Gunung Anak Krakatau

Debu Vulkanik Erupsi Gunung Anak Krakatau Mengarah ke Pulau Jawa, Ketinggiannya Mencapai Ini

Debu vulkanik erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda tengah mengarah ke Pulau Jawa akibat terdorong angin.

Editor: Iksan Fauzi
KOMPAS/RIZA FATHONI
Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018). Gunung Anak Krakatau Semburkan Abu sampai ke Cilegon, Masyarakat Diimbau Tenang. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Akhmad Taufan Maulana menyatakan debu vulkanik erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda tengah mengarah ke Pulau Jawa akibat terdorong angin.

Ia mengetahui itu dari citra satelit cuaca himawari per Kamis (3/1/2019) pukul 15.00 WIB.

"Anak Gunung Krakatau itu sebaran debu vulkaniknya mengarah ke timur laut, ke Pulau Jawa, dengan ketinggian 7-9 meter," kata Taufan kepada Kompas.com, Kamis sore.

Andi Arief Berkicau 7 Kontainer Surat Suara Sudah Dicoblos, Ini Reaksi KPU RI, Polisi Menyelidiki

Namun, Taufan belum bisa menyebut jarak jangkauan maksimal dari sebaran debu vulkanik erupsi Gunung Anak Krakatau tersebut.

Ia juga belum bisa memastikan apakah debu vulkanik erupsi Gunung Anak Krakatau akan mencapai Jakarta atau tidak.

"Saya belum bisa memastikan, saya harus tanya dulu ini kalau yang sampai ke Jakarta. Tetapi, yang pasti ke arah timur laut," ujar dia.

Sebaran debu vulkanik, kata Taufan, diprediksi tidak akan begitu mempengaruhi aktivitas warga. Namun, ia meminta warga agar tetap berhati-hati.

Adapun sebelumnya material vulkanik hasil erupsi Gunung Anak Krakatau didapati hanyut hingga Pulau Harapan, Pulau Kelapa, dan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu, pekan lalu.

Material vulkanik tersebut berbentuk kerikil berukuran kecil yang mengapung di atas permukaan air.

Waspada

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta pelaku pelayaran untuk tetap waspada saat melintas di Selat Sunda.

Hal ini seiring dengan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau yang terus terjadi dan kini berstatus Level III Siaga.

"Tetap waspada berkaitan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau dan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini," kata Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (2/1/2018).

Meski ada penurunan aktivitas, para pelaku pelayaran diminta tetap waspada dan harus menjauh dengan radius 5 km dari Gunung Anak Krakatau.

Para nakhoda juga diminta untuk selalu memonitor dan memantau berita cuaca melalui situs web BMKG serta informasi Gunung Anak Krakatau dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sementara itu, kapal–kapal kecil dengan ukuran di bawah 35 GT dan kapal-kapal nelayan diimbau menunda keberangkatan hingga cuaca dipastikan sudah benar-benar aman di Selat Sunda.

Saat ini, kata dia, aktivitas di Pelabuhan Banten masih berjalan normal dan tidak berdampak terhadap aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Meski begitu, ia meminta Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas I Banten untuk terus memonitor dan mewaspadai secara berkala aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved