Pembantaian di Papua
Cerita Karyawan PT Istaka Karya Selamat dari Pembantaian KKB dan Adu Tembak TNI Selama 16 Jam
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menerima laporan baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terjadi di Nduga.
SURYA.co.id | JAKARTA - Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menerima laporan soal baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terjadi di Nduga.
"Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah Pos sehingga salah seorang anggota yonif 755/Yalet a.n. Serda Handoko membuka Jendela. Serda Handoko kemudian tertembak dan gugur. Anggota pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari jam 05.00 pagi (WIT) hingga 21.00 WIT".
Kutipan tersebut adalah laporan yang diterima Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi dan diketik tertanggal Selasa (4/12/2018). Kutipan tersebut terlampir dalam rilis resmi yang dikeluarkan Aidi.
• Berita Terkini, Fuad Amin Suap Kalapas Sukamiskin agar Bebas Keluar Penjara. Lihat Rincian Suapnya
• Dimas Kanjeng Taat Pribadi Divonis Tanpa Hukuman oleh Hakim Pengadilan Negeri Surabaya
Dalam rilis tersebut, Aidi menceritakan kembali kesaksian korban pembantaian oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dari pekerja PT Istaka Karya, Jimmy Aritonang.
Jimmy Aritonang telah berhasil diselamatkan TNI.
Menurut pengakuan Jimmy kepada Aidi, pada Sabtu (1/12/2018) seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja.
Itu karena pada hari tersebut ada upacara peringatan 1 Desember 2018 yang diklaim sebagai hari kemerdekaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Acara tersebut juga dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.
Sekira pukul 15.00 WIT kelompok KKSB mendatangi camp pekerja PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan sejumlah 25 orang keluar.
Mereka kemudian digiring menuju kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat dan dikawal sekitar 50 orang anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bersenjata campuran standard militer.
Keesokan harinya, pada Minggu (2/12/2018) pukul 07.00 WIT, seluruh pekerja dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit Puncak Kabo.
Di tengah jalan, mereka dipaksa berbaris dengan formasi lima saf dan berjalan jongkok.
Tidak lama kemudian, para anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam suasana kegirangan menari-nari sambil meneriakkan suara hutan khas pedalaman Papua.
Kemudian tiba-tiba mereka secara sadis menembaki para pekerja tersebut.
Sebagian pekerja tertembak mati di tempat dan sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah.
Setelah itu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) meninggalkan para korban dan melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.
Sebanyak 11 orang karyawan yang pura-pura mati berusaha bangkit kembali dan melarikan diri.
Namun malangnya mereka terlihat oleh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sehingga mereka dikejar.
Sebanyak lima orang yang tertangkap dan digorok oleh KKSB kemudian meninggal di tempat.
Sebanyak enam orang lainnya berhasil melarikan diri ke arah Mbuah.
Dua dari enam orang tersebut kini belum ditemukan.
Namun, sebanyak empat dari enam orang tersebut di antaranya saksi Jimmy Aritonang selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua.
Pada Senin (3/12/2018) sekira pukul 05.00 WIT, Pos TNI 755/Yalet tempat korban diamankan diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bersenjata yang masih melakukan pengejaran terhadap pekerja.
Anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyerang pos TNI tersebut menggunakan senjata standar militer campuran panah dan tombak.
Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah Pos.
Lemparan batu ke arah jendela tersebut membuat seorang anggota yonif 755/Yalet a.n. Serda Handoko membuka jendela.
Ketika Serda Handoko membuka jendela, kemudian anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembaknya sehingga gugur.
Anggota TNI yang berada di pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari jam 05.00 WIT hingga 21.00 WIT.
Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada Selasa (4/12/2018) pukul 01.00 WIT, Komandan Pos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan.
Pada saat itulah seorang anggota TNI Pratu Sugeng tertembak di lengan.
Pada Selasa (4/12/2018) pukul 07.00 WIT Satgas gabungan TNI-Polri berhasil menduduki Mbuah dan melaksanakan penyelamatan serta evakuasi korban.
Di hari yang sama sekira pukul 17.45 WIT pasukan gabungan TNI-Polri berhasil mengevakuasi 12 masyarakat.
Sebanyak 12 orang tersebut terdiri dari 4 orang karyawan PT Istaka Karya, 6 orang petugas Puskesmas Mbuah dan 2 orang guru SMP Mbuah.
Sebanyak tiga dari empat orang karyawan PT Istaka Karya yang mengalami luka tembak korban kekerasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan saat ini sedang dievakuasi ke RSUD Wamena.
Mereka kemudian dievakuasi menggunakan Helikopter milik TNI AD.
"Menurut keterangan dari saksi Jimmy, jumlah pekerja PT Istaka Karya yang jadi korban dan dipastikan meninggal dunia dibantai oleh KKSB di lereng bukit Puncak Kabo adalah 19 orang," kata Aidi dalam rilis yang diterima Tribunnews.com (grup SURYA.co.id/surabaya.tribunnews.com) pada Rabu (5/12/2018) tersebut.
Kejadian tersebut berawal dari diterimanya laporan dari Pendeta Wilhelmus Kogoya (Tokoh gereja distrik Yigi) melalui saluran Radio SSB yang diterima oleh aparat keamanan pada tanggal Senin (3/12/2018) pukul 15.30 WIT.
Laporan tersebut mengatakan bahwa telah terjadi pembantaian terhadap pekerja jembatan karyawan PT Istaka Karya.
Dalam laporan dikabarkan sejumlah 24 orang tewas tertembak.
Menanggapi laporan tersebut aparat keamanan TNI-Polri segera mengirim pasukan ke TKP dalam rangka upaya penindakan dan evakuasi korban sehingga terjadi aksi baku tembak sebagaimana yang diceritakan Aidi dalam rilisnya tersebut.