Berita Sidoarjo
Modal Iuran Rp 100 ribu, Kopti Karya Mulya Jadi Satu-satunya Koperasi yang Bisa Impor Kedelai
Berawal dari modal iuran Rp 100 ribu dari anggotanya dan bantuan dari Bank Jatim, Kopti Karya Mulya di Sidoarjo sukses berkembang hingga impor kedelai
Penulis: M Taufik | Editor: Eben Haezer Panca
Awal-awal dulu, kebutuhan kedelai untuk para perajin tempe dan tahu hanya sekitar 5 ton perhari. Namun seiring perkembangan usaha para anggota, kebutuhannya meningkat jadi 9 sampai 10 ton perhari sejak beberapa tahun belakangan.
"Sepanjang perjalanan kami, masalah yang terus kami hadapi adalah naik turunnya harga kedelai. Karena 100 persen kedelai yang kami beli adalah kedelai impor," ungkap Sukari saat berbincang dengan Surya di sela kesibukannya.
Agar bisa mendapat harga lebih murah, Mei 2017 lalu, koperasi ini memberanikan diri untuk mengimpor langsung kedelai dari Amerika dan Kanada.
Mereka mengawalinya dengan mengurus berbagai perizinan untuk bisa impor kedelai.
"Ketika itu kami jadi satu-satunya koperasi yang punya izin impor. Tapi setelah mengantongi izin pun kami belum bisa mengimpor kedelai karena modal kami tidak cukup," ceritanya.
Untungnya, koperasi sudah punya aset berupa tanah dan bangunan 10x15 meter di Desa Semande. Aset itu kemudian dipakai sebagai jaminan untuk mengajukan pinjaman ke Bank Jatim Cabang Sidoarjo.
Melalui serangkaian proses, pengajuan itu disetujui. Kopti Karya Mulya mendapat pinjaman Rp 600 juta dari bank milik Pemprov Jawa Timur tersebut.
Proses impor pun dilakukan. Kopti Karya Mulya mendatangkan lima kontainer kedelai dari Amerika yang berat totalnya mencapai 123,4 ton.
"Ternyata biaya impor mencapai Rp 850 juta. Untungnya kami punya simpanan sukarela, sehingga bisa untuk menutupi biaya tersebut," tutur Sukari.
Karena tingginya kebutuhan kedelai, barang hasil impor inipun tak sampai satu bulan sudah ludes. Koperasi lantas kembali mengimpor kedelai dari Kanada, tapi hanya satu kontainer yang beratnya sekitar 20,8 ton.
Sekarang, mereka juga sedang berancang-ancang untuk kembali mengajukan pinjaman ke Bank Jatim guna meningkatkan kinerjanya mendatangkan lagi kedelai dari luar negeri dengan volume lebih besar. Tentu nilai pinjaman yang diajukan juga jauh lebih besar ketimbang angka sebelumnya.
Bisnis yang dijalankan semakin moncer, aset koperasi ini pun terus bertambah. Sekarang ini gedung mereka yang sebelumnya 10x15 meter sudah bertambah besar menjadi 10x42 meter. Koperasi juga sudah punya dua truk untuk transportasi.
Kendati sudah bisa impor sendiri, koperasi Karya Mulya tetap belum bisa meninggalkan distributor. Ini lantaran impor yang dilakukan belum bisa rutin, sehingga tetap harus membeli kedelai lewat distributor untuk mencukupi kebutuhan produksi yang mencapai 9 sampai 10 ton perhari.
Bank Jatim Cabang Sidoarjo juga terus memantau perkembangan koperasi yang menjadi nasabahnya tersebut. Melihat perkembangan kinerjanya, pengajuan pinjaman untuk pengembangan usaha koperasi ini sangat dipertimbangkan oleh Bank Jatim.
"Fokus Bank Jatim memang lebih ke penguatan ekonomi daerah. Tentu usaha-usaha seperti Kopti Karya Mulya ini mendapat perhatian dari kami," jawab Hariani, Kepala Bank Jatim Cabang Sidoarjo.