Single Focus

Pop Up Marketer Tarik Perhatian Pengunjung lewat Dekorasi dan Selebriti

Tiap kali digelar, Pop Up Market selalu kebanjiran pengunjung, utamanya pada Sabtu dan Minggu.

Penulis: Delya Octovie | Editor: Parmin
SURYAOnline/ahmad zaimul haq
NUANSA HUTAN - Pengunjung saat berada disalah satu booth atau stand pameran “Little Jungle Bazaar” di Galaxy Exhibition Center Galaxy Mall, Jumat (14/9/2018). Bazaar menghadirkan nuansa hutan itu menyediakan berbagai macam kuliner dan produk seperti busana, aksesoris serta mainan anak. Panitia menggunakan tema menarik, dekorasi kekinian, dan workshop untuk menarik pengunjung. 

SURYA.co.id, SURABAYA - Pop Up Market tengah digandrungi masyarakat Surabaya. Hampir tiap akhir pekan mulai Jumat sampai Minggu, mal-mal di Surabaya menggelar bazaar bertema, diadakan event organizer yang berbeda, seperti Marketworld, Headquarters Market, Pazaar Market, Kepo Market, dan Basha Market.

Tiap kali digelar, Pop Up Market selalu kebanjiran pengunjung, utamanya pada Sabtu dan Minggu.

Pop Up Market 'Flip Flop' by Marketworld milik kakak-beradik William Lokman (19) dan Edbert Lokman (18) yang digelar 16-19 Agustus 2018 di Galaxy Mall Surabaya itu, dihadiri lebih dari 7000 pengunjung pada puncak acara,

Sedangkan Pop Up Market 'KITAMA' dari Headquarters Market yang diadakan 1-3 Juni 2018 di Tunjungan Plaza 3 Surabaya, berhasil menarik 8.500 pengunjung pada hari pertamanya.

Evelyn Natassya, co-founder Headquarters Market pada wawancara dengan Surya 1 Juni 2018 lalu, menyebut angka tersebut masih bisa berkembang.

Ia mematok target pengunjung pada Sabtu dan Minggu sebanyak 18.000.

"Biasanya sih bisa lebih dari itu," ujarnya.

Menurut Olivia Chahyadi dari Kepo Market yang bulan Juli kemarin menghelat bazaar 'Kepo Hero', alasan mengapa Pop Up Market bisa menarik hingga belasan ribu pengunjung adalah banyaknya produk maupun tenant bazaar, yang kebanyakan hanya bisa ditemui saat bazaar saja.

"Pop Up Market digemari masyarakat Surabaya karena di dalam Pop Up Market, pengunjung dapat menemukan banyak hal seperti baju, make up, terutama makanan yang banyak dari luar Surabaya, bahkan luar negeri," jelasnya, Jumat (14/9/2018).

Hal ini juga diakui oleh Gilian Yani (30).

Gilian yang menjalankan Pazaar Market bersama suaminya, Alexander Rizki (30) ini berawal dari seorang tenant bazaar yang telah mengikuti berbagai Pop Up Market, yang diadakan oleh bermacam-macam event organizer, selama dua tahun.

"Sebagai penyewa stan selama dua tahun di berbagai Pop Up Market, saya merasa omzet yang didapat lumayan, brand saya juga makin dikenal. Sampai-sampai sekali saja saya tidak ikut bazaar, orang mencari-cari," tuturnya ketika ditemui di Pop Up Market yang tengah ia adakan di Galaxy Mall, yakni 'Little Jungle', Jumat (14/9/2018).

Perempuan asal Ambon itu menyebut jarang ditemuinya stan-stan bazaar Pop Up Market di Surabaya menjadi faktor kuat kepopulerannya.

Yang biasanya menjadi incaran utama adalah makanan, karena pengusaha makanan yang ikut Pop Up Market biasanya tidak memiliki stan tetap, sehingga Pop Up Market merupakan penghasilan utama mereka.

Kedua adalah stan fashion.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved