Pilpres 2019
Hasil Survei LSI Denny JA Terbaru, Jokowi 53,2 Persen atau Unggul 22 Persen dari Prabowo
Hasil Survei LSI Denny JA menyebut pasca-dua bulan masa kampanye Pilpres 2019, pasangan Jokowi-KH maruf Amin masih unggul 22 persen dari Prabowo-Sandi
SURYA.co.id | JAKARTA - Terbaru, Hasil Survei LSI Denny JA menyebut pasca-dua bulan masa kampanye Pilpres 2019, pasangan Jokowi-KH Maruf Amin masih unggul 22 persen dari Prabowo-Sandi.
Dirilis Hasil Survei LSI Denny JA itu dilakukan di kantornya, di Jakarta Timur, Kamis (6/12). Namun, angka elektabilitas kedua pasang itu relatif tak bergerak signifikan alias stagnan jika dibandingkan elektabilitas mereka sebelum masa kampanye dua bulan lalu.
Menurut Hasil Survei LSI Denny JA terbaru itu, elektabilitas Jokowi-KH Maruf Amin pada November 2018 sebesar 53,2 persen atau unggul 22 persen dari pasangan Prabowo-Sandiaga di angka 31,2 persen. Sementara itu, ada 15,6 persen responden tidak menjawab.
• Jusuf Kalla Tegaskan Akan Ada Operasi Besar-besaran oleh TNI/Polri Berantas Kelompok Separatis Papua
• Viral Kisah Nenek Yati Berangkat Umroh Berkat Balas Budi Anak Majikan yang Diasuh Selama 24 Tahun
Meskipun masih unggul 22 persen, suara Jokowi-KH Maruf Amin mengalami penurunan dari bulan sebelumnya, yaitu sebesar 4,5 persen.
Sedangkan suara Prabowo-Sandi mengalami kenaikan 2,6 persen. Sementara itu, suara yang tidak menjawab juga mengalami peningkatan 1,9 persen.
Peneliti senior LSI Denny JA, Rully Akbar mengatakan, dengan selisih suara masih 22 persen, bisa dikatakan tidak ada perubahan signifikan dari elektabilitas kedua paslon.
Hal itu terjadi karena kedua kubu terlalu sibuk memainkan perang isu. Sementara, kampanye tentang program visi dan misi masih diabaikan.
• 4 Fakta Playboy Kampus Surabaya Kencani 6 Mahasiswi lalu Pose Bugilnya Disebar di Medsos
• Pembantai Mengira Pekerja Trans Papua Adalah TNI, Mereka juga Tantang TNI Polri Perang
“Pembicaraan di media sosial dan media konvensional ternyata dikuasai oleh perang isu yang sensasional saja. Namun terbukti tak merubah secara signifikan elektabilitas kedua kubu,” ujar Rully.
Menurutnya, suara militan di masing-masing kubu yang mencapai 20 sampai 30 persen membuat elektabilitas keduanya tak bisa digoyang dengan isu yang remeh-temeh.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar kedua belah paslon untuk menyampaikan visi dan misi melalui program-program konkret untuk merebut suara paslon lawan maupun swing-voters.
“Kalau sudah masuk ranah program, maka masyarakat bisa melihat diferensiasi antara kedua paslon. Jokowi diuntungkan karena sedang menjabat sebagai Presiden sehingga bisa menunjukkan prestasinya,” ujar Rully.
• Jika Habib Bahar Jadi Tersangka Ujaran Kebencian, Novel Bamukmin Lakukan Ini di Pengadilan
• Berita Terkini, 4 Fakta Habib Bahar Penuhi Panggilan Bareskrim, Ada Seruan Allah Bersama Habib
“Kemudian Prabowo bisa mencari alternatif lain dari kebijakan-kebijakan yang sudah ditelurkan Jokowi dan yang lebih menarik serta dirasa masyarakat tepat untuk memecahkan suatu persoalan,” imbuhnya.
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner pada 10-19 November 2018.
Survei menggunakan 1.200 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling pada kisaran margin of error 2,9 persen.
Selain survei, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media dan indepth interview. LSI mengklaim dana survei berasal dari pembiayaan mandiri.
Program Jokowi Kurang Dilirik
Rully Akbar mengatakan selama dua bulan masa kampanye, pasangan capres-cawapres Jokowi-KH Maruf Amin belum mengkampanyekan program secara maksimal.
Pasalnya, seluruh program yang ditawarkan tidak ada satupun yang menjadi pembicaraan dan ramai diberitakan media massa.
"Dalam dua bulan masa kampanye, program-program belum maksimal dikampanyekan. Buktinya tak ada satupun program yang terbaca dalam media monitoring," ujar Rully.
Berdasarkan Hasil Survei LSI Denny JA terbaru, terdapat enam program pasangan Jokowi-KH Maruf Amin yang telah diketahui oleh masyarakat.
Rata-rata di atas 50 persen responden mengetahui keenam program tersebut.
Keenam program itu adalah Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), beras sejahtera, Program Keluarga Harapan (PKH), pembangunan infrastruktur dan pembagian sertifikat tanah.
Namun, keenam program tersebut tidak masuk dalam 10 daftar teratas yang ramai diberitakan di media massa maupun di media sosial.
Berdasarkan data strategic room LSI Denny JA, ada 10 isu yang ramai di media sosial dan pemberitaan media online, yakni hoaks Ratna Sarumpaet, pembakaran bendera, tampang Boyolali, politik sontoloyo, politik genderuwo.
Lalu, isu 4 tahun kepemimpinan Jokowi, janji Esemka, Game of Thrones Jokowi, Sandiaga lompat makam dan Jokowi gratiskan Suramadu.
"Akibatnya dua bulan masa kampanye, kontestasi program dikalahkan isu sensasional," tandasnya.
Kecipratan Elektabilitas
Isu yang sering dimainkan paslon menjadi pembicaraan di media sosial dan media massa online.
Hasil survei LSI Denny JA menunjukan ada tiga isu yang bersumber dari Prabowo-Sandi. Namun, justru ketiga isu itu memberi efek elektoral positif terhadap elektabilitas paslon Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Yang paling tinggi adalah isu hoaks Ratna Sarumpaet, sebanyak 65 persen responden mengatakan isu tersebut membuat dirinya memilih Jokowi-Ma’ruf, semantara hanya 8 persen yang mengatakan akan memilih Prabowo-Sandi karena isu itu,” kata Rully.
Isu kedua soal Tampang Boyolali yang diucapkan oleh Prabowo berdampak pada 55 persen responden memilih Jokowi dan hanya 35 persen yang memilih Prabowo.
“Dan isu ketiga yang berasal dari Prabowo-Sandi tapi menguntungkan Jokowi adalah isu Sandiaga melompati makam yang membuat 51 persen responden memilih Jokowi dan 40 persen saja yang membuatnya memilih Prabowo,” imbuhnya.
Sementara, isu lainnya yang memberi efek elektoral positif untuk paslon Jokowi-Ma'ruf adalah pidato “Games of Thrones”, tol gratis Suramadu dan isu empat tahun pemerintahan Jokowi.