkurang karena tindakan tegas yang sudah dilaksanakan oleh aparat kepolisian di lapangan," tutur Hengki.
• Istri Mandala Shoji Tak Minta Perlakuan Khusus untuk Suaminya di Penjara, Cuma Khawatirkan Soal Jam
• Ayu Ting Ting Akhirnya Pamer Foto Bareng Pria Turki, Senang Bertemu Dengannya, Kata Si Cowok
• Ria Ricis Didatangi Seseorang yang Pernah Bohongi Dia & Keluarganya, Gak Usah Repot Tebak Siapa
Videonya Viral
Sebelumnya, video interogasi yang tak wajar itu viral di media sosial.
Dalam video tersebut tampak seorang yang disebut penjambret dinterogasi dengan melilitkan ular di lehernya.
Penjambret tersebut berbaju merah dan tangannya diikat. Seorang pria yang diduga polisi pun mengerakkan ular yang dililitkan di leher si penjambret
"Berapa kali kau mencuri hp (handphone), woi berapa kali kau mencuri hape, woi," tanya seorang polisi yang merekam video tersebut.
Si Penjambret pun hanya teriak dan menutup matanya ketika melihat ular tersebut.
Melihat hal ini polisi pun melakukan aksi mengarahkan kepala ular ke wajah penjambret.
Si penjambret makin histeris, apalagi ketika polisi hendak memasukkan kepala ular ke dalam baju penjambret.
Si penjambret mencoba meronta, dan polisi pun hendak memasukkan ular tersebut melalui celana si penjambret yang membuatnya mengakui perbuatannya.
"Dua kali saya melakukannya," ujarnya berteriak menghindari ular tersebut.
Polisi yang merekam dan yang menyaksikan hanya bisa tertawa melihat penjambret tersebut diinterogasi menggunakan ular.
Video ini viral di Media Sosial Twitter seperti yang diunggah oleh akun Veronika Koman. Dia menuliskan bahwa interogasi ini sering kali digunakan kepada orang Papua.
"Ternyata penggunaan ular untuk interogasi orang Papua yang ditangkap cukup marak. Terakhir yang diketahui adalah terhadap Sam Lokon anggota KNPB. Video ini kabarnya di Wamena," tulisnya.
Banyak yang menyayangkan adanya interogasi menggunakan ular tersebut. Karena dianggap interogasi yang kejam.
Bahkan beberapa netizen meminta polisi supaya memberikan hukuman kepada para polisi yang melakukan interogasi tidak wajar tersebut.
Pengalaman Abah Rizal Tangkap King Kobra 3 Meter
Muhammad Rizal atau Abah Rizal, seorang anggota Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta punya kemampuan menjinakkan ular.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan 2C tersebut mengaku mendapat keahlian menjinakkan ular secara otodidak ketika pertama kali menangkap ular jenis king kobra dengan panjang lebih dari 3 meter.
• Panji Petualang Hampir Tewas Saat Lakukan Percobaan dengan Ular Python, Harus Tahan Napas
• Fakta Terbaru Penyebab Pria Tewas Usai Makan Durian & Minum Kopi, Riwayat Penyakit Juga Berpengaruh
• 2 Pria Maluku Nekat Memanah Buaya Sepanjang 2 Meter yang Memangsa Temannya, Korban Tak Selamat
"Waktu itu pertama kali dapat laporan di Nagrak, Darangdan, ada ular jenis king Kobra. Pertama lihat ngeri juga, tapi mau enggak mau harus ditangkap karena kita kan datang membantu masyarakat," kata pria yang akrab disapa Abah Rizal kepada Kompas.com, Selasa (22/1/2019).
Abah Rizal kini sudah memiliki pengalaman menangkap puluhan ular, baik yang berbisa maupun yang tidak berbisa.
Dia mengaku hanya menggunakan tangan kosong atau alat seadanya selama menjinakkan ular.
Sebab, hingga saat ini DPKPB Purwakarta belum memiliki alat khusus menangkap ular.
“Sudah lebih dari 20 ular, kebanyakannya ular kobra, tapi kadang ular sanca. Tidak ada pakaian khusus untuk menangkap ular, hanya dengan keyakinan dan tangan kosong,” kata Abah Rizal.
Meski berisiko, Rizal tetap ikhlas menjalani pekerjaannya.
Dia mengaku hanya berpikir untuk menolong masyarakat karena kewajiban bagi dirinya sebagai pelayan masyarakat.
Rizal mengaku punya trik khusus ketika menangkap ular.
Dia selalu mengajak berkomunikasi pada ular yang akan ditangkap dengan harapan ular tersebut bisa menjadi jinak.
“Saya selalu ajak ngomong ularnya. Mereka kan juga mahluk hidup. Memang berisiko, tapi ini sudah menjadi tugas dan kewajiban saya. Karena jadi anggota Damkar bukan hanya memadamkan api, tetapi harus bisa menolong masyarakat yang mengalami kejadian yang tidak diduga juga,” katanya.
Jika sudah ditangkap, lanjut Abah Rizal, ular-ular tersebut kemudian diserahkan kepada komunitas pecinta reptil dengan harapan ular bisa dirawat dengan baik.
“Sementara saya serahkan kepada komunitas reptil ataupun komunitas pecinta hewan. Kalau dilepas di hutan takutnya balik lagi atau dimatiin sama masyarakat,” tandasnya.
Unit khusus
Ketua DPD Golkar Jawa Barat yang juga mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, Abah Rizal adalah salah satu PNS dari Damkar yang khusus menangani masalah binatang buas.
Dia masuk ke unit khusus masalah binatang buas.
"Mungkin di kabupaten lain belum ada unit pegawai pemerintah yang punya keahlian menangkap ular dan tawon. Ini yang belum terpikirkan di daerah lain," kata Dedi, Selasa (22/1/2019).
Menurut Dedi, di Purwakarta masyarakat yang menemukan ular atau binatang buas lain di rumahnya tinggal mengontak unit rescue atau penyelamat.
Binatang buas itu nanti akan ditangani oleh Abah Riazal.
"Ini Jadi kayak di Amerika," kata Dedi.
"Dalam setahun Abah Rizal sudah menangkap 20 ular kobra," lanjutnya.
Dedi mengaku bertemu Abah Rizal saat memberikan materi dalam Diskusi Umum dan Sosialisasi Tunjangan Kinerja Dinamis (TKD) ASN Purwakarta.
Menurut Dedi, kalau dilihat dari aspek administratif kepegawaian, penilaian untuk pegawai itu ada tiga, yakni daftar hadir, disiplin dan kinerja.
Kehadiran ditandai dari finger print dandisiplin dari apel.
"Lalu kinerja penilaiannya bagaimana? Kadang ini yang membuat pegawai pusing urusan adiminstratif," kata Dedi
Berangkat dari kasus Abah Rizal tadi, kata Dedi, kalau dia pukul 6 pagi harus sudah dapat laporan tentang ular yang harus ditangkap, ketika sudah berangkat ke rumah penduduk, itu sudah dihitung sebagai daftar hadir.
Ditandai dengan foto dan dikirimkan ke Android, masuk sebagai daftar hadir.
"Tak usah finger print. Jika abah udah tangkap ular, maka dia sudah memberi output karena sudah mencegah kematian warga. Itu salah satu bagian dari penilaian kinerja," tandas Dedi
• Lokasi Pernikahan Ammar Zoni dan Irish Bella, Tempatnya Romantis dan Artistik, Ada Danaunya
• 3 Perubahan Vanessa Angel Usai Ditahan di Polda Jatim, dari Turun Berat Badan hingga Belajar Ikhlas
• Ayu Ting Ting Akhirnya Pamer Foto Bareng Pria Turki, Senang Bertemu Dengannya, Kata Si Cowok
• Istri Mandala Shoji Tak Minta Perlakuan Khusus untuk Suaminya di Penjara, Cuma Khawatirkan Soal Jam