Kilas Balik

Asal Usul Pisau Komando Identitas Kopassus - Didesain untuk Menusuk Jantung Manusia oleh Tokoh Ini

Pisau komando merupakan senjata khas yang menjadi identitas khusus pasukan Kopassus. Begini asal usul dari pisau komando

McDonaldarms.com
Pisau Fairbairn & Sykes atau yang lebih dikenal pisau Komando milik Kopassus 

Saat Perang Dunia II meletus dan AS mulai mempersiapkan militernya ke medan perang, Fairbairn ditugasi ke AS untuk memperkenalkan pisau ini kepada Office of Strategic Services (OSS).

Baca: Kisah Seorang Ayah Tutup Hampir 600 Lubang di Jalanan India Gara-gara Nasib Tragis Menimpa Putranya

Baca: Serupa dengan Aksi Jojo, Anthony Ginting Dapat Kartu Kuning di Japan Open 2018 Karena Lakukan Ini

Baca: Pendaftaran CPNS 2018: Update Jumlah Formasi CPNS 2018 di Daerah Jawa Timur, Jateng, Jabar & Bali

OSS adalah agen intelijen AS di masa Perang Dunia II.

AS menilai pisau komando buatan Fairbairn ini sangat efektif untuk digunakan oleh agen intelijen mereka.

Pisau Fairbairn & Skyes kemudian menjadi idola di kalangan pasukan khusus dunia.

Royal Marines, 1st Independent Parachute Brigade Plandia, ParaCommando Brigade Belgia, Grup Gerak Khas Malaysia, dan pasukan Komando Singapura adalah beberapa pengguna setia pisau komando ini.

Kehadirannya di Indonesia sendiri tidak terlalu jelas.

Beberapa literatur menyebut bahwa pisau komando ini diperkenalkan di masa-masa awal Kopassus saat masih menyandang nama Kopassandha.

 Yang jelas, pisau komando ini telah menjadi saksi mata tangguhnya pasukan baret merah di dalam perjalanan bangsa ini.

Kisah Heroik Seorang Prajurit Kopassus Hadapi Ratusan Pemberontak Fretilin

Dari sekian banyak jejak perjuangan mereka, ada jejak seorang anggota Kopassus melegenda dan menjadi sejarah.

Ia adalah Pratu Suparlan, satu di antara anggota Kopassus yang mengorbankan nyawanya saat menjalankan misi.

Dilansir dari laman kopassus.mil.id, kisah heroik ini terjadi di medan perang, di wilayah Timor Timur, atau sekarang bernama Timor Leste.

Peristiwa yang terjadi pada 9 Januari 1983 ini, menjadikan Pratu Suparlan seorang yang sangat diingat.

Kala itu, ia bersama timnya tengah berpatroli di wilayah Timor Timur.

Di bawah pimpinan Letnan Poniman Dasuki, Pratu Suparlan dan anggota lainnya  berpatroli di garis rawan musuh, yakni di pedalaman hutan bumi Lorosae.

Baca: Cara Melacak Pasangan yang Selingkuh via Whatsapp (WA)

Baca: Duta Sheila On 7 Punya 2 Hal yang Jarang Tersorot, Ini Potret Rumah & Restoranya yang Hits di Jogja

Baca: Tanggapan Pengacara Lina Soal Isu Perselingkuhan dengan Pria Berkaca Mata, Inisial TP

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved