Kilas Balik
Persahabatan Soeharto dengan Sultan Hassanal Bolkiah, Masih Sempat Menjenguk Pak Harto Saat Sakit
Persahabatan Soeharto dengan Sultan Hassanal Bolkiah tampaknya lebih dari sekedar hubungan diplomatis antar dua kepala negara. Simak kisahnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Beruntung saat itu masih ada yang buka.
Setelah itu Soeharto meminta anak-anaknya untuk berkumpul makan pizza bersama.
Bukan tanpa sebab Soeharto meminta pizza. Ternyata pizza itu sebagai simbol perayaan ulang tahun putra-putrinya.
"Tiba-tiba bapak menyanyikan lagu “Panjang Umurnya”. Rupanya bapak ingat, bahwa pada bulan Januari ada anaknya yang ulang tahun, yaitu saya, pada tanggal 23 Januari. Kami menemani bapak makan Pizza. Bapak dhahar satu potong pizza dengan lahap," tulis Tutut.
Momen kebersamaan Soeharto dan anak-anaknya itu diabadikan melalui kamera di ponsel Titiek.
"Kami tidak pernah mengira, bahwa itu foto kami berenam terakhir dengan bapak. Bila malam itu Titiek tidak membawa HP-nya, mungkin kami tidak punya kenangan terakhir dengan bapak yang dapat kami abadikan".
Setelah itu, Soeharto pamit untuk sholat Tahajud yang memang rutin dilakukan selama ini.
Tak seperti biasa, Soeharto meminta tempat tidurnya diputar menghadap kiblat.
"Ada salah satu dokter menyampaikan kepada bapak, “Kalau sedang sakit, boleh tidak menghadap kiblat bapak.”
Bapak menjawab pelan tapi tegas: “Saya mau menghadap kiblat.”
Akhirnya, kami ikuti keinginan bapak. Suweden, salah seorang yang selalu setia menemani bapak, dibantu Sigit memutar tempat tidur menghadap kiblat. Dan bapak melakukan ibadah sholat tahajud. Subhannalloh".
Kesokan harinya (satu hari sebelum beliau wafat), tim dokter seperti biasanya, memeriksa kesehatan bapak. Selesai diperiksa, bapak memanggil saya.
Saat itulah Soeharto memberikan wasiat terakhir untuk Tutut.
“Kamu dengarkan wuk. Kamu anak bapak yang paling besar, sepeninggal bapak nanti, tetap jaga kerukunan kamu dengan adik-adikmu, cucu-cucu bapak dan saudara-saudara semua. Kerukunan itu akan membawa ketenangan dalam hubungan persaudaraan, dan akan memperkuat kehidupan keluarga. Selain itu Allah menyukai kerukunan. Ingat pesan bapak…, tetap sabar, dan jangan dendam. Allah tidak sare (tidur),” bapak memberi nasehat dengan lirih".
Mendengar hal itu Mbak Tutut tak kuasa menahan air matanya.