Gunung Agung Dinyatakan 'Siaga' Usai Erupsi Selama 3 Menit, Berikut Wilayah yang Kena Abu Vulkanik

Gunung Agung di Karangasem, Bali kembali erupsi pada Minggu (30/12/2018) pukul 04.09 Wita, statusnya kini level III atau Siaga

antara foto
Sejumlah warga menyaksikan asap disertai abu vulkanis keluar dari kawah Gunung Agung yang masih berstatus awas, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Sabtu (9/12/2017). 

- Desa Seraya Barat terdampak hujan abu ringan

- Desa Seraya Tengah terdampak hujan abu ringan

- Banjar Dinas Ujung Pesisi terdampak hujan abu ringan

- Lingkungan Pesagi dan Lingkungan Pebukit terdampak hujan abu ringan

- Desa Tenggalinggah terdampak hujan abu ringan

Berdasarkan koordinasi dengan sejumlah kepala desa di wilayah utara gunung, tidak terpantau adanya abu dan asap yang keluar.

"Hasil koordinasi dengan Kepala Desa Dukuh Gunung Agung tidak terpantau ada asap keluar dan hujan abu," kata Arimbawa.

Dilansir dari Tribun Bogor, Gunung Agung merupakan gunung vulkanik yang memiliki tipe monoconic strato yaitu, terbentuk karena letusan eksplosif dan efusif secara terus-menerus dan saling bergantian.

Gunung tertinggi di Bali ini termasuk muda dan terakhir meletus pada tahun 1963 setelah mengalami tidur panjang selama 120 tahun.

Lama letusan Gunung Agung tahun 1963 berlangsung hampir 1 tahun, yaitu dari pertengahan Februari 1963 sampai dengan 26 Januari 1964.

Berikut kronologi meletusnya Gunung Agung yang berlangsung kurang lebih satu tahun lamanya, dilansir dari Warta Kota.

16 Februari 1963: terasa gempa bumi ringan oleh penghuni beberapa Kampung Yehkori (lebih kurang 928 m dari muka laut) di lereng selatan, kira-kira 6 kilometer dari puncak Gunung Agung.

18 Februari 1963: Kira-kira pukul 23.00 di pantai utara terdengar suara gemuruh dalam tanah.

19 Februari 1963: Pukul 01.00 terlihat gumpalan asap dan bau gas belerang.

Pukul 10.00 terdengar lagi suara letusan dan asap makin tebal. Pandangan ke arah gunung terhalang kabut, sedang hujan lumpur mulai turun di sekitar lerengnya. Di malam hari terlihat gerakan api pada mulut kawah, sedangkan kilat sambung-menyambung di atas puncaknya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved