Tangani KKB Papua, Polda Bangun Markas Brimob di Wamena Berisi 100 Prajurit yang Dilatih Khusus
Tangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Polda berencana membangun markas Brimob di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya tahun 2019.
KKB tuduh TNI gunakan bom
Sebelumnya, KKB Papua pernah menyebut kalau TNI dan Polri menggunakan bom saat evakuasi.
Mereka mengaku telah dihujani bom udara oleh TNI, seperti tertulis dalam akun Facebook TPNPB pada 9 Desember 2018.
“Tentara dan Polisi Indonesia Bohong bahwa tidak melakukan serangan bom udara di Nduga
TPNPBnews: Serangan BOM udara dan tembakan senjata mesin di darat Distrik Yigi dan Mugi, benar-benar terjadi tanggal 5 Desember sampai dengan tanggal 8 Desember 2018.
TNI Polri menyembunyikan fakta.
Justru umumkan di Publik melalui Kapendam Cenderawasih dan Kabid Humas Polda Papua Bohong.
Penipuan terhadap public bahwa tidak melakukan serangan bom udara.
Dari serangan Bom udara dan tembakan senjata mesin dari helicopter di dua Distrik mengorbankan 6 warga sipil pribumi.
Dua di antaranya tewas.
Operasi militer sebagaimana dikatakan Panglima TNI dan Kapolri sedang dilaksanakan di Distrik Yigi dan Mugi Kabupaten Nduga Papua.
Kemarin 8 Desember 2018. Pendoropan pasukan gabungan memasuki dua Distrik Yigi dan Mugi.
Sementara pendoropan pasukan gabungan militer Indonesia kekuatan yang sama kirim ke kabupaten Lanijaya hari ini Minggu 9 Desember 2018.” tulis akun TPNPB dalam unggahan tanggal 9 Desember 2018.

Namun, Kodam XVII/Cendrawasih membantah tudingan penggunaan bom itu.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Mohammad Aidi menegaskan tidak benar pasukan TNI melakukan serangan udara dan serangan bom sehingga mengakibatkan sejumlah warga sipil tewas.
“Kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom, TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infantri yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit," katanya.
Kodam XVII Cenderawasih mengungkapkan tidak ada masyarakat sipil yang tertembak di Nduga, yang ada melainkan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) yang terlibat kontak senjata dengan aparat TNI dan Polri.
Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf M Aidi mengungkapkan saat proses evakusi korban PT Istaka Karya dan langkah penegakan hukum di wilayah Kabupaten Nduga, memang terjadi kontak senjata antara aparat dengan anggota KKB.
"Jika ditemukan mayat saat itu bisa saja jenazah tersebut adalah bagian kelompok separatis.
Itu terjadi ketika kelompok ini menyerang anggota kita yang melakukan upaya evakuasi dan penegakan hukum terhadap perbuatan kelompok kriminal separatis bersenjata,” kata M Aidi kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (26/12/2018).
Dia menjelaskan, anggota KKB bisa "bersembunyi" dengan baik sebagai masyarakat sipil, PNS, ataupun anggota DPRD hingga pemerhati HAM.

Hal itu menurutnya, membuat aparat kesulitan mendeteksi mereka jika sudah membaur dengan masyarakat sipil.
“Apalagi sekitar 70 persen warga masyarakat di Kabupaten Nduga tidak memiliki data kependudukan, baik KTP maupun identitas lainnya,” tukasnya.
Akibat susahnya mengenali mereka, kata Kapendam M Aidi, kalau ada yang menjadi korban, pihak TNI maupun Polri tidak bisa mengindentifikasi apakah yang bersangkutan murni masyarakat sipil ataupun bukan.
Pada kesempatan yang sama Kapendam M Aidi menyatakan sejauh ini TNI ataupun Polri tidak pernah melakukan penyerangan lebih dulu.
Sebaliknya, pasukan tim gabungan mendapat serangan baik saat di Pos maupun saat evakuasi para korban.
“Jikapun ada serangan maka tentu akan ada perlawanan, hingga terjadi kontak tembak. Nah kalau saat kontak tembak ada yang jatuh, bisa disimpulkan itu bagian yang terlibat dari kontak tembak ini,” katanya.
Kapendam mengingatkan kembali bahwa ada juga anggota TNI gugur, luka-luka,termasuk aparat Brimob saat kontak tembak di Mbua dari jam 05.00 pagi sampai pukul 21.00 malam.
“TNI dan Polri tidak teriak-teriak dikasihani sebab itu risiko prajurit,” kata Kapendam.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapolda Papua: Markas Brimob Akan Dibangun di Jayawijaya untuk Tangani Konflik KKB"