Cara Farhat Abbas Memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Hadapi 'Serangan' Fadli Zon

Gairah pengacara Farhat Abbas untuk berkarir di dunia politik belum padam. Ia kini disiapkan timses Jokowi melawan Fadli Zon.

Editor: Tri Mulyono
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pengacara Farhat Abbas saat berada di kantor Cyber Krimsus Polda Metro Jaya, di Jakarta, Selasa (30/1/2018). Farhat Abbas diperiksa sebagai saksi pelapor dengan terlapor Nikita Mirzani atas tuduhan pencemaran nama baik pada salah satu acara stasiun TV swasta. 

Selanjutnya di Jakarta Barat, Farhat memperoleh 1.938 suara.

Sehingga total perolehan suaranya hanya 2.986 dan memastikan Farhat Abbas tidak lolos ke Senayan.

Pada bulan Oktober 2013, Farhat Abbas juga mencalonkan diri sebagai calon bupati dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kolaka, Sulawesi Tenggara, namun tidak menang.

Farhat juga mengampanyekan dirinya menjadi calon presiden dengan slogan "AkuIndonesia".

Namun, tidak ada partai yang meminangnya.

Kontroversi

Seperti dilansir Wikipedia, Farhat dikenal karena sering menangani kasus-kasus hukum yang dialami para selebriti.

Ia sendiri akhirnya menjadi terkenal layaknya selebritis juga.

Selain itu, Farhat juga dikenal masyarakat karena ucapannya dalam mengomentari kasus yang sedang tren, tingkah laku selebriti, pejabat dan politikus secara blak-blakan, bahkan cenderung menghujat.

Banyak yang menilai Farhat melakukan hal itu sekadar mencari sensasi untuk menarik perhatian masyarakat namun Farhat membantah semua tuduhan itu.

Menurut Farhat, dirinya tidak perlu mencari sensasi untuk sekadar menaikkan popularitasnya.

Farhat mengaku masyarakat sudah mengenal dirinya sebelum dia membuat pernyataan kontroversial itu.

Pada 9 Januari 2013, Farhat Abbas membuat kontroversi dengan komentarnya pada media sosial Twitter mengenai kasus plat mobil Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama  (Ahok).

Sejumlah pihak menyatakan komentar Farhat sebagai komentar rasis.

Akibat hal ini, Farhat dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Anton Medan dan pimpinan Komunitas Intelektual Muda Betawi, Ramdan Alamsyah.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved