Kilas Balik
Korban Penculikan Aktivis 98 Ungkap Kisahnya Jelang Soeharto Mundur, Diborgol & Mata Ditutup Kain
Desmond salah satu korban penculikan aktivis 1998 di era Soeharto, menceritakan pengalamannya. Simak kisahnya!
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Setelah sehari Desmond ditahan, Pius Lustrilanang masuk dan disusul Haryanto Taslam.
Desmondmengaku mendapat tawaran dari para penculiknya. Ia diminta mengaku bersembunyi di Garut.
Desmond mengajukan skenario lainnya yaitu pergi ke Irian Jaya untuk melakukan penelitian.
Akhirnya, ia diketahui kembali ke rumah orangtuanya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 3 April 1998.
Kesaksian soal penculikan yang dialaminya ini untuk mengungkapkan hal yang sebenarnya terjadi.
Menurut dia, dirinya dan Pius diculik oleh orang yang punya organisasi rapi.
• Video Preman Nekat Rampas Uang dan Hp di Tengah Keramaian Viral, Beraksi Saat Tak Ada Patroli
• Mantan Pacar Vanessa Angel Buron, PAN Minta Mandala Shoji Serahkan Diri dan Persilakan KPU Mencoret

Selama diculik, Desmond mendapatkan dua buah selimut, celana pendek berwarna biru dan jingga, serta tas berwarna hijau muda.
"Setiap orang yang ditahan diberi celana pendek, ada berwarna biru dan jingga. Selain itu saya juga diberi tas berwarna hijau muda," kata Desmond.
Terkait siapa penculiknya, Desmond mengaku tak dapat mengidentifikasi karena penglihatannya yang terbatas.
Pada 23 April 1998, Desmond sempat menuturkan, saat diculik ia didatangi 4-5 orang yang mengenakan kacamata hitam.
Peristiwa itu terjadi di depan Kantor GMKI Jakarta.
"Di dalam kendaraan mereka langsung menutup mataku dengan kain hitam sehingga sulit mengenali, baik si penjemput, nomor polisi mobil, ke arah jalan mana dan ke tempat mana yang akan dituju," kata Desmond.
Ia tak bisa memastikan lokasi penculikannya selama dua bulan.
Demikian pula soal di mana ia ditempatkan, apakah di sebuah rumah, kantor, atau bangunan lainnya.
"Pokoknya sebuah bangunan besar permanen, namun sepi," kata dia.