Berita Trenggalek

Guru Tari yang Cabuli 10 Bocah di Trenggalek Pakai Kedok 'Ritual Memasukkan Pulung'

Menurutnya, ritual memasukkan pulung hanya sebagai kedok. Ritual ini sebenarnya hanya memasangkan ikat kepala yang sudah diberi mantra.

Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
surya/david yohannes
Hadi Marufin (41) yang mencabuli bocah-bocah yang belajar tari dengannya, saat di Polres Trenggalek 

SURYA.co.id | TRENGGALEK - Hadi Ma'rufin (41), tersangka pencabulan di bawah umur asal Dusun Karangtengah, Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari mengakui perbuatannya.

Namun menurut Hadi, dirinya hanya menyetubuhi satu orang anak.

Sedangkan 9 lainnya hanya dicabuli, seperti diremas-remas bagian vitalnya.

"Saya menyesal, saya minta maaf kepada semua anak yang menjadi korban," ujar Hadi, saat di Mapolres Trenggalek.

Menurutnya, ritual memasukkan pulung hanya sebagai kedok.

Ritual ini sebenarnya hanya memasangkan ikat kepala yang sudah diberi mantra.

Biasanya ritual ini hanya dilakukan di ruang tamu, dilanjutkan menonton pertunjukan tari barongan di ruang tamu bersama-sama.

"Saat itu saya khilaf, awalnya ingin mengobati (salah satu korban) yang jatuh dari motor," ucap Hadi.

Hadi sebenarnya memang penari barongan yang biasa pentas bersama kelompok jaranan.

Laki-laki yang bekerja sebagai petani ini sudah ikut kelompok jaranan sejak lama.

Namun Hadi melatih anak-anak menari barong sekitar satu bulan sebelumnya.

"Kebetulan ada satu anak yang saya latih, dia mengajak teman-temannya sehingga berkumpul banyak anak," tuturnya.

Semua korban yang sudah diketahui saat ini berasal dari Kabupaten Tulungagung.

Saat ini tari barongan memang tengah naik daun baik di Tulungagung, maupun Trenggalek.

Banyak anak-anak muda yang mempelajari tarian ini, bahkan membeli barongan sendiri.

Anak-anak yang diasuh Hadi membuat perkumpulan bernama IPENKA.

Namun Hadi mengaku tidak tahu apa kepanjangan IPENKA.

"Anak-anak yang membuat, saya tidak tahu apa artinya," tambah Hadi.

Sejauh ini belum ada anak didik Hadi yang benar-benar bisa menari barongan dan pentas.

Terungkapnya kasus ini bermula dari kekesalan warga, karena aktivitas Hadi bersama anak didiknya yang tak kenal waktu.

Baca: Geger Kabar Seks Bebas di Rumah Guru Tari, Faktanya Memilukan, Polisi Evakuasi 22 Cowok Cewek

Baca: Motor Hantam Truk di By Pass Krian Sidoarjo, Suami Istri dan Anaknya Tewas Seketika

Baca: VIDEO - 5 Fakta Yang Terungkap Tentang Komunitas Pesta Seks Tukar Istri di Malang

Puncaknya, Kamis (12/4/2018) warga bersama polisi membubarkan aktivitas di rumah Hadi.

Ketika itu beredar kabar ada pesta miras dan seks bebas di rumah Hadi.

Namun polisi memastikan tidak ada miras dan seks bebas.

Polisi mengevakuasi 15 anak laki-laki dan tujuh anak perempuan berusia 10 tahun hingga 15 tahun.

Dari pengakuan anak-anak ini, mereka kerap melakukan ritual pengisian pulung.

Pascapembubaran aktivitas di rumah Hadi, satu orang anak melapor pernah disetubuhi Hadi.

Dari pengembangan penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Trenggalek, ada sembilan anak lainnya yang dicabuli Hadi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved