Lahir dari Keluarga Miskin di Surabaya, Dato Sri Tahir Tukarkan Dolar ke Rupiah Senilai Rp 2 Triliun
Lahir dari Keluarga Miskin di Surabaya, Dato Sri Tahir Tukarkan Dolar ke Rupiah Senilai Rp 2 Triliun.
Hari ini nilai tukar rupiah melalui kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate menyentuh level Rp 15.246 per dolar AS.
Angka ini melemah 52 basis poin ketimbang saat ditutup pada hari Jumat lalu, 12 Oktober 2018 di level Rp 15.194 per dolar AS.
Tercatat, sebelum Tahir ada sejumlah pengusaha yang melakukan aksi tukar dolar juga. Calon wakil presiden Sandiaga Uno misalnya.
Pada 6 September lalu, Sandiaga menukarkan US$ 1.000 di sebuah money changer di kawasan Senayan. Ia mengaku penukaran dolarnya itu sebagai bentuk gimmick.
"Jadi kemarin saya tanya ke rekan saya. Saya bilang sudah tukar, gimmicknya kan kami tukar di money changer.
Saya tanya, efektif enggak kemarin saya tukar di money changer? dia bilang, efektif mungkin satu dua hari pertama," ujar Sandiaga, 5 Oktober 2018 lalu.
Setelah itu, ada Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha atau Forkas Jawa Timur (Jatim) mengumpulkan US$ 50 juta dengan cara patungan untuk ditukarkan kurs rupiah. Dana US$ 50 juta atau setara dengan Rp 742 miliar (kurs Rp 14.840 per dolar AS) itu dikumpulkan dengan cara patungan untuk membantu pemerintah menguatkan nilai rupiah terhadap dolar.
“Kami (Forkas) berharap gerakan ini dapat memberikan pemahaman bahwa pengusaha juga tidak tinggal diam saat Rupiah terpuruk,” kata Ketua Forkas Jatim, Nur Cahyudi dalam rilis pada Kamis, 20 September 2018.
Nur mengatakan pengumpulan tersebut mulanya dilakukan secara spontan dengan kesadaran para pengusaha melihat kondisi rupiah yang kian terpuruk dan saat itu mencapai Rp 15 ribu per dolar AS.
“Dalam tiga hari ini telah terkumpul sebanyak 50 juta dolar," katanya.
Tak hanya itu, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir bersama sejumlah pengusaha lainnya juga sepakat mengkonversi transaksi bisnis yang pada mulanya berdenominasi dolar AS ke rupiah.
Hal tersebut ditandai dengan deklarasi oleh Adaro bersama rekan bisnisnya, yakni PT Pertamina (Persero), PT Pamapersada Nusantara, PT Bumi Makmur Mandiri Utama, dan PT Sapta Indra Sejati di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, awal Oktober lalu.
"Ini satu event yang mungkin kelihatan sederhana, namun mudah-mudahan impact-nya bisa memberikan sesuatu yang positif untuk negara kita," ujar Garibaldi, 3 Oktober 2018, seperti dilansir Tempo.co.
Selama ini transaksi yang dilakukan Adaro dengan mitra-mitranya, kata Boy, panggilan Garibaldi, memang masih berdenominasi dolar AS.
Sebelum deklarasi, transaksi berdenominasi rupiah baru dilakukan bersama Pertamina dan Bumi Makmur. Sementara Pama dan Sapta Indra belum.