Selain Titi Wati, Gadis Lamongan Ini Alami Obesitas Bobot Hampir 2 Kuintal, Malu lalu Putus Sekolah
Pemberitaan mengenai Titi Wati hampir serupa dengan yang dialami oleh Silvia Dwi Susanti, warga Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Lamongan
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Proses operasi hanya bisa dilakukan setelah semua proses pemeriksaan awal kesehatan Titin selesai dilaksanakan, serta tidak ada ditemukan gangguan kesehatan lainnya, yang dapat menghambat proses operasi.
Titi Wati terlihat lebih tenang setelah berada di rumah sakit, ditemani oleh suami, anak, serta beberapa keluarganya.
“Saya merasa jauh lebih lega dan nyaman setelah berada di rumah sakit. Sekarang saya harus mengikuti semua proses pemeriksaan medis, walau agak kesulitan untuk menjalaninya. Tapi saya akan berjuang semampu saya supaya pemulihan berat badan saya bisa lebih cepat,” kata Titi Wati kepada Kompas.com saat ditemui diruang rawat inap, Jumat (11/01/2019).

dr. Theodorus Sapta Atmadja, MM selaku Wakil Direktur Pendidikan Dan Kemitraan RSUD Doris Sylvanus mengatakan jika pemeriksaan kesehatan total tidak ditemukan adanya kontradiksi dalam tubuh Titin, maka baru setelah itu tim medis akan mencari jadwal operasi.
Sebab operasi Titi Wati akan melibatkan dokter spesialis dari Denpasar, Bali.
“Setelah semua aman, baru kita koordinasikan dengan dokter spesialis untuk mengambil langkah selanjutnya, untuk tindakan operasi penyempitan saluran pencernaan,” katanya.
Sebelumnya, proses evakusi Titi Wati (37), wanita tergemuk se-Palangkaraya menuju RS Doris Sylvanus Palangkaraya, Jumat (11/1/2019), berlangsung menegangkan.
Titi Wati yang selama ini tinggal di Jalan George Obos XXV Gang Bima Kelurahan Menteng Kecamatan Jekanraya Palangkaraya Kalteng harus ditandu untuk bisa ke luar rumah.
Untuk bisa mengeluarkan Titi Wati dengan tandu, tim rescue yang berjumlah 20 orang harus menjebol jendela rumah kontrakan wanita berbobot 350 kg itu.
Tandu yang dibuat itu pun dirancang oleh anggota rescue dan di bagian atas diletakkan kasur busa.
Proses mengangkat Titi tampak sangat tegang, karena banyak yang khawatir tandu yang dipakai untuk mengangkut Titi jebol, namun setelah dilakukan penangangkatan oleh 20 anggota relawan dan anggota pemadam kebakaran biaa tuntas dalam waktu satu jam.
"Ada 20 orang personel yang mengangkat tandu berisi Ibu Titi saat dievakuasi dari rumahnya ke dalam mobil pikap dan mengeluarkannya dari mobil menuju ruang rawat inap di Ruang Edelweis RS Doris Sylvanus Palangkaraya," ujar Sugeng Wahono, anggota Tagana Kalteng.
Dikatakan, proses evakusi cukup sulit dilakukan, karena mengeluarkan penderita obesitas tersebut harus membongkar jendela yang cukup lebar, karena tidak bisa lewat pintu rumah.
"Lebar pintu kalah dari lebar badannya, makanya dikeluarkan lewat jendela yang sudah di bongkar," ujarnya.
Evakuasi pasien obesitas tersebut disaksikan ratusan warga yang berjubel di depan rumah kontrakan yang dihuni oleh Titi dan anaknya juga suaminya.
"Rame mas, tegang memindahkan ibu Titi, saya rekam pakai telepon selular," ujar Saidah warga setempat.
Lihat video: