Citizen Reporter

Joko Tarub Pernah Tinggal di Tuban

Joko Tarub benar-benar ada dan ternyata pernah di Tuban. Sendang tempat para bidadari mandi juga masih ada.

Editor: Endah Imawati

Di saat patah hati karena tidak berhasil menyunting gadis pujaan, Joko Tarub berkelana. Ia menjauh dari rumah, meninggalkan seluruh keluarganya.

Dalam perjalanannya yang tanpa tujuan itu, Joko Tarub lebih dikenal dengan julukan Joko Lelono atau lelaki yang berkelana. Singkat cerita, sampailah ia di suatu kawasan hutan, yang di dalamnya terdapat sumber mata air yang mengalir deras atau disebut sendang.

Di situlah, tanpa disengaja, ia menjumpa seorang gadis yang sungguh sangat memesona. Saking luar biasa aura kecantikannya, Joko Tarub pun jatuh hati. Luka cinta yang pernah dialami, seketika sembuh, berganti kebahagiaan berkasih dengan gadis yang dipujinya bak bidadari.

Menikah, menetap, dan sampai meninggal dihabiskannya di dalam kawasan itu. Kawasan itu kini dikenal sebagai Morosemo, Desa Sumberagung, Plumpang, Tuban.

Sebagaimana disampaikan Ashfiyah, salah seorang warga desa itu, belum ada penelitian tentang benar atau tidaknya cerita lisan itu. Informasi mengenai kisah Joko Tarub yang banyak diketahui selama ini, hanya berdasarkan cerita rakyat yang sudah diyakini bersama, dan turun temurun.

Tidak sekadar cerita, karena ada sebongkah batu besar di pinggir sendang atau mata air itu, yang disebut-sebut sebagai tempat mandinya para bidadari. Ada banyak goresan searah di atasnya, seperti bekas cengkeraman tangan. Demikian juga, di sisi timur laut, sekitar 15 meter dari sendang, terdapat satu kuburan yang dipercaya sebagai makam Joko Tarub.

Terlepas dari nuansa legenda lelaki pengelana itu, kawasan Joko Tarub ini pernah menjadi tempat rekreasi yang sangat terkenal di era 1980-an. Selain sebagai kawasan hutan murni dengan satwa liarnya, juga memiliki beberapa jenis satwa langka layaknya kebun binatang.

Akan tetapi, kini semua tinggal cerita. Kera hutan yang dulu sangat banyak, sudah tidak ada yang tampak. Menurut para warga, kera-kera itu sudah berpindah ke kawasan lain yang lebih aman dan mudah untuk bisa melangsungkan hidupnya.

Sendangnya hingga kini masih dimanfaatkan warga sekitar. Melalui pipa-pipa, air dialirkan ke rumah-rumah. Selain itu, sendang yang kini di dalamnya dijadikan tempat hidup beberapa spesies ikan, masih sering digunakan anak-anak sebagai tempat bermain yang mengasyikkan.

Sebagai kawasan yang pernah diminati sebagai tempat rekreasi dan ajang berwisata, seharusnya Joko Tarub "dihidupkan" kembali, dipoles, dan dikelola dengan betul. Itu supaya lebih bermanfaat.

Sangat disayangkan jika potensi-potensi alam yang begitu indah tidak dikelola dengan baik. Orang masa kini membutuhkan keindahan alam yang asli, asri, nan sejuk. Betapa luar biasanya jika Joko Tarub dihadirkan lagi demi kecintaan pada pelestarian dan menjaga keasrian alam. Itu sekaligus menjadi wisata yang digemari masyarakat.

M Nurroziqi
Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya
Tinggal di Desa Sugiharjo, Tuban

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved